Dalam ilmu Biologi, terdapat istilah yang dikenal sebagai penyerbukan, atau polinasi (dari bahasa Inggris, pollination), berupa jatuhnya serbuk sari pada permukaan putik. Peristiwa ini merupakan bagian penting dari proses reproduksi tumbuhan berbiji. Penyerbukan yang sukses akan diikuti segera dengan peristiwa penting berikutnya, pembuahan. Sebagian tanaman melakukan proses penyerbukan melalui perantaraan angin. Hal ini dikenal sebagai anemophily. Tanaman yang melakukan proses penyerbukan melalui mekanisme angin tidak memiliki fitur-fitur seperti bunga yang mencolok, nektar, dan aroma. Sebagai gantinya, mereka menghasilkan serbuk sari ringan dan kering dari bunga kecil yang bisa terbawa angin dengan mudah. Walaupun demikian, konsep anemophily ternyata tidak hanya berperan dalam proses penyerbukan. Lebih jauh, pengetahuan modern menemukan bahwa anemophily berperan dalam pembentukan awan di langit.
Selain untuk penyerbukan, serbuk sari juga berperan dalam terbentuknya hujan melalui perantaraan angin. Image: Wikimedia |
Al-Qur’an menjelaskan hal ini
dalam ayat berikut:
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan
Kami turunkan hujan
dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan
sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. [Surat Al-Hijr Ayat 22]
Pemilihan kata الرِّيَاحَ (angin) yang diikuti oleh kata لَوَاقِحَ (penyerbukan) dan kata السَّمَاءِ مَاءً (hujan) menunjukkan pengetahuan tersembunyi yang baru
dikenal pada abad ini. Angin dalam hal ini memiliki dua peran
sekaligus. Pertama, membantu proses penyerbukan pada tanaman atau dikenal
sebagai anemophily. Kedua, sebagian dari serbuk sari tersebut dibawa oleh angin
lebih jauh menuju awan di langit atau dikenal sebagai cloud seed. Kalau
anemophily sebagai hasilnya adalah pembuahan, maka cloud
seed sebagai hasilnya adalah hujan. Hal ini karena air membutuhkan
partikel-partikel non-gas (serbuk sari, debu dan partikel-partikel lain) untuk membuat transisi dari
uap ke cairan; Proses yang disebut kondensasi.
Kita melihat awan hampir setiap
hari. Mereka melayang di langit di atas kita dan menghalangi Matahari.
Terkadang awan berwarna putih, terkadang mereka gelap dan menutupi seluruh
langit. Berbagai jenis awan bisa berarti berbagai jenis cuaca. Ahli meteorologi
mempelajari formasi dan pembentukan awan untuk memahami cuaca dengan lebih
baik.
Awan terdiri dari tetesan-tetesan
air atau kristal-kristal air yang beku. Kebanyakan awan terbentuk saat udara hangat naik ke
atmosfer dan mendingin. Semua udara mengandung beberapa uap air, walaupun
demikian udara hangat dapat menahan lebih banyak uap air daripada udara dingin.
Saat udara hangat menjadi dingin ketika sampai di atmosfir maka uap air berubah
menjadi tetesan air atau tetesan es. Karena semakin banyak udara hangat yang
menjadi dingin, tetesan-tetesan air terbentuk lebih banyak dan akhirnya terbentuk
menjadi awan. Wallaahu a’lam bishawaab.