Teori Big Bang adalah
usaha untuk menjelaskan apa yang terjadi di awal alam semesta kita.
Penemuan di bidang astronomi dan fisika telah menunjukkan tanpa
keraguan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Sebelum saat itu
tidak ada eksistensi apapun; Pada saat dan setelah saat itu ada
eksistensi: alam semesta. Dalam hal ini menjelaskan apa yang terjadi
pada saat dan setelah peristiwa itu.
Black Hole. Image: Wikimedia |
Menurut teori standar,
alam semesta muncul sebagai singularitas
sekitar 13,82 miliar tahun yang lalu. Apa itu singularitas dan dari
mana asalnya? Para ilmuwan tidak tahu secara pasti. Singularitas
adalah zona yang menentang
pemahaman fisika kita saat ini. Zona itu adalah inti black hole –
yang memiliki tekanan gravitasi kuat. Tekanan tersebut sangat kuat
sehingga membuat materi terbatas menjadi materi dengan kerapatan
tidak terbatas (konsep matematis yang benar-benar membuat pikiran
takjub). Zona kerapatan tidak terbatas inilah yang disebut
singularitas.
Alam semesta dimulai
sebagai sesuatu yang sangat kecil, tidak terhingga, padat tidak
terbatas, sebuah singularitas. Dari mana asalnya dan mengapa itu
muncul? Tidak ada yang bisa menjawab. Dengan kata lain, ini adalah
titik di mana semua hukum fisika tidak dapat dibedakan satu sama
lain, di mana ruang dan waktu
tidak lagi saling terkait, namun bergabung
dan tidak memiliki makna independen.
Lalu
tiba-tiba alam semesta mengembang
hingga seperti sekarang. Semua bermula dari singularitas yang sangat
kecil yang muncul entah dari mana karena alasan yang tidak diketahui.
Hal ini dikenal sebagai teori Big Bang.
Teori Big Bang sulit untuk diterima karena menurut beberapa kalangan hal itu
bertentangan dengan fakta bahwa Tuhan menciptakan alam semesta.
Selain itu pengetahuan modern belum dapat menentukan dari mana asal
mula singularitas. Islam membawa keduanya bersama-sama. Allah SWT
menciptakan alam semesta, tapi Dia melakukannya melalui Big Bang.
Dan apakah orang-orang
yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu
yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya.
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman? [Surat Al-Anbiya Ayat 30]
Sebagian
besar dari kita cenderung membayangkan singularitas sebagai bola
sangat kecil yang muncul di suatu tempat di luar angkasa. Menurut
banyak ahli, ruang angkasa tidak eksis sebelum Big Bang. Singularitas
tidak muncul di ruang angkasa; Sebaliknya, ruang angkasa bermula di
dalam singularitas. Sebelum singularitas, tidak ada apapun, tidak ada
ruang, waktu, materi, atau energi - tidak ada eksistensi dalam bentuk
apapun. Jadi di mana dan bagaimana singularitas itu muncul jika tidak
ada ruang?
Multiverse. Image: Wikimedia |
Pada Abad Pertengahan, para
cendekiawan muslim merumuskan konsep pemikiran yang dikenal sebagai argumen
kosmologis Kalām berupa rumusan mengenai keberadaan Tuhan yang berakar pada
warisan Ilm al-Kalam. Pemikiran ini didasarkan pada konsep penggerak utama, yang
diperkenalkan oleh Aristoteles. Seiring waktu, sebagian besar filsafat Yunani
klasik tersebut diadopsi menjadi tradisi Islam Abad Pertengahan. Cendekiawan
muslim yang memperkenalkan argument kosmologis Kalam adalah Al-Kindi, Al-Ghazali
dan Ibn Rusyd.
Salah satu formulasi paling awal
dari argumen kosmologis dalam tradisi Islam berasal dari Al-Kindi (meninggal
873 AD), yang merupakan salah satu filsuf Islam pertama yang mencoba memperkenalkan
sebuah argument mengenai keberadaan Tuhan berdasarkan premis empiris.
Kontribusi utamanya adalah argumen kosmologis (dalil al-huduth) atas keberadaan
Tuhan, dalam karyanya "On First Philosophy". Al-Kindi menulis sebagai
berikut:
"Setiap segala sesuatu yang
dimulai memiliki sebab untuk permulaannya. Dunia adalah sesuatu yang dimulai,
oleh karena itu, tentu memiliki
penyebab permulaannya."
Al-Ghazali berpendapat bahwa
waktu mundur ke belakang hingga tidak terbatas adalah tidak mungkin. Alam semesta
pasti
memiliki permulaan untuk eksis. Mengingat segala sesuatu permulaan pasti
ada penyebabnya, alam semesta pasti tergantung kepada Sang Pencipta.
Diriwayatkan oleh Imran bin
Husain:
Saya pergi menemui Nabi Muhammad
SAW dan mengikat unta betina saya di pintu gerbang. Orang-orang Bani Tamim
mendatangi Nabi, lalu beliau berkata "Wahai Bani Tamim! Terimalah kabar
baik." Mereka berkata dua kali, “Anda (sebelumnya) telah memberi kami
kabar baik, sekarang beri kami sesuatu (yang lain).” Tidak lama kemudian
beberapa orang Yaman mendatangi Nabi, lalu beliau berkata, “Terimalah kabar
baik, hai orang-orang Yaman, karena Bani Tamim menolak.” Mereka berkata, “Kami
menerimanya, wahai Rasulullah! Kami datang untuk menanyakan hal ini (yaitu awal
penciptaan alam semesta).” Nabi bersabda, “Pertama-tama, tidak ada apa-apa
selain Allah, dan (kemudian Dia menciptakan Arasy-Nya). Singgasana-Nya berada
di atas air, dan Dia menulis semuanya di dalam Kitab (di Surga) dan menciptakan
Langit dan Bumi.” Kemudian seorang pria berteriak, “Wahai Ibnu Husain! Unta
betina Anda telah hilang!” Maka saya pergi tetapi tidak dapat melihat unta
betina tersebut karena fatamorgana. Demi Allah, saya berharap saya meninggalkan
unta betina itu (tapi bukan meninggalkan tempat pertemuan). [Sahih al-Bukhari
3191]