Big Crunch. Image: Wikimedia |
Hal ini disebut sebagai
Big Crunch. Pada saat itu, bintang-bintang begitu berdekatan
sehingga tabrakan di antara mereka sering terjadi, suhu gelombang mikro kosmik
akan meningkat sehingga bintang tidak mampu mengeluarkan panas dalamnya,
perlahan membuat mereka meledak meninggalkan panas.
Al-Qur'an menjelaskan hal ini dalam ayat berikut:
Al-Qur'an menjelaskan hal ini dalam ayat berikut:
Apabila matahari digulung. Dan apabila bintang-bintang berjatuhan. [Surat At-Takwir ayat 1-2]
Kata انْكَدَرَتْ atau “berjatuhan” secara bahasa berarti jatuh sekaligus kehilangan cahaya. Kurang lebih sama seperti penjelasan di atas. Adapun
yang dimaksud dengan matahari digulung kurang lebih mirip seperti simulasi
Black Hole dalam artikel eksistensi Black Hole menurut Al-Qur'an. Pakar
Astrofisika meyakini bahwa nasib akhir alam semesta tergantung pada tiga hal:
Bentuk alam semesta secara keseluruhan, Kepadatan alam semesta, Berapa banyak
Energi Gelap dalam alam semesta.
Menurut teori inflasi, bahwa
geometri alam
semesta adalah datar, seperti selembar kertas. WMAP telah
mengkonfirmasi hasil ini dengan akurasi dan presisi yang sangat tinggi. Kita
sekarang tahu bahwa alam semesta adalah datar dengan margin kesalahan hanya 0,4
persen. Hal ini menunjukkan bahwa alam semesta tak terbatas luasnya. Walaupun
demikian, karena alam semesta memiliki usia yang terbatas, kita hanya bisa
mengamati volume yang terbatas dari alam semesta. Alam semesta sejatinya jauh
lebih besar dari volume yang dapat kita amati.
Ilustrasi berikut menggambarkan bagaimana awal mula alam semesta.
Dari Big Bang (paling bawah) kemudian secara bertahap mengembang
dalam bentuk datar.
Alam semesta. Image: Wikimedia |
Dalam kajian kosmologi dikenal adanya Big Bounce, bahwa setelah alam semesta saat ini kolaps, akan terbentuk alam semesta yang baru. Salah satu gagasan mengenai Big
Bounce adalah apa yang berada di balik cakrawala Black Hole merupakan awal dari
alam semesta yang lain. Kita tahu bahwa Black Hole memiliki gravitasi sangat
tinggi sehingga cahaya sekalipun tidak bisa lolos. Tapi anggap saja kita masuk
ke dalam Black Hole, dan entah bagaimana bertahan dari kompresi kepadatan
sangat tinggi. Pada titik tertentu ada ledakan, yang memiliki efek membalikkan materi
yang kolaps dari bintang, yang mengarah ke ekspansi. Jika kita bertahan juga,
sepertinya kita
akan berada di wilayah alam semesta dimana semuanya bergerak menjauh satu sama
lain. Sebenarnya itu memang akan menyerupai tahap awal alam semesta kita
yang mengembang. Wilayah yang berkembang ini kemudian berkembang seperti alam
semesta kita sendiri. Pertama-tama ini mungkin melewati periode inflasi dan
menjadi sangat besar. Jika kondisi berkembang sesuai, galaksi dan bintang bisa
terbentuk, sehingga pada saatnya "alam semesta" baru ini bisa menjadi
salinan alam semesta kita.
Hal ini dijelaskan oleh
Al-Quran dalam ayat berikut:
(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung
lembaran - lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai
penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti
Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya. [Surat Al-Anbiya ayat 104]
Kata نَطْوِي atau “menggulung” secara bahasa bermakna “We
will fold” yang berarti menutupi atau membungkus sesuatu di dalamnya, mirip
seperti konsep singularitas. Para peneliti telah
menerapkan konsep mekanika kuantum pada kosmologi untuk menghasilkan
teori ilmiah yang memberi wawasan baru tentang Big Bang
dan penciptaan alam semesta. Pakar matematikawan yang berasal dari
Kanada dan Mesir telah mengembangkan sebuah teori ilmiah baru yang
berusaha menjelaskan apa yang ada di alam semesta sebelum Big Bang. Peneliti sampai pada kesimpulan bahwa alam semesta melewati
empat tahap yang berbeda. Teori baru ini mengusulkan bahwa ada alam semesta lain dalam fase kosmologis yang berbeda.
Para ilmuwan menjelaskan
bahwa alam semesta mengembang dengan cepat. Namun perubahan akan
terjadi disebabkan oleh mekanika kuantum yang pada akhirnya akan
menghentikan keseluruhan proses. Hal ini membuat alam semesta menyusut sampai mendekati titik tak terhingga sebelum mengembang lagi. Mereka menggabungkan
mekanika kuantum dan kosmologi dengan menggunakan versi modifikasi
dari prinsip ketidakpastian umum (GUP). Dalam model kosmologis ini,
alam semesta tidak dimulai dengan Big Bang, tapi ada transisi fase
dari satu fase alam semesta ke alam semesta lainnya. Hal ini
dimungkinkan karena alam semesta bisa eksis dalam empat fase berbeda
seperti air yang bisa eksis dalam tiga fase yang berbeda. Wallaahu
a'lam bishawaab.