Monday, August 21, 2017

Penyaliban Nabi Isa Menurut Al-Qur'an

Alkitab menyatakan bahwa Yesus atau Nabi Isa a.s meninggal di kayu salib. Dalil ini terdapat dalam empat Injil kanonik. Beliau disalib di bukit Golgota atau “bukit tengkorak’’ karena di bukit ini para penjahat dihukum mati oleh pemerintah Romawi. Agama Islam yang datang beberapa ratus tahun kemudian memiliki konsep yang sama sekali berbeda: bahwa nabi Isa tidak disalib. Sebagian besar tradisi Islam, kecuali beberapa, secara kategoris menyangkal bahwa nabi Isa ditangkap dan meninggal secara fisik, baik di kayu salib atau dengan cara lain.
 
Kayu salib. Image: Pixabay
Tradisi paling awal berasal dari keterangan Ibn Ishaq (wafat tahun 761 AD) yang menjelaskan mengenai kejadian menjelang penyaliban, catatan pertama menyatakan bahwa nabi Isa digantikan oleh seseorang yang bernama Sergius, adapun catatan kedua melaporkan tentang makam nabi Isa terletak di Madinah. Ibn Kathir (wafat tahun 1373 AD) mengikuti tradisi yang menyatakan bahwa penyaliban memang terjadi, namun bukan terhadap nabi Isa. Setelah kejadian tersebut, Ibn Kathir melaporkan bahwa orang-orang dibagi menjadi tiga kelompok; kelompok pertama adalah kaum Yakub percaya bahwa 'Tuhan tetap bersama kita selama Dia menghendakinya dan kemudian Dia naik ke Surga;' kelompok kedua adalah kaum Nestor percaya bahwa 'Anak Allah menyertai kita selama dia berkehendak sampai Tuhan membangkitkan dia ke surga;' adapun kelompok ketiga adalah umat Muslim percaya bahwa; 'Hamba dan utusan Allah, Isa, tinggal bersama kita selama kehendak Tuhan sampai Tuhan membangkitkan dia kepada diri-Nya sendiri.'

Al-Qur’an menjelaskan hal ini dalam ayat berikut:

(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, … (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata". [Surat Al-Ma'idah Ayat 110]

Kata كَفَفْتُ atau “menghalangi” memiliki makna restrained. Adapun yang dimaksud dengan restrain adalah mengendalikan tindakan atau perilaku secara paksa, terutama untuk menghentikan mereka melakukan sesuatu – menurut cambridge dictionary. Restrain bisa juga bermakna mencegah (seseorang) melakukan sesuatu; Tetap terkendali atau dalam batasan – menurut oxford dictionary. Tetapi bagaimana sebenarnya mekanisme كَفَفْتُ atau “menghalangi” itu terjadi?

Al-Qur’an menjelaskan dalam ayat berikut:

Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [Surat An-Nisa' Ayat 158]

Kata رَفَعَهُ atau “mengangkat” menurut tata bahasa adalah raise. Menurut oxford dictionaries, raise yaitu mengangkat atau memindahkan suatu obyek ke tempat atau posisi yang lebih tinggi. Kata “mengangkat” dalam hal ini adalah makna sebenarnya, bukan makna kiasan. Hal ini menepis spekulasi bahwa nabi Isa ditangkap, disiksa, kemudian dihukum di tiang salib. Karena jika demikian, maka ayat ini menjadi tidak ada artinya.
 
Ilustrasi nabi Isa bersama para murid. Image: Wikimedia
Dalam sebuah Alkitab berusia 1.500 tahun terdapat keterangan bahwa Yesus adalah manusia biasa dan tidak pernah disalib. Alkitab yang dikenal sebagai Injil Barnabas tersebut ditulis dengan menggunakan bahasa Aram, berisi perkataan Yesus sebagai berikut:

“Aku mengaku di hadapan langit dan bersaksi untuk menyaksikan segala sesuatu yang ada di bumi, bahwa aku adalah orang asing bagi semua orang yang telah mengatakan bahwa aku lebih dari hanya sekedar manusia. Karena aku ini seorang laki-laki, lahir dari seorang wanita, tunduk pada penghakiman Allah; Yang tinggal di sini seperti orang lain, tunduk pada kesengsaraan yang umum.”

Al-Qur’an menjelaskan hal ini dalam ayat berikut:

Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka ... [Surat An-Nisa' Ayat 157]


Alkitab berusia tua tersebut juga menyatakan bahwa Yudas Iskariot sebagai orang yang mati di kayu salib dan bukan Yesus. Injil ini mungkin tidak sah dan tidak diakui oleh Gereja. Tetapi bukan itu yang hendak ditekankan disini. Adanya “Injil alternatif” membuktikan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani sebelum datangnya agama Islam tidak semuanya sepakat bahwa nabi Isa a.s tertangkap dan dihukum mati di kayu salib.

... Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. [Surat An-Nisa' Ayat 157]

Selain injil Barnabas, ada Injil lain (Injil Basilides) yang juga berpendapat bahwa nabi Isa digantikan oleh orang lain ketika proses penyaliban. Orang yang membawa salib kayu itu bernama Simon dari Kirene. Basilides sendiri mengajar di kota Alexandria (Mesir) pada tahun 117-138 AD. Sama seperti Injil Barnabas, apa yang disampaikan di dalam Injil Basilides dianggap tidak sah dan tidak sesuai dengan versi resmi yang telah disepakati. Di dalam Injil Basilides menyebutkan keterangan sebagai berikut:

“Dia muncul di bumi sebagai manusia dan melakukan mukjizat. Dengan demikian dia sendiri tidak menderita. Sebaliknya, Simon dari Kirene terpaksa membawa salibnya untuknya. Dialah yang menyimpang dan disalibkan secara keliru, diubah rupa olehnya, sehingga dia dianggap sebagai Yesus. Selain itu, Yesus secara fisik menyerupai Simon, dan berdiri sambil menertawakan mereka.”

Sebagai penutup, mayoritas umat Islam berpendapat bahwa nabi Isa a.s atau Yesus tidak ditangkap dan tidak pula disalib. Peristiwa penyaliban memang terjadi tetapi yang disalib adalah orang lain. Hanya saja terjadi perbedaan pendapat mengenai orang yang menggantikan nabi Isa. Injil Barnabas mengatakan bahwa orang tersebut adalah Yudas Iskariot, salah satu murid Yesus yang berkhianat. Injil Basilides berpendapat bahwa yang menggantikan Yesus kemungkinan adalah Simon dari Kirene. Ibn Ishaq mengatakan bahwa orang itu bernama Sergius. Ibn-al-Athir mengatakan bahwa nabi Isa kemungkinan digantikan oleh orang lain bernama Natlianus. Wallaahu a’lam bishawaab.