Friday, July 29, 2016

Penciptaan Elemen Kimia Di Alam Semesta

Ketika alam semesta diciptakan oleh Big Bang sekitar 13,82 milyar tahun lalu, satu-satunya unsur kimia yang eksis adalah hidrogen (H) dan helium (He). Dalam kosmologi, hal ini disebut sebagai nukleosintesis Big Bang. Peristiwa nukleosintesis Big Bang menghasilkan hidrogen dan helium, ditambah sedikit lithium dan berilium. Alam semesta awal tidak mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk kehidupan seperti yang kita ketahui. Dari gas-gas yang terbentuk paling awal tersebut terbentuk bintang-bintang berukuran 200 kali lebih besar dari Matahari. Siklus daur hidup bintang selanjutnya dapat diuraikan sebagai berikut:

Bintang terbuat dari hidrogen ==> Pembentukan bintang mengubah energi potensial gravitasi menjadi energi kinetik dan kemudian menjadi panas ==> Panas dan tekanan yang diciptakan oleh gravitasi yang kuat menyebabkan hidrogen menyatu menjadi helium ==> Helium pada gilirannya menyatu menjadi unsur-unsur nukleus yang lebih berat seperti karbon, oksigen, nitrogen,dan lain-lain, yang pada akhirnya menyatu menjadi elemen yang lebih berat lagi, yaitu besi ==> Terjadi fusi berupa reaksi eksotermik, hal ini membuat bintang sangat panas dan sangat terang ketika dilihat dari kejauhan.


Tabel periodik elemen kimia. Image: Wikimedia
Al-Quran menjelaskan mengenai fase yang terjadi dari setelah Big Bang hingga sebelum terbentuknya tata surya. Kira kira 9,12 miliar tahun atau empat masa (4 x 2,3).

Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. [Surat Fussilat Ayat 10]

Untuk membuat besi menyatu menjadi elemen yang lebih berat, perlu menambahkan energi. Hal ini terjadi pada saat terjadinya ledakan supernova, ketika bintang telah menghabiskan persediaan bahan bakar mereka. Semua elemen yang lebih berat dari besi seperti emas, uranium, perak, timbal dll - terbentuk dari ledakan ini. Kekuatan ledakan mendorong nukleus besi satu sama lain, memasok energi yang dibutuhkan untuk memaksa inti besi menyatu menjadi elemen kimia yang lebih berat.

Elemen-elemen kimia ditemukan di gunung berapi aktif

Sekarang kita menemukan benang merah antara penciptaan pegunungan dengan penciptaan elemen kimia di alam semesta berupa eksistensi gas vulkanik di dalam gunung berapi. Menurut Wikipedia, gas vulkanik mencakup berbagai zat yang dilepaskan oleh gunung berapi aktif (atau kadang kala, tidak aktif). Ini termasuk gas yang terperangkap dalam rongga di batuan vulkanik, gas terlarut dalam magma dan lahar, atau gas yang berasal langsung dari lahar, atau gas secara tidak langsung melalui air tanah yang dipanaskan dengan aksi vulkanik.

Image: Wikimedia
Komponen utama gas vulkanik adalah elemen-elemen kimia meliputi silikon, oksigen, aluminium, besi, magnesium, kalsium, natrium, kalium, fosfor, dan titanium. uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), belerang dalam bentuk sulfur dioksida (SO2) atau hidrogen sulfida (H2S), nitrogen, Argon, helium, neon, metana, karbon monoksida dan hidrogen.

Senyawa lain yang terdeteksi dalam gas vulkanik adalah, hidrogen klorida, hidrogen fluorida, hidrogen bromida, nitrogen oksida (NOx), sulfur heksafluorida, karbonil sulfida, dan senyawa organik. Senyawa eksotis kadang juga ditemukan meliputi merkuri, halokarbon (termasuk CFC), dan halogen oksida. Sebagai kesimpulan, pegunungan terbentuk setelah penciptaan bumi atau dua masa. Adapun gas vulkanik yang berisi elemen-elemen kimia terbentuk setelah Big Bang hingga sebelum penciptaan tata surya atau empat masa. Wallaahu a’lam bishawaab.