Saturday, March 5, 2016

Api Menjadi Dingin Terhadap Nabi Ibrahim

Menurut riwayat, Nabi Ibrahim a.s diutus oleh Allah SWT untuk memberi peringatan kepada orang-orang Babilonia. Masyarakat Babilonia menjalani hidup mereka menikmati segala macam kesenangan dunia. Tapi mereka lupa bahwa semua yang mereka miliki adalah anugerah dari Allah SWT. Mereka mengikuti apa yang setan rancang untuk mereka - menciptakan berhala dengan tangan mereka sendiri dan kemudian menyembahnya. Nabi Ibrahim lahir dalam lingkungan yang penuh dengan nuansa paganisme. Allah mengilhami Ibrahim dengan keyakinan yang benar dari masa kecilnya. Ibrahim hanya menyembah Allah. Beliau tahu bahwa Allah tidak menyerupai ciptaan-Nya. Ibrahim juga tahu bahwa Allah adalah Pencipta seluruh alam semesta dan semua entitasnya.

Peradaban Babilonia. Image: Wikimedia
Al-Qur’an menjelaskan hal ini dalam ayat berikut:

Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin. [Surat Al-An'am Ayat 75]

Ketika Nabi Ibrahim menerima wahyu, beliau menyeru umatnya untuk menyembah Allah saja. Nabi memerintahkan mereka untuk meninggakan penyembahan berhala yang mereka buat. Beliau juga melarang menjadikan hewan kurban untuk berhala. Kebanyakan kaumnya tidak menaatinya dan mereka menjadi lebih sombong. Nabi Ibrahim melihat bahwa orang-orang terus menyembah berhala. Mereka menolak ajaran Nabi Ibrahim. Menyadari hal ini, Nabi Ibrahim memutuskan untuk melakukan sesuatu kepada berhala-berhala tersebut untuk membuktikan kepada umatnya bahwa mereka hanyalah benda-benda mati dan tidak pantas diagungkan.

Sudah menjadi kebiasaan bahwa setiap tahun, masyarakat Babilonia akan merayakan berhala-berhala mereka, di mana mereka akan pergi ke luar kota. Pada waktu itu, Nabi Ibrahim mengambil kesempatan dan memasuki kuil pemujaan di mana semua berhala dipelihara dan disembah. Di sana ia melihat sebuah patung besar dan di sebelah kiri dan kanannya adalah patung-patung berukuran lebih kecil. Beliau memegang kapak di tangan kanannya selanjutnya menghancurkan semua berhala kecil. Nabi Ibrahim kemudian menggantung kapak di leher patung yang besar dengan harapan ketika kaumnya kembali mereka dapat melihat sendiri bahwa benda-benda ini bahkan tidak bisa melindungi diri mereka sendiri.

Reruntuhan kota Ur (diperkirakan sebagai tempat tinggal Nabi Ibrahim). Image: Wikimedia
Ketika kaumnya kembali mereka tahu bahwa Nabi Ibrahimlah yang menghancurkan berhala mereka dan karena ketidaktahuan mendalam mereka, mereka tidak dapat memahami alasan Nabi melakukan ini. Mereka sangat marah dan ingin membalas dendam. Mereka memilih hukuman yang paling berat, dengan cara membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup. Masyarakat Babilonia meletakkan semua kayu yang bisa mereka kumpulkan. Mereka menyalakan kayu, kemudian melemparkan Nabi Ibrahim ke dalamnya. Allah SWT memperlihatkan mukjizat yang besar, api menjadi dingin dan tidak membakar Nabi Ibrahim.

Al-Qur’an menjelaskan hal ini dalam ayat berikut:

Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak". Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi. Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia. [Surat Al-Anbiya Ayat 68 – 71]

Temperatur api konvensional tentunya sangat panas dan dapat membakar kulit manusia seperti lilin - sekitar 829 ° C, obor tradisional - sekitar 1.600 ° C, obor propane - sekitar 1.995 ° C, atau oxyacetylene yang jauh lebih panas.- sekitar 3.000 ° C. Pengetahuan modern menemukan adanya api yang sangat lemah disebut cool flame. Tidak seperti nyala api konvensional yang menghasilkan panas dan karbon dioksida dalam jumlah besar, cool flame menghasilkan sedikit panas (misalnya, kenaikan suhu hanya 10 ° C), karbon dioksida, dan air. Secara ilmiah, api yang menjadi dingin disebabkan oleh reaksi kimia yang terjadi secara spontan pada suhu yang relatif rendah disertai oleh tekanan tinggi. Pada suhu rendah, bahan bakar dan molekul oksigen memiliki sedikit energi dan oleh karena itu tidak bereaksi dengan kuat.


Fenomena api menjadi dingin ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1817 oleh Sir Humphry Davy, yang memperhatikan ada api yang tidak membakar jari-jarinya. Bahkan api tersebut tidak bisa menyalakan korek api. Walaupun awalnya sangat penasaran, Sir Davy menyadari bahwa cool flame bisa secara spontan berkembang menjadi api konvensional yang sangat panas. Reaksi yang terjadi pada cool flame tidak pernah menyelesaikan pembakaran secara sempurna; Sebaliknya, molekulnya rusak dan bergabung kembali untuk menghasilkan berbagai senyawa kimia yang stabil termasuk alkohol, asam, peroksida, aldehid, dan karbon monoksida. Wallaahu a’lam bishawaab.