Alkitab menyatakan bahwa Yesus
atau Nabi Isa a.s meninggal di kayu salib. Dalil ini terdapat dalam empat Injil
kanonik. Beliau disalib di bukit Golgota atau “bukit tengkorak’’ karena di
bukit ini para penjahat dihukum mati oleh pemerintah Romawi. Agama Islam yang
datang beberapa ratus tahun kemudian memiliki konsep yang sama sekali berbeda:
bahwa nabi Isa tidak disalib. Sebagian besar tradisi Islam, kecuali beberapa,
secara kategoris menyangkal bahwa nabi Isa ditangkap dan meninggal secara
fisik, baik di kayu salib atau dengan cara lain.
Tradisi paling awal berasal dari keterangan
Ibn Ishaq (wafat tahun 761 AD) yang menjelaskan mengenai kejadian menjelang
penyaliban, catatan pertama menyatakan bahwa nabi Isa digantikan oleh seseorang
yang bernama Sergius, adapun catatan kedua melaporkan tentang makam nabi Isa
terletak di Madinah. Ibn Kathir (wafat tahun 1373 AD) mengikuti tradisi yang
menyatakan bahwa penyaliban
memang terjadi, namun bukan terhadap nabi Isa. Setelah kejadian tersebut,
Ibn Kathir melaporkan bahwa orang-orang dibagi menjadi tiga kelompok; kelompok
pertama adalah kaum Yakub percaya bahwa 'Tuhan tetap bersama kita selama Dia
menghendakinya dan kemudian Dia naik ke Surga;' kelompok kedua adalah kaum
Nestor percaya bahwa 'Anak Allah menyertai kita selama dia berkehendak sampai
Tuhan membangkitkan dia ke surga;' adapun kelompok ketiga adalah umat Muslim
percaya bahwa; 'Hamba dan utusan Allah, Isa, tinggal bersama kita selama
kehendak Tuhan sampai Tuhan membangkitkan dia kepada diri-Nya sendiri.'
Al-Qur’an menjelaskan hal ini
dalam ayat berikut:
(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, …
(ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka
membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan
yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak
lain melainkan sihir yang nyata". [Surat
Al-Ma'idah Ayat 110]
Kata كَفَفْتُ atau “menghalangi” memiliki makna restrained.
Adapun yang dimaksud dengan restrain adalah mengendalikan tindakan atau
perilaku secara paksa, terutama untuk menghentikan mereka melakukan sesuatu – menurut
cambridge
dictionary. Restrain bisa juga bermakna mencegah (seseorang) melakukan sesuatu;
Tetap terkendali atau dalam batasan – menurut oxford dictionary. Tetapi bagaimana sebenarnya mekanisme كَفَفْتُ atau “menghalangi” itu terjadi?
Al-Qur’an menjelaskan dalam ayat berikut:
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [Surat An-Nisa' Ayat 158]
Kata رَفَعَهُ atau “mengangkat” menurut tata bahasa adalah raise. Menurut oxford dictionaries, raise yaitu mengangkat atau memindahkan suatu obyek ke tempat atau posisi yang lebih tinggi. Kata “mengangkat” dalam hal ini adalah makna sebenarnya, bukan makna kiasan. Hal ini menepis spekulasi bahwa nabi Isa ditangkap, disiksa, kemudian dihukum di tiang salib. Karena jika demikian, maka ayat ini menjadi tidak ada artinya.
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [Surat An-Nisa' Ayat 158]
Kata رَفَعَهُ atau “mengangkat” menurut tata bahasa adalah raise. Menurut oxford dictionaries, raise yaitu mengangkat atau memindahkan suatu obyek ke tempat atau posisi yang lebih tinggi. Kata “mengangkat” dalam hal ini adalah makna sebenarnya, bukan makna kiasan. Hal ini menepis spekulasi bahwa nabi Isa ditangkap, disiksa, kemudian dihukum di tiang salib. Karena jika demikian, maka ayat ini menjadi tidak ada artinya.
Dalam sebuah Alkitab berusia 1.500 tahun terdapat keterangan bahwa Yesus adalah manusia biasa dan tidak pernah disalib. Alkitab yang dikenal sebagai Injil Barnabas tersebut ditulis dengan menggunakan bahasa Aram, berisi perkataan Yesus sebagai berikut:
“Aku mengaku di hadapan langit dan bersaksi untuk menyaksikan segala sesuatu yang ada di bumi, bahwa aku adalah orang asing bagi semua orang yang telah mengatakan bahwa aku lebih dari hanya sekedar manusia. Karena aku ini seorang laki-laki, lahir dari seorang wanita, tunduk pada penghakiman Allah; Yang tinggal di sini seperti orang lain, tunduk pada kesengsaraan yang umum.”
“Aku mengaku di hadapan langit dan bersaksi untuk menyaksikan segala sesuatu yang ada di bumi, bahwa aku adalah orang asing bagi semua orang yang telah mengatakan bahwa aku lebih dari hanya sekedar manusia. Karena aku ini seorang laki-laki, lahir dari seorang wanita, tunduk pada penghakiman Allah; Yang tinggal di sini seperti orang lain, tunduk pada kesengsaraan yang umum.”
Al-Qur’an menjelaskan hal ini dalam
ayat berikut:
Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al
Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya
dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang
diserupakan dengan Isa bagi mereka ... [Surat
An-Nisa' Ayat 157]
Alkitab berusia tua tersebut juga
menyatakan bahwa Yudas Iskariot sebagai orang yang mati di kayu salib dan bukan
Yesus. Injil ini mungkin tidak sah dan tidak diakui oleh Gereja. Tetapi bukan
itu yang hendak ditekankan disini. Adanya “Injil alternatif” membuktikan bahwa
orang-orang Yahudi dan Nasrani sebelum datangnya agama Islam tidak semuanya
sepakat bahwa nabi Isa a.s tertangkap dan dihukum mati di kayu salib.
... Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan)
Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah Isa. [Surat
An-Nisa' Ayat 157]
Selain injil Barnabas, ada Injil
lain (Injil Basilides) yang juga berpendapat bahwa nabi Isa digantikan oleh orang lain ketika proses penyaliban. Orang yang membawa salib kayu itu bernama Simon
dari Kirene. Basilides sendiri mengajar di kota Alexandria (Mesir) pada
tahun 117-138 AD. Sama seperti Injil Barnabas, apa yang disampaikan di dalam Injil Basilides dianggap tidak sah dan tidak sesuai dengan versi resmi yang telah disepakati. Di dalam Injil Basilides menyebutkan keterangan sebagai
berikut:
“Dia muncul di bumi sebagai
manusia dan melakukan mukjizat. Dengan demikian dia sendiri tidak menderita.
Sebaliknya, Simon dari Kirene terpaksa membawa salibnya untuknya. Dialah yang
menyimpang dan disalibkan secara keliru, diubah rupa olehnya, sehingga dia
dianggap sebagai Yesus. Selain itu, Yesus secara fisik menyerupai Simon, dan
berdiri sambil menertawakan mereka.”
Sebagai penutup, mayoritas umat Islam berpendapat
bahwa nabi Isa a.s atau Yesus tidak ditangkap dan tidak pula disalib. Peristiwa
penyaliban memang terjadi tetapi yang disalib adalah orang lain. Hanya saja
terjadi perbedaan pendapat mengenai orang yang menggantikan nabi Isa. Injil
Barnabas mengatakan bahwa orang tersebut adalah Yudas Iskariot, salah satu
murid Yesus yang berkhianat. Injil Basilides berpendapat bahwa yang
menggantikan Yesus kemungkinan adalah Simon dari Kirene. Ibn Ishaq mengatakan bahwa orang
itu bernama Sergius. Ibn-al-Athir mengatakan bahwa nabi Isa kemungkinan
digantikan oleh orang lain bernama Natlianus. Wallaahu a’lam bishawaab.