Menurut riwayat, Nabi Ibrahim a.s diutus oleh Allah SWT untuk memberi peringatan kepada orang-orang Babilonia. Masyarakat Babilonia menjalani hidup mereka menikmati segala macam kesenangan dunia. Tapi mereka lupa bahwa semua yang mereka miliki adalah anugerah dari Allah SWT. Mereka mengikuti apa yang setan rancang untuk mereka - menciptakan berhala dengan tangan mereka sendiri dan kemudian menyembahnya. Nabi Ibrahim lahir dalam lingkungan yang penuh dengan nuansa paganisme. Allah mengilhami Ibrahim dengan keyakinan yang benar dari masa kecilnya. Ibrahim hanya menyembah Allah. Beliau tahu bahwa Allah tidak menyerupai ciptaan-Nya. Ibrahim juga tahu bahwa Allah adalah Pencipta seluruh alam semesta dan semua entitasnya.
Al-Qur’an menjelaskan hal ini
dalam ayat berikut:
Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan
(Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia
termasuk orang yang yakin. [Surat
Al-An'am Ayat 75]
Ketika Nabi Ibrahim menerima
wahyu, beliau menyeru umatnya untuk menyembah Allah saja. Nabi memerintahkan
mereka untuk meninggakan penyembahan berhala yang mereka buat. Beliau juga melarang
menjadikan hewan kurban untuk berhala. Kebanyakan kaumnya tidak menaatinya dan
mereka menjadi lebih sombong. Nabi Ibrahim melihat bahwa orang-orang terus
menyembah berhala. Mereka menolak ajaran Nabi Ibrahim. Menyadari hal ini, Nabi
Ibrahim memutuskan untuk melakukan sesuatu kepada berhala-berhala tersebut
untuk membuktikan kepada umatnya bahwa mereka hanyalah benda-benda mati dan
tidak pantas diagungkan.
Sudah menjadi kebiasaan bahwa
setiap tahun, masyarakat Babilonia akan merayakan berhala-berhala mereka, di
mana mereka akan pergi ke luar kota .
Pada waktu itu, Nabi Ibrahim mengambil kesempatan dan memasuki kuil pemujaan di
mana semua berhala dipelihara dan disembah. Di sana ia melihat sebuah patung besar dan di
sebelah kiri dan kanannya adalah patung-patung berukuran lebih kecil. Beliau
memegang kapak di tangan kanannya selanjutnya menghancurkan
semua berhala kecil. Nabi Ibrahim kemudian menggantung kapak di leher patung
yang besar dengan harapan ketika kaumnya kembali mereka dapat melihat sendiri
bahwa benda-benda ini bahkan tidak bisa melindungi diri mereka sendiri.
Reruntuhan kota Ur (diperkirakan sebagai tempat tinggal Nabi Ibrahim). Image: Wikimedia |
Ketika kaumnya kembali mereka
tahu bahwa Nabi Ibrahimlah yang menghancurkan berhala mereka dan karena
ketidaktahuan mendalam mereka, mereka tidak dapat memahami alasan Nabi
melakukan ini. Mereka sangat marah dan ingin membalas dendam. Mereka memilih hukuman
yang paling berat, dengan cara membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup. Masyarakat
Babilonia meletakkan semua kayu yang bisa mereka kumpulkan. Mereka menyalakan
kayu, kemudian melemparkan Nabi Ibrahim ke dalamnya. Allah SWT memperlihatkan
mukjizat yang besar, api menjadi dingin dan tidak membakar Nabi Ibrahim.
Al-Qur’an menjelaskan hal ini
dalam ayat berikut:
Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika
kamu benar-benar hendak bertindak". Kami berfirman: "Hai api
menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", mereka
hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu
orang-orang yang paling merugi. Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah
negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia. [Surat Al-Anbiya Ayat 68 – 71]
Temperatur api konvensional tentunya
sangat panas dan dapat membakar kulit manusia seperti lilin - sekitar 829 ° C,
obor tradisional - sekitar 1.600 ° C, obor propane - sekitar 1.995 ° C, atau
oxyacetylene yang jauh lebih panas.- sekitar 3.000 ° C. Pengetahuan modern
menemukan adanya api yang sangat lemah disebut cool flame. Tidak seperti nyala
api konvensional yang menghasilkan panas dan karbon dioksida dalam jumlah
besar, cool flame menghasilkan sedikit panas (misalnya, kenaikan suhu hanya 10
° C), karbon dioksida, dan air. Secara ilmiah, api yang menjadi dingin
disebabkan oleh reaksi kimia yang terjadi secara spontan pada
suhu yang relatif rendah disertai oleh tekanan tinggi. Pada suhu rendah,
bahan bakar dan molekul oksigen memiliki sedikit energi dan oleh karena itu tidak
bereaksi dengan kuat.