Ketika alam semesta diciptakan oleh Big Bang sekitar 13,82 milyar tahun lalu,
satu-satunya unsur kimia yang eksis adalah hidrogen (H) dan helium (He). Dalam
kosmologi, hal ini disebut sebagai nukleosintesis Big Bang. Peristiwa
nukleosintesis Big Bang menghasilkan hidrogen dan helium, ditambah sedikit lithium dan berilium. Alam semesta
awal tidak mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk kehidupan seperti yang
kita ketahui. Dari gas-gas yang terbentuk paling awal tersebut terbentuk
bintang-bintang berukuran 200 kali lebih besar dari Matahari. Siklus daur
hidup bintang selanjutnya dapat diuraikan sebagai berikut:
Bintang terbuat dari hidrogen ==> Pembentukan
bintang mengubah energi potensial gravitasi menjadi energi kinetik dan kemudian
menjadi panas ==> Panas dan tekanan yang diciptakan oleh gravitasi yang kuat
menyebabkan hidrogen menyatu menjadi helium ==> Helium pada gilirannya
menyatu menjadi unsur-unsur nukleus yang lebih berat seperti karbon, oksigen, nitrogen,dan lain-lain, yang pada akhirnya menyatu menjadi elemen yang lebih berat lagi,
yaitu besi ==> Terjadi fusi berupa reaksi eksotermik, hal ini membuat
bintang sangat panas dan sangat terang ketika dilihat dari kejauhan.
Tabel periodik elemen kimia. Image: Wikimedia |
Al-Quran menjelaskan mengenai
fase yang terjadi dari setelah Big Bang hingga sebelum terbentuknya tata surya.
Kira kira 9,12 miliar tahun atau empat masa (4 x 2,3).
Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya.
Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi
orang-orang yang bertanya. [Surat
Fussilat Ayat 10]
Untuk membuat besi menyatu
menjadi elemen yang lebih berat, perlu menambahkan energi. Hal ini terjadi pada
saat terjadinya ledakan supernova, ketika bintang telah menghabiskan persediaan
bahan bakar mereka. Semua elemen yang lebih berat dari besi seperti emas, uranium, perak, timbal dll - terbentuk dari ledakan ini. Kekuatan
ledakan mendorong nukleus besi satu sama lain, memasok energi yang dibutuhkan
untuk memaksa inti besi menyatu menjadi elemen kimia yang lebih berat.
Elemen-elemen kimia ditemukan di gunung berapi aktif
Sekarang kita menemukan benang merah antara penciptaan
pegunungan dengan penciptaan elemen kimia di alam semesta berupa eksistensi gas
vulkanik di dalam gunung berapi. Menurut Wikipedia, gas vulkanik mencakup
berbagai zat yang dilepaskan oleh gunung berapi aktif (atau kadang kala, tidak
aktif). Ini termasuk gas yang terperangkap dalam rongga di batuan vulkanik, gas
terlarut dalam magma dan lahar, atau gas yang berasal langsung dari lahar, atau
gas secara tidak langsung melalui air tanah yang dipanaskan dengan aksi
vulkanik.
Image: Wikimedia |
Komponen utama gas vulkanik adalah elemen-elemen kimia meliputi silikon, oksigen, aluminium, besi, magnesium, kalsium,
natrium, kalium, fosfor, dan titanium. uap air (H2O), karbon dioksida (CO2),
belerang dalam bentuk sulfur dioksida (SO2) atau hidrogen sulfida (H2S),
nitrogen, Argon, helium, neon, metana, karbon monoksida dan hidrogen.
Senyawa lain yang terdeteksi
dalam gas vulkanik adalah, hidrogen klorida, hidrogen fluorida, hidrogen
bromida, nitrogen oksida (NOx), sulfur heksafluorida, karbonil sulfida, dan
senyawa organik. Senyawa eksotis kadang juga ditemukan meliputi merkuri,
halokarbon (termasuk CFC), dan halogen oksida. Sebagai kesimpulan, pegunungan
terbentuk setelah penciptaan bumi atau dua masa. Adapun gas vulkanik yang
berisi elemen-elemen kimia terbentuk setelah Big Bang hingga sebelum penciptaan
tata surya atau empat masa. Wallaahu
a’lam bishawaab.