Pegunungan Tengah Taiwan. Image: Wikimedia |
Penelitian menunjukkan bahwa topografi Pegunungan Tengah dan sekitarnya mempengaruhi gerakan tanah yang diakibatkan oleh gelombang seismik dari gempa bumi. Secara umum, Gempa bumi meningkatkan amplitudo guncangan di puncak gunung dan lereng pegunungan, sedangkan guncangan pada area lembah hampir tidak terasa karena gerakan tanah sudah berkurang. Al-Quran menjelaskan hal ini dalam ayat berikut:
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. [Surat An-Nahl ayat 15]
Kata “gunung-gunung” dalam ayat di atas adalah رَوَاسِيَ atau firm mountains (rawaasiya). Dalam al-Qur'an, pegunungan biasanya ditulis dengan kata al-Jibal. Contoh ayat yang menerangkan mengenai al-Jibal dapat kita temukan dalam surat Asy Syu'araa ayat 149, surat An Naml ayat 88, surat Faathir ayat 27, serta surat Al Qaari'ah ayat 5. Selain al-Qur'an, terdapat Hadist yang menerangkan fungsi gunung seperti terdapat dalam surat An-Nahl ayat 15 tetapi menggunakan kata al-Jibal.
Anas bin Malik ra. meriwayatkan sebagai berikut:
Nabi Saw bersabda: “Ketika Allah Swt menciptakan bumi, bumi selalu berguncang. Maka Dia menciptakan gunung-gunung, dan berkata kepada mereka: 'Di atas itu' maka gunung-gunung mulai menetap di bumi ... [Jami`at-Tirmidzi Vol. 5, Hadist 3369]
Hadist di atas menggunakan kata الْجِبَالَ - al-Jibal sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa semua jenis gunung dengan topografi yang berbeda memiliki fungsi mengurangi guncangan seperti dijelaskan dalam Hadist riwayat Anas ra. di atas. Selain terdapat dalam surat An Nahl ayat 15, kata rawaasiya juga terdapat dalam surat Al Anbiyaa' ayat 31, serta surat Luqman ayat 10. Ketiga ayat ini menekankan hal yang sama, yaitu fungsi gunung (rawaasiya) untuk mengurangi guncangan akibat gempa bumi. Berdasarkan batasan penelitian, Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan rawaasiya adalah pegunungan yang didominasi oleh batuan keras yang tahan terhadap pelapukan dan erosi.
Mengapa gempa bumi besar kadang-kadang masih terjadi?
Menurut pendapat para ulama, Penderitaan dan bahkan kematian akibat gempa bumi adalah karena dosa-dosa kita dan tindakan ketidaktaatan yang telah kita lakukan - entah itu berupa kufur (tidak percaya kepada Allah Swt), dosa besar atau dosa kecil. Dalil mengenai hal ini terdapat pada al-Qur’an surat Asy-Syura ayat 30 dan Hadist riwayat Sunan Abi Dawud no 4278.
Menurut pendapat para ulama, Penderitaan dan bahkan kematian akibat gempa bumi adalah karena dosa-dosa kita dan tindakan ketidaktaatan yang telah kita lakukan - entah itu berupa kufur (tidak percaya kepada Allah Swt), dosa besar atau dosa kecil. Dalil mengenai hal ini terdapat pada al-Qur’an surat Asy-Syura ayat 30 dan Hadist riwayat Sunan Abi Dawud no 4278.
Gempa bumi Sumatera barat 2009. Image: Wikimedia |
Al-Qur’an sendiri tidak mengatakan bahwa adanya pegunungan akan membuat bumi bebas dari gempa besar. Hal ini diperkuat dengan keterangan dari ayat berikut:
Katakanlah: "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu ... [Surat Al-An'am Ayat 65]
Tafsir dari Mujahid bin Jabir (642-722 M) mengenai ayat ini, bahwa yang dimaksud dengan azab dari bawah kakimu adalah gempa bumi dan tanah longsor. Selain sebagai peringatan dan azab, ada penjelasan yang lebih kontemporer mengenai gempa bumi besar yang masih sering terjadi bahkan kuantitasnya semakin bertambah dari masa ke masa. Jawabannya adalah karena hari kiamat sudah semakin dekat. Dalil mengenai hal ini terdapat pada Hadist berikut:
Abu Hurairah ra. meriwayatkan sebagai berikut:
Nabi (ﷺ) bersabda, “Hari kiamat tidak akan terjadi sampai pengetahuan (agama) akan diambil (melalui kematian orang-orang yang paham agama), gempa bumi akan sangat sering terjadi, waktu akan berlalu dengan cepat, kesengsaraan akan muncul, pembunuhan akan meningkat dan uang akan melimpah di antara kamu. " [Sahih al-Bukhari 1036]
Selama dekade terakhir dari Desember 2004 hingga tahun 2014 tercatat telah terjadi sebanyak 18 gempa bumi besar ( Mw ≥ 8.0). Catatan ini terjadi secara global (~ 1,8 per tahun). Hal ini menunjukkan peningkatan yang cukup drastis mengingat dari tahun 1900 hingga pertengahan 2004 hanya ada 71 gempa besar yang terjadi (~ 0,68 per tahun). Dengan demikian, telah terjadi peningkatan gempa bumi secara efektif sebesar 265% selama rentang waktu tersebut. Dekade terakhir dari aktivitas gempa bumi bertepatan dengan jaringan global yang luas dari seismometer, stasiun GPS, alat pengukur tsunami, dan kemampuan pencitraan satelit baru seperti GRACE, InSAR, dan interferometri LandSAT. Kecanggihan teknologi membuat peristiwa seperti gempa bumi 11 Maret 2011 di Tohoku, Jepang, menghasilkan lebih banyak rekaman gerakan tanah dibandingkan dengan data gempa bumi besar pada abad terakhir. Hal ini memungkinkan analisis yang lebih menyeluruh mengenai peristiwa yang telah terjadi.
Kesimpulan: Pada dasarnya ibadah dan segala bentuk amal perbuatan yang dikerjakan manusia memiliki tujuan agar Allah Swt dapat menguji ketulusan mereka terhadap-Nya. Kemudian tergantung pada perbuatan mereka, Allah Swt akan menghakimi dan memasukkan mereka di surga atau neraka. Terlepas dari apakah gempa-gempa besar yang banyak menelan korban jiwa selama lebih dari satu dekade terakhir merupakan tanda semakin dekatnya hari kiamat ataupun terjadi karena kesalahan manusia, setiap mukmin hendaknya selalu mencoba untuk berpikir positif tentang Allah Swt dalam semua situasi. Hal ini karena apa pun yang berasal dari Allah Swt adalah untuk kebaikan kita dan Dia adalah Pelindung orang-orang mukmin yang saleh sekaligus Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Wallaahu a’lam bishawaab.
Katakanlah: "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu ... [Surat Al-An'am Ayat 65]
Tafsir dari Mujahid bin Jabir (642-722 M) mengenai ayat ini, bahwa yang dimaksud dengan azab dari bawah kakimu adalah gempa bumi dan tanah longsor. Selain sebagai peringatan dan azab, ada penjelasan yang lebih kontemporer mengenai gempa bumi besar yang masih sering terjadi bahkan kuantitasnya semakin bertambah dari masa ke masa. Jawabannya adalah karena hari kiamat sudah semakin dekat. Dalil mengenai hal ini terdapat pada Hadist berikut:
Abu Hurairah ra. meriwayatkan sebagai berikut:
Nabi (ﷺ) bersabda, “Hari kiamat tidak akan terjadi sampai pengetahuan (agama) akan diambil (melalui kematian orang-orang yang paham agama), gempa bumi akan sangat sering terjadi, waktu akan berlalu dengan cepat, kesengsaraan akan muncul, pembunuhan akan meningkat dan uang akan melimpah di antara kamu. " [Sahih al-Bukhari 1036]
Selama dekade terakhir dari Desember 2004 hingga tahun 2014 tercatat telah terjadi sebanyak 18 gempa bumi besar ( Mw ≥ 8.0). Catatan ini terjadi secara global (~ 1,8 per tahun). Hal ini menunjukkan peningkatan yang cukup drastis mengingat dari tahun 1900 hingga pertengahan 2004 hanya ada 71 gempa besar yang terjadi (~ 0,68 per tahun). Dengan demikian, telah terjadi peningkatan gempa bumi secara efektif sebesar 265% selama rentang waktu tersebut. Dekade terakhir dari aktivitas gempa bumi bertepatan dengan jaringan global yang luas dari seismometer, stasiun GPS, alat pengukur tsunami, dan kemampuan pencitraan satelit baru seperti GRACE, InSAR, dan interferometri LandSAT. Kecanggihan teknologi membuat peristiwa seperti gempa bumi 11 Maret 2011 di Tohoku, Jepang, menghasilkan lebih banyak rekaman gerakan tanah dibandingkan dengan data gempa bumi besar pada abad terakhir. Hal ini memungkinkan analisis yang lebih menyeluruh mengenai peristiwa yang telah terjadi.
Kesimpulan: Pada dasarnya ibadah dan segala bentuk amal perbuatan yang dikerjakan manusia memiliki tujuan agar Allah Swt dapat menguji ketulusan mereka terhadap-Nya. Kemudian tergantung pada perbuatan mereka, Allah Swt akan menghakimi dan memasukkan mereka di surga atau neraka. Terlepas dari apakah gempa-gempa besar yang banyak menelan korban jiwa selama lebih dari satu dekade terakhir merupakan tanda semakin dekatnya hari kiamat ataupun terjadi karena kesalahan manusia, setiap mukmin hendaknya selalu mencoba untuk berpikir positif tentang Allah Swt dalam semua situasi. Hal ini karena apa pun yang berasal dari Allah Swt adalah untuk kebaikan kita dan Dia adalah Pelindung orang-orang mukmin yang saleh sekaligus Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Wallaahu a’lam bishawaab.