Selama rotasi bumi, beberapa
bintang terbit dari bawah cakrawala timur dan kemudian terbenam di bawah
cakrawala barat. Karena itu, bintang-bintang
ini disebut terbit dan terbenam.
Sudut terbit dan terbenam bintang (termasuk matahari) adalah sama untuk semua
bintang yang terbit dan terbenam bagi pengamat tersebut. Secara khusus,
sudutnya adalah 90 ° - | lintang pengamat |. Ada sedikit perbedaan untuk belahan bumi
utara dan belahan bumi selatan. Di belahan bumi utara sudut miring ke arah
selatan. Adapun di belahan bumi selatan sudut miring ke arah utara.
Bintang di dekat langit kutub
(utara & selatan) membuat lingkaran kecil dan mungkin tidak melewati bidang
cakrawala. Bintang-bintang yang selalu berada di bawah cakrawala tidak akan
pernah terbit. Adapun bintang-bintang yang selalu berada di atas cakrawala -
disebut bintang sirkumpolar – terbit dan terbenam dengan pola tertentu. Bintang
sirkumpolar untuk belahan bumi utara tidak pernah terbit untuk belahan bumi
selatan dan sebaliknya.
Al-Qur’an menjelaskan hal ini
dalam ayat berikut:
Maka aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui. [Surat Al-Waqi’ah ayat 75-76]
Dalam sebuah pengamatan di
wilayah Utah
(Amerika Serikat), bintang-bintang di langit terbit dari arah timur (seperti
matahari). Bintang-bintang tersebut terbit secara diagonal, tidak lurus ke
atas. Mereka bergerak
secara diagonal dari utara (kiri) ke selatan (kanan). Setelah beberapa jam,
bintang-bintang yang sama akan tampak di langit tinggi bagian selatan. Di utara,
bintang terbit di timur laut dan terbenam di barat laut, bergerak berlawanan
arah jarum jam mengelilingi titik yang tinggi di atas cakrawala utara.
Ilustrasi dark matter. Image: Wikimedia |
Galaksi Bima Sakti melakukan
rotasi, sama seperti semua galaksi spiral lainnya. Bintang-bintang di langit
bergerak mengorbit di seputar pusat galaksi. Bukan hanya itu saja, adanya
gerakan bintang-bintang di galaksi selain Bima Sakti mengarah pada teori
adanya dark matter di alam semesta. Para
ilmuwan tidak bisa melihat dark matter secara langsung, namun bisa mempelajari
efeknya. Bukti adanya dark matter dalam hal ini adalah bintang-bintang
mengorbit di galaksi mereka lebih cepat dari seharusnya. Hal ini hanya dapat
terjadi jika ada sejumlah besar materi tak terlihat yang terikat di setiap
galaksi, berkontribusi pada keseluruhan massa
dan tingkat rotasi.
Dark matter adalah jenis materi
yang dianggap berperan penting atas sebagian besar massa di alam semesta. Menurut Planck mission,
dan berdasarkan model standar kosmologi, Dark matter diperkirakan mencapai
84,5 persen dari total materi di alam semesta. Karena Dark matter
sepertinya tidak memberi atau memantulkan cahaya, sinar-x, atau radiasi
lainnya, instrumen yang digunakan untuk menemukan materi normal (seperti gas
panas, bintang, planet, dan sebagainya) tidak dapat digunakan untuk menemukan
Dark matter. Tampaknya dark matter itu tidak terbuat dari hal yang sama seperti
yang kita lihat setiap hari di Bumi. Banyak ilmuwan berpikir bahwa dark matter
eksis di bumi, tersembunyi tepat
di bawah hidung kita. Tetapi kita tidak bisa melihatnya. Wallahu a’lam
bishawaab.