Tuesday, February 23, 2016

Usia Alam Semesta & Usia Bumi

Sampai dengan awal 1900-an, belum ada konsep mengenai usia alam semesta. Para Filsuf berpikir bahwa alam semesta tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir. Ketika melihat keluar pada sejumlah bintang di langit, manusia kadang terpikir satu pertanyaan: Kapan alam semesta ini mulai ada?

Ada beberapa cara untuk mendapatkan perkiraan yang baik pada usia alam semesta, tetapi belum ada cara untuk mengetahui secara pasti. Anda mungkin bisa menebak berapa umur seseorang. Akan agak sulit untuk menebak usia yang tepat, tapi bagaimana Anda melakukannya? Anda dapat memperkirakan umur orang tersebut setelah membandingkan dengan orang lain yang Anda kenal dari berbagai usia. Dalam kasus alam semesta, kita hanya memiliki satu alam semesta, jadi kita tidak bisa membandingkannya dengan semesta lain.

Image: Wikimedia
Para ilmuwan dapat menentukan usia alam semesta dengan menggunakan dua metode:

1. Mempelajari benda-benda tertua dalam alam semesta

Alam semesta tidak mungkin lebih muda dari obyek yang terkandung di dalamnya. Dengan menentukan usia bintang tertua, para ilmuwan dapat menentukan batas usia. Bintang yang dikenal sebagai gugus bola merupakan obyek paling tua yang ada di alam semesta. Gugus bola diketahui memiliki bintang dengan usia antara 11 dan 18 miliar tahun. Dari sini ilmuwan dapat memperkirakan; semesta harus berusia setidaknya 11 miliar tahun.

2. Mengukur seberapa cepat alam semesta mengembang

Alam semesta kita diketahui masih mengembang hingga sekarang. Jika tingkat ekspansi diketahui, para ilmuwan dapat menghitung mundur untuk menentukan usia alam semesta, seperti polisi dapat mengungkap kondisi awal yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Mereka menggunakan konstanta Hubble, sebagai kunci penting untuk menemukan tingkat ekspansi alam semesta. Sejumlah faktor menentukan nilai konstanta ini. Yang pertama adalah jenis materi yang mendominasi alam semesta. Adapun yang kedua adalah kepadatan.

Pada tahun 2013, WMAP menentukan parameter ini dengan akurasi yang lebih baik dari 1,5 persen. Berdasarkan ini, umur alam semesta diperkirakan adalah sekitar 13,77 ± 0059000000 tahun. Secara sederhana sekitar 13,77 milyar tahun.

Al-Quran memberikan keterangan mengenai usia alam semesta, tetapi dengan frame referensi yang berbeda. Allah menggunakan 'Arsy sebagai frame referensi, bukan bumi.

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? [Quran 10: 3]

Ayat lain yang membahas mengenai usia alam semesta dapat kita temukan dalam surat Al-A'raaf ayat 54, surat Al-Furqaan ayat 50, surat As-Sajadah ayat 4, surat Qaaf ayat 38, serta surat Al-Hadid ayat 4.

Sama seperti sulitnya menentukan usia alam semesta, para ilmuwan sejauh ini belum menemukan cara untuk menentukan umur yang tepat dari bumi. Hal ini karena batuan tertua di planet kita telah didaur ulang dan dihancurkan oleh proses lempeng tektonik. Walaupun demikian, para ilmuwan telah mampu menentukan usia tata surya. Usia bumi dapat kita tentukan dari sini karena tata surya dan bumi terbentuk dalam waktu yang bersamaan.

Image: Wikimedia
Para ilmuwan dapat menentukan usia bumi berdasarkan dua bukti berikut:

1. Mineral tertua (4,0-4,2 milyar tahun) berupa kristal zirkon kecil ditemukan di batuan sedimen di Australia Barat.

2. Batuan bulan tertua terbentuk ketika kerak masih berbentuk cair. Batu-batu ini telah diuji dengan dua metode. Pengujian menunjukkan bahwa batu berusia antara 4,4-4,5 milyar tahun.

Para ilmuwan telah menemukan banyak meteorit, yang merupakan fragmen dari asteroid yang jatuh ke bumi. Obyek ini memberikan keterangan terbaik mengenai usia tata surya. Ada lebih dari 70 meteorit, dari berbagai jenis dan usia yang telah diukur dengan menggunakan teknik penanggalan radiometrik. Hasil penelitian dari usia meteorit menunjukkan bahwa tata surya terbentuk antara 4,53-4,58 milyar tahun lalu. Para ilmuwan memperkirakan bahwa usia bumi sekitar 4,54 milyar tahun. Perkiraan ini konsisten dengan perhitungan saat ini untuk usia Galaksi Bima Sakti.

Al-Quran memberikan keterangan mengenai usia bumi, tetapi dengan frame referensi yang berbeda. Allah menggunakan 'Arsy sebagai frame referensi, bukan bumi.

Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam". [Quran 41: 9]

Perbedaan Frame Referensi

Usia alam semesta dapat bergantung pada tempat di mana Anda berada di dalamnya. Karena waktu yang dibutuhkan untuk cahaya melakukan perjalanan, pengamat di planet selain bumi dapat menghasilkan perhitungan yang berbeda. Pakar Astrofisika menegaskan mengenai adanya dilatasi waktu di bumi. Kita mengalami waktu yang lebih cepat di bumi dibandingkan dengan ketika anda berada di ruang intergalaksi.

Image: Wikimedia
Usia alam semesta adalah 6 masa atau setara dengan 13,77 milyar tahun menurut perhitungan manusia.

Usia bumi adalah 2 masa atau setara dengan 4,54 milyar tahun menurut perhitungan manusia.

Pada akhirnya, kita akan memperoleh konsep yang sama mengenai usia bumi yaitu 1/3 x usia alam semesta. Usia bumi mengacu pada 'Arsy sebagai frame referensi adalah 2 masa atau 1/3 x 6 masa. adapun usia bumi mengacu pada perhitungan manusia adalah 4,54 milyar tahun atau 1/3 x 13,77 milyar tahun. Dalam hal ini, satu masa menurut 'Arsy adalah sekitar 2,27-2,29 milyar tahun di bumi.

Selama masih berada di bumi, perbedaan perhitungan observer mengenai usia alam semesta tidak terlalu signnifikan, dalam hal ini antara 13,77-13,80 milyar tahun. Hal yang sama juga berlaku dalam menentukan usia bumi, dalam hal ini antara 4,53-4,58 milyar tahun.

Ketika pengukuran dilakukan di galaksi lain, perbedaan waktu bisa menjadi signifikan. Jika ada planet yang bergerak dengan kecepatan ribuan km / s - atau mendekati kecepatan cahaya, maka alam semesta akan terlihat agak berbeda dari perspektif mereka. Usia alam semesta ketika diamati di bumi sekitar 13,77 milyar tahun, dapat berkurang sangat drastis misalnya menjadi hanya 9 milyar tahun. Pada saat bersamaan, observer ketika menghitung usia bumi sudah tidak lagi 4,54 milyar tahun, melainkan berkurang menjadi hanya 3 milyar tahun. Dari frame referensi ini, kita masih memperoleh rumus yang sama untuk menghitung usia bumi, yaitu 1/3 x usia alam semesta. Wallahu a'lam.