Sampai dengan awal
1900-an, belum ada konsep mengenai usia alam semesta. Para Filsuf
berpikir bahwa alam semesta tidak memiliki awal dan tidak memiliki
akhir. Ketika melihat keluar pada sejumlah bintang di langit, manusia
kadang terpikir satu pertanyaan: Kapan alam semesta ini mulai ada?
Ada beberapa cara untuk
mendapatkan perkiraan yang baik pada usia alam semesta, tetapi belum
ada cara untuk mengetahui secara pasti. Anda mungkin bisa menebak
berapa umur seseorang. Akan agak sulit untuk menebak usia yang tepat,
tapi bagaimana Anda melakukannya? Anda dapat memperkirakan umur orang
tersebut setelah membandingkan dengan orang lain yang Anda kenal dari
berbagai usia. Dalam kasus alam semesta, kita hanya memiliki satu
alam semesta, jadi kita tidak bisa membandingkannya dengan semesta
lain.
Image: Wikimedia |
Para
ilmuwan dapat menentukan usia alam semesta
dengan menggunakan dua metode:
1. Mempelajari
benda-benda tertua dalam alam semesta
Alam semesta tidak
mungkin lebih muda dari obyek yang terkandung di dalamnya. Dengan
menentukan usia bintang tertua, para ilmuwan dapat menentukan batas
usia. Bintang yang dikenal sebagai gugus bola merupakan obyek paling
tua yang ada di alam semesta. Gugus bola diketahui memiliki bintang
dengan usia antara 11 dan 18 miliar tahun. Dari sini ilmuwan dapat
memperkirakan; semesta harus berusia setidaknya 11 miliar tahun.
2. Mengukur seberapa
cepat alam semesta mengembang
Alam semesta kita
diketahui masih mengembang hingga sekarang. Jika tingkat ekspansi
diketahui, para ilmuwan dapat menghitung mundur untuk menentukan usia
alam semesta, seperti polisi dapat mengungkap kondisi awal yang
mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Mereka menggunakan konstanta
Hubble, sebagai kunci penting untuk menemukan tingkat ekspansi alam
semesta. Sejumlah faktor menentukan nilai konstanta ini. Yang pertama
adalah jenis materi yang mendominasi alam semesta. Adapun yang kedua
adalah kepadatan.
Pada
tahun 2013, WMAP menentukan parameter ini dengan akurasi yang lebih
baik dari 1,5 persen. Berdasarkan ini, umur
alam semesta diperkirakan adalah sekitar 13,77 ±
0059000000 tahun. Secara sederhana sekitar 13,77
milyar tahun.
Al-Quran
memberikan keterangan mengenai usia alam semesta, tetapi dengan frame
referensi yang berbeda. Allah menggunakan 'Arsy
sebagai frame referensi, bukan bumi.
Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa,
kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan.
Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada
izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka
sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? [Quran 10:
3]
Ayat lain yang membahas mengenai usia alam
semesta dapat kita temukan dalam surat Al-A'raaf ayat 54, surat
Al-Furqaan ayat 50, surat As-Sajadah ayat 4, surat Qaaf ayat 38,
serta surat Al-Hadid ayat 4.
Sama seperti sulitnya
menentukan usia alam semesta, para ilmuwan sejauh ini belum menemukan
cara untuk menentukan umur yang tepat dari bumi. Hal ini karena
batuan tertua di planet kita telah didaur ulang dan dihancurkan oleh
proses lempeng tektonik. Walaupun demikian, para ilmuwan telah mampu
menentukan usia tata surya. Usia bumi dapat kita tentukan dari sini
karena tata surya dan bumi terbentuk dalam waktu yang bersamaan.
Image: Wikimedia |
Para ilmuwan dapat
menentukan usia bumi berdasarkan
dua bukti berikut:
1. Mineral tertua
(4,0-4,2 milyar tahun) berupa kristal zirkon kecil ditemukan di
batuan sedimen di Australia Barat.
2. Batuan bulan tertua
terbentuk ketika kerak masih berbentuk cair. Batu-batu ini telah
diuji dengan dua metode. Pengujian menunjukkan bahwa batu berusia
antara 4,4-4,5 milyar tahun.
Para
ilmuwan telah menemukan banyak meteorit, yang merupakan fragmen dari
asteroid yang jatuh ke bumi. Obyek ini memberikan keterangan terbaik
mengenai usia tata surya. Ada lebih dari 70 meteorit, dari berbagai
jenis dan usia yang telah diukur dengan menggunakan teknik
penanggalan radiometrik. Hasil penelitian
dari usia meteorit menunjukkan bahwa tata
surya terbentuk antara 4,53-4,58 milyar tahun lalu. Para ilmuwan
memperkirakan bahwa usia bumi sekitar 4,54
milyar tahun. Perkiraan ini
konsisten dengan perhitungan saat ini untuk usia Galaksi Bima Sakti.
Al-Quran
memberikan keterangan mengenai usia bumi, tetapi dengan frame
referensi yang berbeda. Allah menggunakan 'Arsy sebagai frame
referensi, bukan bumi.
Katakanlah:
"Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi
dalam dua masa dan kamu adakan
sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb
semesta alam". [Quran 41: 9]
Perbedaan Frame
Referensi
Usia
alam semesta dapat bergantung pada tempat di mana Anda berada di
dalamnya. Karena waktu yang dibutuhkan untuk cahaya melakukan
perjalanan, pengamat di planet selain bumi dapat menghasilkan
perhitungan yang berbeda. Pakar Astrofisika menegaskan
mengenai adanya dilatasi waktu di bumi. Kita mengalami waktu yang
lebih cepat di bumi dibandingkan dengan ketika anda berada di ruang
intergalaksi.
Usia
alam semesta adalah 6 masa atau setara dengan 13,77 milyar tahun
menurut perhitungan manusia.
Usia
bumi adalah 2 masa atau setara dengan 4,54 milyar tahun menurut
perhitungan manusia.
Pada
akhirnya, kita akan memperoleh konsep yang sama mengenai usia bumi
yaitu 1/3 x usia alam semesta.
Usia bumi mengacu pada 'Arsy sebagai frame referensi adalah 2 masa
atau 1/3 x 6 masa. adapun usia bumi mengacu pada perhitungan manusia
adalah 4,54 milyar tahun atau 1/3 x 13,77 milyar tahun. Dalam hal
ini, satu masa menurut 'Arsy adalah sekitar 2,27-2,29 milyar tahun di
bumi.
Selama
masih berada di bumi, perbedaan perhitungan observer mengenai usia
alam semesta tidak terlalu signnifikan, dalam hal ini antara
13,77-13,80 milyar tahun. Hal yang sama juga berlaku dalam menentukan
usia bumi, dalam hal ini antara 4,53-4,58
milyar tahun.
Ketika
pengukuran dilakukan di galaksi lain, perbedaan waktu bisa menjadi
signifikan. Jika ada planet yang bergerak dengan kecepatan ribuan km
/ s - atau mendekati kecepatan cahaya, maka alam semesta akan terlihat agak berbeda
dari perspektif mereka. Usia alam semesta ketika diamati di bumi
sekitar 13,77 milyar tahun, dapat berkurang sangat drastis misalnya
menjadi hanya 9 milyar tahun. Pada saat bersamaan, observer ketika
menghitung usia bumi sudah tidak lagi 4,54 milyar tahun, melainkan
berkurang menjadi hanya 3 milyar tahun. Dari frame referensi ini,
kita masih memperoleh rumus yang sama untuk menghitung usia bumi,
yaitu 1/3 x usia alam semesta. Wallahu a'lam.