Thursday, June 28, 2018

Pegunungan Mengurangi Efek Guncangan Pada Gempa Bumi

Taiwan adalah negara berbentuk pulau di Asia Timur; terletak sekitar 180 kilometer (112 mil) di lepas pantai tenggara Cina daratan melintasi Selat Taiwan. Bagian timur pulau ini didominasi oleh lima pegunungan, masing-masing berderet dari utara-timur laut ke selatan-barat daya, kira-kira sejajar dengan pantai timur pulau. Salah satunya adalah Pegunungan Tengah, juga dikenal sebagai Range Zhongyang atau Range Chungyang.

Pegunungan Tengah Taiwan. Image: Wikimedia
Pegunungan Tengah adalah pegunungan utama di Taiwan yang berderet dari utara pulau ke selatan. Puncak tertinggi adalah Gunung Xiuguluan, 3.860 m (12.664 kaki). Gunung-gunung didominasi oleh formasi batuan keras yang tahan terhadap pelapukan dan erosi, meskipun hujan deras mengakibatkan ngarai dan lembah menjadi tajam. Relief medan relatif luas, adapun pegunungan yang ditutupi hutan memiliki kekasaran ekstrim yang hampir tak dapat ditembus.

Penelitian menunjukkan bahwa topografi Pegunungan Tengah dan sekitarnya mempengaruhi gerakan tanah yang diakibatkan oleh gelombang seismik dari gempa bumi. Secara umum, Gempa bumi meningkatkan amplitudo guncangan di puncak gunung dan lereng pegunungan, sedangkan guncangan pada area lembah hampir tidak terasa karena gerakan tanah sudah berkurang. Al-Quran menjelaskan hal ini dalam ayat berikut:

Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. [Surat An-Nahl ayat 15]

Kata “gunung-gunung” dalam ayat di atas adalah رَوَاسِيَ atau firm mountains (rawaasiya). Dalam al-Qur'an, pegunungan biasanya ditulis dengan kata al-Jibal. Contoh ayat yang menerangkan mengenai al-Jibal dapat kita temukan dalam surat Asy Syu'araa ayat 149, surat An Naml ayat 88, surat Faathir ayat 27, serta surat Al Qaari'ah ayat 5. Selain al-Qur'an, terdapat Hadist yang menerangkan fungsi gunung seperti terdapat dalam surat An-Nahl ayat 15 tetapi menggunakan kata al-Jibal.

Anas bin Malik ra. meriwayatkan sebagai berikut:

Nabi Saw bersabda: “Ketika Allah Swt menciptakan bumi, bumi selalu berguncang. Maka Dia menciptakan gunung-gunung, dan berkata kepada mereka: 'Di atas itu' maka gunung-gunung mulai menetap di bumi ... [Jami`at-Tirmidzi Vol. 5, Hadist 3369]

Hadist di atas menggunakan kata الْجِبَالَ - al-Jibal sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa semua jenis gunung dengan topografi yang berbeda memiliki fungsi mengurangi guncangan seperti dijelaskan dalam Hadist riwayat Anas ra. di atas. Selain terdapat dalam surat An Nahl ayat 15, kata rawaasiya juga terdapat dalam surat Al Anbiyaa' ayat 31, serta surat Luqman ayat 10. Ketiga ayat ini menekankan hal yang sama, yaitu fungsi gunung (rawaasiya) untuk mengurangi guncangan akibat gempa bumi. Berdasarkan batasan penelitian, Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan rawaasiya adalah pegunungan yang didominasi oleh batuan keras yang tahan terhadap pelapukan dan erosi.

Mengapa gempa bumi besar kadang-kadang masih terjadi?

Menurut pendapat para ulama, Penderitaan dan bahkan kematian akibat gempa bumi adalah karena dosa-dosa kita dan tindakan ketidaktaatan yang telah kita lakukan - entah itu berupa kufur (tidak percaya kepada Allah Swt), dosa besar atau dosa kecil. Dalil mengenai hal ini terdapat pada al-Qur’an surat Asy-Syura ayat 30 dan Hadist riwayat Sunan Abi Dawud no 4278.

Gempa bumi Sumatera barat 2009. Image: Wikimedia
Al-Qur’an sendiri tidak mengatakan bahwa adanya pegunungan akan membuat bumi bebas dari gempa besar. Hal ini diperkuat dengan keterangan dari ayat berikut:

Katakanlah: "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu ... [Surat Al-An'am Ayat 65]

Tafsir dari Mujahid bin Jabir (642-722 M) mengenai ayat ini, bahwa yang dimaksud dengan azab dari bawah kakimu adalah gempa bumi dan tanah longsor. Selain sebagai peringatan dan azab, ada penjelasan yang lebih kontemporer mengenai gempa bumi besar yang masih sering terjadi bahkan kuantitasnya semakin bertambah dari masa ke masa. Jawabannya adalah karena hari kiamat sudah semakin dekat. Dalil mengenai hal ini terdapat pada Hadist berikut:

Abu Hurairah ra. meriwayatkan sebagai berikut:

Nabi (ﷺ) bersabda, “Hari kiamat tidak akan terjadi sampai pengetahuan (agama) akan diambil (melalui kematian orang-orang yang paham agama), gempa bumi akan sangat sering terjadi, waktu akan berlalu dengan cepat, kesengsaraan akan muncul, pembunuhan akan meningkat dan uang akan melimpah di antara kamu. " [Sahih al-Bukhari 1036]

Selama dekade terakhir dari Desember 2004 hingga tahun 2014 tercatat telah terjadi sebanyak 18 gempa bumi besar ( Mw ≥ 8.0). Catatan ini terjadi secara global (~ 1,8 per tahun). Hal ini menunjukkan peningkatan yang cukup drastis mengingat dari tahun 1900 hingga pertengahan 2004 hanya ada 71 gempa besar yang terjadi (~ 0,68 per tahun). Dengan demikian, telah terjadi peningkatan gempa bumi secara efektif sebesar 265% selama rentang waktu tersebut. Dekade terakhir dari aktivitas gempa bumi bertepatan dengan jaringan global yang luas dari seismometer, stasiun GPS, alat pengukur tsunami, dan kemampuan pencitraan satelit baru seperti GRACE, InSAR, dan interferometri LandSAT. Kecanggihan teknologi membuat peristiwa seperti gempa bumi 11 Maret 2011 di Tohoku, Jepang, menghasilkan lebih banyak rekaman gerakan tanah dibandingkan dengan data gempa bumi besar pada abad terakhir. Hal ini memungkinkan analisis yang lebih menyeluruh mengenai peristiwa yang telah terjadi.

Kesimpulan: Pada dasarnya ibadah dan segala bentuk amal perbuatan yang dikerjakan manusia memiliki tujuan agar Allah Swt dapat menguji ketulusan mereka terhadap-Nya. Kemudian tergantung pada perbuatan mereka, Allah Swt akan menghakimi dan memasukkan mereka di surga atau neraka. Terlepas dari apakah gempa-gempa besar yang banyak menelan korban jiwa selama lebih dari satu dekade terakhir merupakan tanda semakin dekatnya hari kiamat ataupun terjadi karena kesalahan manusia, setiap mukmin hendaknya selalu mencoba untuk berpikir positif tentang Allah Swt dalam semua situasi. Hal ini karena apa pun yang berasal dari Allah Swt adalah untuk kebaikan kita dan Dia adalah Pelindung  orang-orang mukmin yang saleh sekaligus Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Wallaahu a’lam bishawaab.

Tuesday, June 26, 2018

Misteri Mengenai UFO Dan Alien

Definisi UFO (Unidentified Flying Object) menurut wikipedia adalah istilah yang digunakan untuk seluruh fenomena penampakan benda terbang yang tidak bisa diidentifikasikan oleh pengamat dan tetap tidak teridentifikasi walaupun telah diselidiki. Di Indonesia, UFO disebut juga sebagai Benda Terbang Aneh (disingkat BETA) atau sering kali disebut sebagai benda terbang tak dikenal. Istilah lain yang digunakan adalah "Piring Terbang" (bahasa Inggris: flying saucer). Pertama kali digunakan wartawan untuk menggambarkan benda terbang misterius yang dilihat oleh Kenneth Arnold, berupa sembilan objek terbang berbentuk aneh dalam suatu formasi di atas gunung Rainier, Washington. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 24 Juni 1947. Sejak saat itu istilah “Piring Terbang” menjadi sangat populer.

Ilustrasi UFO. Image: Pixabay
Upaya para ilmuwan untuk mendeteksi tanda-tanda kehidupan makhluk cerdas luar angkasa biasanya menggunakan teleskop radio. Dapat dikatakan bahwa kandidat terbaik untuk mendeteksi keberadaan UFO melalui transmisi buatan sejauh ini adalah sinyal Wow! yang berasal dari barat laut klaster globular M55 di konstelasi sagitarius. Sinyal Wow! adalah isyarat radio yang dideteksi oleh Dr. Jerry R. Ehman pada tanggal 15 Agustus 1977, ketika bekerja dalam proyek SETI di teleskop radio Big Ear di Ohio State University. Sinyal ini berlangsung selama 72 detik selanjutnya tidak dideteksi. Laporan menunjukkan bahwa sinyal memiliki sifat konstan. Sinyal tersebut juga memiliki frekuensi yang sama dengan resonansi hidrogen.

Konsep UFO berkaitan erat dengan alien atau makhluk hidup dari luar angkasa, makhluk hidup yang tidak berasal dari bumi. Tetapi secara khusus, alien adalah makhluk luar angkasa yang cerdas. Al-Qur'an sendiri sebenarnya menjelaskan adanya makhluk cerdas yang tinggal di luar angkasa seperti tertera dalam ayat berikut:

Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. [Surat An-Naml Ayat 65]

Penggunaan kata مَنْ atau orang dalam ayat di atas menunjukkan makhluk yang memiliki akal dan pikiran. Sama seperti manusia di Bumi, Makhluk luar angkasa yang cerdas kelak akan dibangkitkan kembali setelah hari kiamat. Mereka adalah makhluk yang memiliki tanggung jawab secara moral. Firman Allah Swt di atas menunjukkan adanya bentuk kehidupan di planet lain yang berbeda dengan kehidupan kita, baik kehidupan itu mempunyai kemiripan dengan kehidupan kita di bumi ataupun berbeda. Perkiraan konservatif menyatakan bahwa alam semesta yang dapat diobservasi memuat sebanyak 5.300.000.000.000 planet yang dapat dihuni — dengan kata lain terdapat 5,3 triliun planet yang mungkin mengandung kehidupan. Tentu saja, tidak semua dari planet-planet tersebut harus memiliki kemampuan untuk menunjang kehidupan "seperti yang kita ketahui," tetapi mereka mungkin memiliki kehidupan "karena kita tidak mengetahuinya". Dalam ayat yang lain, Terdapat keterangan sebagai berikut:

Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. [Surat Maryam Ayat 93-94]

Dari ayat-ayat ini kita belajar bahwa alien atau makhluk luar angkasa yang cerdas dinyatakan secara eksplisit di dalam Al-Qur’an. Sama seperti kita, Mereka juga akan dihakimi menurut perbuatan yang mereka lakukan selama hidup mereka. Di antara mereka terdapat makhluk luar angkasa cerdas yang beriman kepada Allah Swt. Oleh karena itu, tentu saja, akan ada juga makhluk luar angkasa cerdas yang tidak beriman kepada Allah Swt. Mereka yang beriman kepada Allah Swt akan memperoleh pahala. Sebaliknya, Mereka yang ingkar dan berbuat kerusakan bisa saja dilemparkan ke dalam api neraka seperti dijelaskan dalam Hadist berikut:

Diceritakan Abul-Hakam Al-Bajali:

Aku mendengar Abu Sa'id Al-Khudri r.a dan Abu Hurairah r.a meriwayatkan dari Rasulullah (ﷺ) bahwa beliau bersabda: " Jika penghuni langit dan penduduk bumi semua mengambil bagian dalam menumpahkan darah orang-orang mukmin, Maka Allah Swt akan melemparkan mereka (semua) di dalam neraka. " (Jami` at-Tirmidhi 1398).

UFO dikenal memiliki kemampuan terbang dengan kecepatan yang luar biasa. Pada bulan april 2016, dua operator radar di Inggris menunjukkan bagaimana UFO melakukan perjalanan 120 mil hanya dalam delapan detik. Itu artinya UFO mampu terbang dengan kecepatan 54.000 mph. Sebagai informasi, pesawat berawak tercepat di dunia adalah X-15 yang bertenaga roket. Pada tanggal 3 Oktober 1967, X-15 mencatat rekor dengan kecepatan terbang 4.520 mph yang tergolong menakjubkan mengingat pesawat lain mencapai kecepatan maksimal di kisaran 2.000 mph.

Salah satu catatan kredibel mengenai UFO berasal dari Viktor Mikhailovich Afanasyev (lahir 31 Desember 1948 di Bryansk, Rusia). Dia adalah seorang kolonel di Angkatan Udara Rusia dan juga kosmonot. Afanasyev menceritakan pengalamannya bertemu dengan UFO selama misi Saljut VI pada tahun 1981. "Saya baru saja melakukan latihan senam, ketika saya melihat di depan saya, melalui jendela kapal, sebuah objek yang tidak dapat saya jelaskan ... Saya melihat objek tersebut dan kemudian sesuatu terjadi. Saya tidak bisa menjelaskan, sesuatu yang tidak mungkin menurut hukum Fisika. Benda itu memiliki bentuk elips, dan terbang bersama kami. "

Bukti kuat yang lain mengenai eksistensi UFO dapat kita saksikan pada rekaman yang bertempat dekat Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) NASA pada tahun 2013. Ada dua UFO yang terlihat pada rekaman Live Video tersebut. Fenomena tersebut menarik minat enthusiast UFO untuk melakukan kajian lebih dalam. Salah satunya adalah Scott C Waring, yang menulis di blognya: "UFO ini pasti sangat besar, karena stasiun luar angkasa itu sendiri memiliki panjang 109 meter dan lebar 73 meter. Berdasarkan perbandingan antara stasiun luar angkasa dan jaraknya, kita dapat mengasumsikan bahwa UFO yang lebih kecil sekitar 5-10 meter dan UFO yang lebih besar sekitar 20-25 meter."

Sinyal Wow!. Image: Wikimedia
Selain UFO, terdapat fenomena aneh lain terkait dengan eksistensi makhluk hidup di alam semesta. Franklin Story Musgrave, M.D. (lahir 19 Agustus 1935) adalah seorang pensiunan astronot NASA. Dia adalah pembicara publik dan konsultan untuk kelompok Imagineering Disney dan Applied Minds di California. Pada tahun 1996 ia menjadi astronot kedua untuk terbang dengan enam pesawat terbang, dan ia adalah astronot yang paling berpendidikan formal dengan enam gelar akademis. Story Musgrave menceritakan pengalamannya melihat entitas menyerupai ular sepanjang 8 hingga 9 kaki yang sangat tinggi di Space Shuttle Pay Load Bay pada tahun 1991. Selain Musgrave, terdapat saksi lain yang mengamati entitas tersebut di dalam pesawat ulang-alik.

Di dalam Al-Qur'an, Terdapat ayat yang bisa menjelaskan fenomena tersebut sebagai berikut:

Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. [Surat An-Nahl Ayat 49]

Berbeda dengan ayat yang dijelaskan sebelumnya, Surat An-Nahl ayat 49 menggunakan kata مَا atau makhluk yang tidak memiliki akal pikiran. Dengan demikian, mereka adalah makhluk yang tidak memiliki tanggung jawab secara moral. Asad menjelaskan bahwa مَا yang berada di langit atau alam semesta merupakan makhluk yang bersifat corporeal artinya memiliki jasad. Hal ini berbeda dengan malaikat yang merupakan makhluk metafisik. Yusuf Ali menjelaskan bahwa مَا yang berada di langit atau alam semesta merupakan makhluk hidup yang melata dari segala jenis. Wallaahu a’lam bishawaab.

Sunday, September 3, 2017

Tubuh Manusia Diciptakan Dari Debu

Setiap hari, debu luar angkasa dari meteorit, komet, dan sisa-sisa tata surya kita yang lain jatuh ke atmosfer bumi. Para peneliti memperkirakan bahwa jumlah debu yang jatuh ke bumi adalah sebanyak 60 ton per hari. Pada bulan Maret 2017, para ilmuwan melaporkan bahwa partikel debu luar angkasa telah diidentifikasi di seluruh planet Bumi.

Tubuh manusia diciptakan dari debu bintang. Image: Wikimedia
Selama beberapa dekade, para pakar sains mengatakan bahwa manusia terbuat dari debu bintang. Dunia kita hakikatnya terdiri dari unsur-unsur yang terbentuk jauh di dalam inti bintang yang sekarang telah lama mati. Berdasarkan penelitian terhadap 150.000 bintang menunjukkan bahwa asumsi ini memang benar: Manusia memiliki sekitar 93-97 persen dari jenis atom yang sama dengan galaksi Bima Sakti. Adapun unsur-unsur kehidupan tampak lebih menonjol di pusat galaksi. Ada enam unsur kehidupan yang paling umum di Bumi (termasuk 97 persen massa tubuh manusia) yaitu karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, sulfur dan fosfor. Karena atom debu bintang adalah elemen yang lebih berat, persentase massa debu bintang ditubuh kita jauh lebih dominan. Kita dapat menyimpulkan bahwa 93-97 persen massa di tubuh kita secara literal adalah debu bintang.

Al-Qur’an menjelaskan hal ini dalam ayat berikut:

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak. [Surat Ar-Rum Ayat 20]

Kata تُرَابٍ atau “tanah” secara bahasa adalah debu. Kata “dust” juga digunakan dalam Al-Qur’an terjemahan bahasa Inggris. Tentu saja debu yang dimaksud dalam ayat di atas adalah debu yang ada di bumi. Karena itu, ada satu informasi tambahan yang perlu anda ketahui bahwa debu yang ada di bumi adalah berasal dari bintang.

Para ilmuwan telah menemukan partikel debu mikroskopis pada material meteorit di Bumi. Partikel debu mikroskopis tersebut kemungkinan terbentuk dari ledakan bintang yang terjadi jauh sebelum penciptaan matahari. Bintang itu dikenal sebagai Asymptotic Giant Branch atau bintang AGB. Ledakan tersebut mengeluarkan material berupa gas dan debu ke ruang antara bintang di galaksi. Beberapa material berperan dalam penciptaan tata surya.

Bintang AGB pada fase akhir. Image: Wikimedia
Lebih lanjut, tim ahli fisika nuklir menemukan adanya reaksi fusi antara proton dan bentuk oksigen yang disebut 17O. Efek dari reaksi nuklir ini diamati dengan jelas pada beberapa butir debu bintang yang ditemukan di meteorit. Hal ini memecahkan misteri asal usul debu yang ada di planet tata surya, termasuk bumi. Temuan ini membuktikan bahwa debu yang ada di bumi berasal dari bintang. Debu yang ada di bumi telah eksis jauh sebelum penciptaan tata surya.

Sebagai kesimpulan, manusia terbentuk dari dua materi utama: debu dan air. Campuran dari debu dan air dinamakan tanah liat (clay) yang banyak disebutkan dalam ayat-ayat di dalam Al-Qur’an. Wallaahu a’lam bishawaab.

Thursday, August 31, 2017

Kegelapan Berlapis Di Dalam Lautan

Zona aphotic (dari bahasa Yunani ἀ- + φῶς "tanpa cahaya") adalah bagian dari danau atau laut dimana hanya ada sedikit atau tidak ada sinar matahari. Secara formal didefinisikan sebagai kedalaman laut dengan sinar matahari yang menembus kurang dari satu persen. Sangat gelap, sehingga mustahil untuk melihat sekeliling. Sebagian besar makanan di zona ini berasal dari organisme mati yang tenggelam ke dasar danau atau laut dari perairan di atas.


Kedalaman zona aphotic dapat dipengaruhi oleh hal-hal seperti kekeruhan dan musim tahunan. Zona aphotic berada di bawah zona photic, yang merupakan bagian danau atau laut yang terkena dampak langsung sinar matahari. Karena kegelapan total yang menyelimuti zona aphotik, banyak organisme yang bertahan di lautan dengan kondisi tidak memiliki mata, dan hanya sedikit organisme yang memiliki cahaya mereka sendiri disebut bioluminescence.

Al-Quran menjelaskan bahwa di dalam laut ada zona gelap beberapa tingkatan, sangat gelap sehingga seseorang tidak akan bisa melihat tangannya sendiri:

Gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya. barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun. [Surat An-Nur ayat 40]

Pengetahuan modern membagi zona aphotic menjadi empat tingkatan. Zona gelap pertama adalah mesopelagik atau twilight zone. Zona ini berada pada kedalaman 200-1000 meter di bawah permukaan laut. Zona gelap kedua adalah bathypelagik atau dikenal juga sebagai midnight zone. Zona ini berada pada kedalaman 1000-4000 meter di bawah permukaan laut. Karena cahaya matahari tidak dapat menembus zona ini, banyak spesies tidak memiliki mata.

Tingkatan dalam zona aphotic. Image: Wikimedia
Zona gelap ketiga adalah abyssopelagik. Zona ini berada pada kedalaman 4000-6000 meter di bawah permukaan laut. Zona ini juga ditandai dengan dingin terus menerus serta kurangnya nutrient. Zona gelap keempat adalah Hadopelagik atau dikenal juga sebagai zona parit. Zona ini berada pada kedalaman lebih dari 6.000 meter di bawah permukaan laut. Karena kegelapan total, spesies yang berada di zona ini mengalami proses adaptasi, dengan mata yang sangat besar untuk menerima cahaya dari bioluminescence. Wallaahu a’lam bishawaab.

Saturday, August 26, 2017

Lintasan Bintang Dan Eksistensi Dark Matter

Selama rotasi bumi, beberapa bintang terbit dari bawah cakrawala timur dan kemudian terbenam di bawah cakrawala barat. Karena itu, bintang-bintang ini disebut terbit dan terbenam. Sudut terbit dan terbenam bintang (termasuk matahari) adalah sama untuk semua bintang yang terbit dan terbenam bagi pengamat tersebut. Secara khusus, sudutnya adalah 90 ° - | lintang pengamat |. Ada sedikit perbedaan untuk belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Di belahan bumi utara sudut miring ke arah selatan. Adapun di belahan bumi selatan sudut miring ke arah utara.


Bintang di dekat langit kutub (utara & selatan) membuat lingkaran kecil dan mungkin tidak melewati bidang cakrawala. Bintang-bintang yang selalu berada di bawah cakrawala tidak akan pernah terbit. Adapun bintang-bintang yang selalu berada di atas cakrawala - disebut bintang sirkumpolar – terbit dan terbenam dengan pola tertentu. Bintang sirkumpolar untuk belahan bumi utara tidak pernah terbit untuk belahan bumi selatan dan sebaliknya.

Al-Qur’an menjelaskan hal ini dalam ayat berikut:

Maka aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui. [Surat Al-Waqi’ah ayat 75-76]

Dalam sebuah pengamatan di wilayah Utah (Amerika Serikat), bintang-bintang di langit terbit dari arah timur (seperti matahari). Bintang-bintang tersebut terbit secara diagonal, tidak lurus ke atas. Mereka bergerak secara diagonal dari utara (kiri) ke selatan (kanan). Setelah beberapa jam, bintang-bintang yang sama akan tampak di langit tinggi bagian selatan. Di utara, bintang terbit di timur laut dan terbenam di barat laut, bergerak berlawanan arah jarum jam mengelilingi titik yang tinggi di atas cakrawala utara.

Ilustrasi dark matter. Image: Wikimedia
Galaksi Bima Sakti melakukan rotasi, sama seperti semua galaksi spiral lainnya. Bintang-bintang di langit bergerak mengorbit di seputar pusat galaksi. Bukan hanya itu saja, adanya gerakan bintang-bintang di galaksi selain Bima Sakti mengarah pada teori adanya dark matter di alam semesta. Para ilmuwan tidak bisa melihat dark matter secara langsung, namun bisa mempelajari efeknya. Bukti adanya dark matter dalam hal ini adalah bintang-bintang mengorbit di galaksi mereka lebih cepat dari seharusnya. Hal ini hanya dapat terjadi jika ada sejumlah besar materi tak terlihat yang terikat di setiap galaksi, berkontribusi pada keseluruhan massa dan tingkat rotasi.

Dark matter adalah jenis materi yang dianggap berperan penting atas sebagian besar massa di alam semesta. Menurut Planck mission, dan berdasarkan model standar kosmologi, Dark matter diperkirakan mencapai 84,5 persen dari total materi di alam semesta. Karena Dark matter sepertinya tidak memberi atau memantulkan cahaya, sinar-x, atau radiasi lainnya, instrumen yang digunakan untuk menemukan materi normal (seperti gas panas, bintang, planet, dan sebagainya) tidak dapat digunakan untuk menemukan Dark matter. Tampaknya dark matter itu tidak terbuat dari hal yang sama seperti yang kita lihat setiap hari di Bumi. Banyak ilmuwan berpikir bahwa dark matter eksis di bumi, tersembunyi tepat di bawah hidung kita. Tetapi kita tidak bisa melihatnya. Wallahu a’lam bishawaab.