Tuesday, July 12, 2016

Peran Angin Dalam Penyerbukan Tanaman Dan Hujan

Dalam ilmu Biologi, terdapat istilah yang dikenal sebagai penyerbukan, atau polinasi (dari bahasa Inggris, pollination), berupa jatuhnya serbuk sari pada permukaan putik. Peristiwa ini merupakan bagian penting dari proses reproduksi tumbuhan berbiji. Penyerbukan yang sukses akan diikuti segera dengan peristiwa penting berikutnya, pembuahan. Sebagian tanaman melakukan proses penyerbukan melalui perantaraan angin. Hal ini dikenal sebagai anemophily. Tanaman yang melakukan proses penyerbukan melalui mekanisme angin tidak memiliki fitur-fitur seperti bunga yang mencolok, nektar, dan aroma. Sebagai gantinya, mereka menghasilkan serbuk sari ringan dan kering dari bunga kecil yang bisa terbawa angin dengan mudah. Walaupun demikian, konsep anemophily ternyata tidak hanya berperan dalam proses penyerbukan. Lebih jauh, pengetahuan modern menemukan bahwa anemophily berperan dalam pembentukan awan di langit.

Selain untuk penyerbukan, serbuk sari juga berperan dalam terbentuknya hujan melalui perantaraan angin. Image: Wikimedia
Para ilmuwan awalnya berasumsi bahwa partikel serbuk sari dianggap terlalu besar untuk dapat tinggal di atmosfer. Tetapi penelitian menemukan bahwa serbuk sari dapat terpecah menjadi partikel yang lebih kecil. Dengan ukuran yang lebih kecil, memungkinkan mereka mudah terbawa oleh angin untuk berada di atmosfer. Menggunakan laboratorium khusus, para peneliti menunjukkan bahwa serbuk sari bisa terpecah menjadi partikel cukup kecil untuk menciptakan kelembaban (kondensasi). Dengan kata lain, serbuk sari yang terbawa oleh angin berperan dalam proses terbentuknya hujan di langit. Hal ini juga dikenal sebagai cloud seed yaitu partikel kecil biasanya 1/100 ukuran tetesan uap air yang mengembun di awan. Konsep cloud seed digunakan dalam penyemaian awan, salah satu upaya untuk meningkatkan curah hujan.

Al-Qur’an menjelaskan hal ini dalam ayat berikut:

Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. [Surat Al-Hijr Ayat 22]

Pemilihan kata الرِّيَاحَ (angin) yang diikuti oleh kata لَوَاقِحَ (penyerbukan) dan kata السَّمَاءِ مَاءً (hujan)  menunjukkan pengetahuan tersembunyi yang baru dikenal pada abad ini. Angin dalam hal ini memiliki dua peran sekaligus. Pertama, membantu proses penyerbukan pada tanaman atau dikenal sebagai anemophily. Kedua, sebagian dari serbuk sari tersebut dibawa oleh angin lebih jauh menuju awan di langit atau dikenal sebagai cloud seed. Kalau anemophily sebagai hasilnya adalah pembuahan, maka cloud seed sebagai hasilnya adalah hujan. Hal ini karena air membutuhkan partikel-partikel non-gas (serbuk sari, debu dan partikel-partikel lain) untuk membuat transisi dari uap ke cairan; Proses yang disebut kondensasi.


Kita melihat awan hampir setiap hari. Mereka melayang di langit di atas kita dan menghalangi Matahari. Terkadang awan berwarna putih, terkadang mereka gelap dan menutupi seluruh langit. Berbagai jenis awan bisa berarti berbagai jenis cuaca. Ahli meteorologi mempelajari formasi dan pembentukan awan untuk memahami cuaca dengan lebih baik.

Awan terdiri dari tetesan-tetesan air atau kristal-kristal air yang beku. Kebanyakan awan terbentuk saat udara hangat naik ke atmosfer dan mendingin. Semua udara mengandung beberapa uap air, walaupun demikian udara hangat dapat menahan lebih banyak uap air daripada udara dingin. Saat udara hangat menjadi dingin ketika sampai di atmosfir maka uap air berubah menjadi tetesan air atau tetesan es. Karena semakin banyak udara hangat yang menjadi dingin, tetesan-tetesan air terbentuk lebih banyak dan akhirnya terbentuk menjadi awan. Wallaahu a’lam bishawaab.