Showing posts with label Astronomi. Show all posts
Showing posts with label Astronomi. Show all posts

Tuesday, July 5, 2016

Al-Quran Menjelaskan Bahwa Bumi Berbentuk Elips

Konsep bumi berbentuk bundar pertama kali dicetuskan sekitar 500 BC oleh Pythagoras (Filsuf dan matematikawan Yunani kuno). Pythagoras mengusulkan bumi berbentuk bola, berdasarkan estetika tanpa ditunjang oleh bukti fisik apapun. Dia berpendapat bahwa bola itu adalah bentuk yang paling sempurna. Mungkin yang pertama kali mengusulkan bumi bundar berdasarkan bukti fisik sebenarnya adalah Aristoteles (384-322 BC), yang mencantumkan beberapa argumen untuk bumi berbentuk bola: lambung kapal menghilang saat mereka berlayar di atas cakrawala, bumi menghasilkan bayangan bulat di bulan selama gerhana bulan, dan konstelasi yang berbeda terlihat pada garis lintang yang berbeda. Dengan penyebaran budaya Yunani di timur, astronomi Helenistik disaring oleh peradaban India kuno dimana pengaruhnya yang mendalam mulai terlihat pada abad-abad awal Masehi. Aryabhatta (476-550 AD) adalah astronom dan matematikawan India klasik yang menangani bidang bumi dan gerak planet. Dua bagian terakhir dari karyanya, Aryabhatiya, yang diberi nama Kalakriya ("perhitungan waktu") dan Gol ("bola"), menyatakan bahwa Bumi itu bundar.

Bumi dilihat dari antariksa. Image: NASA
Gambar di atas adalah photo bumi dilihat dari antariksa menggunakan pesawat Apollo 17. Para kru terdiri dari Eugene A. Cernan, Ronald E. Evans, dan Harrison H. Schmitt. Pemandangan menakjubkan tersebut terjadi saat mereka bepergian ke bulan pada 7 Desember 1972. Ini adalah pertama kalinya astronot dapat memotret es yang ada di kutub selatan. Hampir seluruh garis pantai Afrika terlihat jelas, bersama dengan Jazirah Arab. Kita bisa melihat bahwa bumi tidak sepenuhnya bundar, melainkan menyerupai telur.

Al-Quran menjelaskan kepada umat manusia 14 abad yang lalu bahwa bumi memiliki bentuk menyerupai bola. Jadi bukan berbentuk rata. Hal ini terdapat dalam ayat berikut:

Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. [Surat Az-Zumar Ayat 5]

Kata يُكَوِّرُ atau ''menutupkan'' secara bahasa memiliki makna melapisi suatu obyek yang berbentuk bundar - lazim digunakan untuk penutup kepala seperti sorban. Karena itu ayat di atas bisa dimaknai sebagai: menjadikan malam melingkari siang (dengan gelapnya), dan menjadikan siang melingkari malam (dengan cahayanya).

Selain konsep bumi bulat, terdapat juga model bumi datar berupa suatu kepercayaan yang menyatakan bahwa bumi berbentuk datar. Hal ini banyak diyakini oleh berbagai macam budaya. Pada periode awal, Mesopotamia dan Mesir menganggap bumi sebagai piringan datar yang mengambang di laut. Gambaran tentang hal itu ditemukan dalam catatan Homer dari abad ke 8 BC.

Beberapa filsuf Yunani kuno pra-Socrates percaya bahwa bumi itu datar. Thales berpendapat bahwa bumi datar mengambang di air seperti kayu gelondongan. Anaximander meyakini bentuk bumi adalah silinder pendek berbentuk datar. Anaximenes dari Miletus percaya bahwa bumi itu datar dan mengambang di udara, sama seperti matahari dan bulan. Xenophanes menganggap bahwa bumi itu datar, dengan sisi atas yang menyentuh udara, adapun sisi bawah tidak memiliki batas. Anaxagoras sepakat bahwa bumi itu datar. Murid Anaxagoras, Arkhelaus, percaya bahwa bumi datar tertekan di tengah seperti cawan. Sejarawan Hecataeus dari Miletus percaya bahwa bumi itu datar dan dikelilingi oleh air.

Konsep bumi datar. Image: Pixabay
Pandangan kosmologi bumi datar bukan hanya dianut oleh peradaban Mesopotamia, Mesir dan Yunani, tetapi juga peradaban Eropa kuno, India, Jepang dan Cina. Masyarakat Eropa kuno seperti orang-orang Norse dan Jerman percaya pada kosmografi bumi datar dengan bumi yang dikelilingi oleh lautan, dengan pohon dunia (Yggdrasil) atau pilar (Irminsul) di tengahnya. Peradaban India kuno mengatakan bahwa bumi adalah piringan yang terdiri dari empat benua dikelompokkan seperti pada kelopak bunga. Dalam pandangan Jepang kuno, bab pertama dari Nihongi ('Chronicles of Japan') menggambarkan kepercayaan Jepang kuno bahwa bumi itu datar, berupa lahan kering melayang 'seperti minyak' di atas air.

Di Cina kuno, kepercayaan yang berlaku adalah bahwa bentuk bumi itu datar dan persegi, sedangkan langit itu bulat. Ahli kebudayaan Cina asal Inggris, Cullen menekankan titik bahwa tidak ada konsep bumi berbentuk bulat dalam astronomi Cina kuno. Pemikiran Cina pada bentuk bumi tetap hampir tidak berubah dari awal sampai kontak pertama dengan ilmu pengetahuan modern pada abad ketujuh belas.

Dalam al-Qur'an banyak ayat yang sekilas mendukung pandangan mengenai model bumi datar. Salah satunya adalah ayat berikut:

Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata. [Surat Qaf Ayat 7]

Kata مَدَدْ atau 'hamparkan' tidak secara otomatis menyatakan bahwa bumi itu berbentuk bangun datar. Penggunaan kata ''meratakan'' dalam bahasa arab secara spesifik adalah tastah, berasal dari kata mustaha yang berarti datar atau lurus. Adapun kata مَدَدْ dalam bahasa arab memiliki makna membuat suatu obyek menjadi lebih besar atau dalam hal ini adalah menambah volume bola bumi. Bumi kita ketika terbentuk tidak spontan memiliki ukuran dengan diameter ekuator sepanjang 12.756 km seperti sekarang ini, melainkan dimulai dari partikel berukuran kecil, melalui proses yang disebut sebagai akresi.

Walaupun demikian, ada studi yang menjelaskan bahwa bumi memang pernah datar pada awal pembentukannya. Sebuah penelitian menyatakan bahwa sekitar 4,4 miliar tahun yang lalu bumi berbentuk datar, tandus dan hampir seluruhnya berada di bawah air. Perdebatan bentuk bumi ini telah berlangsung dalam berbagai kebudayaan selama berabad-abad. Seiring dengan perkembangan dunia teknologi yang semakin canggih serta kemampuan manusia untuk pergi ke luar angkasa guna mengambil foto bumi dari atas atmosfer, memberikan bukti jelas bahwa bentuk bumi adalah elips. Wallaahu a'lam bishawaab.

Monday, June 27, 2016

Sebagian Besi Diturunkan Dari Langit

Hampir sebagian besar kandungan bijih besi di bumi ditemukan di batuan yang dikenal sebagai formasi besi terikat (banded iron formations). Sekitar 3 milyar tahun yang lalu belum ada atau sangat sedikit oksigen yang terlarut dalam lautan. Hal ini karena tanaman yang menghasilkan oksigen belum berkembang. Lautan pada saat itu mengandung banyak silika terlarut, yang berasal dari pelapukan batuan. Silika ini kemudian diendapkan oleh air laut, yang perlahan-lahan mengeras menjadi batuan rijang.

Hematit. Image: Wikimedia
Selain silika terlarut, pelapukan batuan juga menghasilkan besi oksida larut. Sekitar 2,5 milyar tahun yang lalu bentuk kehidupan penghasil oksigen mulai berkembang, oksigen telah menjadi bagian dari atmosfer bumi. Pada akhirnya oksigen juga larut dalam air laut, bereaksi dengan besi oksida larut untuk membentuk besi oksida tidak larut. Proses selanjutnya adalah pengendapan ke dasar laut sebagai mineral magnetit (Fe3O4) dan hematit (Fe2O3). Selama jutaan tahun proses-proses pengendapan silika dan besi oksida diulang lagi dan lagi, mengakibatkan pengendapan lapisan rijang, hematit dan magnetit.

Jadi, substansi dari terbentuknya besi di bumi adalah proses pengulangan pengendapan silika dan besi oksida dari lautan. Walaupun demikian, ada kasus yang menarik kalau kita berbicara mengenai eksistensi besi di bumi.

Perhatikan kutipan artikel berikut:

Meteorit Hoba adalah meteorit terbesar yang diketahui memiliki kandungan besi native. Meteorit ini ditemukan pada tahun 1920 oleh petani dari pertanian Hoba Barat dekat Grootfontein di Namibia utara. Menurut cerita, petani sedang membajak sawah-nya, ketika ia mendengar suara aneh seperti gesekan antara dua logam. Setelah penyelidikan lebih dekat petani menemukan sebuah batu besar dari besi, berukuran sekitar 2.95 x 2.84 meter. Besi ini diperkirakan memiliki berat yang mencapai 60 ton. Pemerintah setempat tidak berniat untuk membuang batu, mereka juga tidak memotong besi tersebut menjadi potongan kecil. Jadi meteorit Hoba tetap di situs penemuannya sampai hari ini.

Meteorit Hoba. Image: Eugen Zibiso
Hoba memiliki komposisi kimia 82,4 persen besi, 16,4 persen nikel, 0,8 persen Cobalt dan unsur logam lainnya. Meteorit ini memiliki karakteristik yang membingungkan. Di satu sisi, Hoba termasuk kelas yang sangat langka dan didefinisikan sebagai nikel diperkaya dengan ataxite. Ataxites terdiri hampir seluruhnya komponen padat. Di sisi lain, tidak adanya bekas kawah. Hoba menghantam bumi - diperkirakan 80.000 SM lalu - pada sudut yang sangat rendah.

Sejak penemuannya meteorit Hoba kehilangan sekitar setengah ton material melalui pengambilan sampel ilmiah dan sebagai souvenir oleh wisatawan. Tanda dari gergaji besi dapat dikenali dengan mudah di permukaan meteorit. Pada tahun 1955, Hoba dinyatakan sebagai Monumen Nasional, namun, aksi pengerusakan meteorit terus terjadi. Akhirnya yayasan Rossing mendanai secara menyeluruh upaya pelestarian meteorit itu pada tahun 1988.

Perhatikan kata yang ditulis dalam warna biru dalam artikel di atas. Keterangan mengenai hal ini terdapat dalam ayat berikut:

... Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. [Quran 57:25]

Kata 'anzalna' secara literal artinya diturunkan secara fisik. Jadi, kata wa'anzalna alhadid maknanya adalah besi diturunkan dari langit. Pengetahuan modern telah mampu menjelaskan hal ini melalui eksistensi besi meteorit.

Besi meteorit adalah meteorit yang terdiri dari paduan besi-nikel, biasanya terdiri dari dua fase mineral, kamacite dan taenite. Besi meteorit dikaitkan dengan asteroid jenis-M karena keduanya memiliki karakteristik spektral yang sama dalam tampilan dan inframerah. Besi meteorit juga dianggap sebagai fragmen dari inti asteroid kuno berukuran besar yang telah hancur.

Besi meteorit secara historis sudah digunakan dalam berbagai keperluan sejak zaman kuno. Besi ditempa menjadi benda-benda budaya, alat-alat atau senjata. Manik-manik berbentuk tabung yang ditemukan para arkeolog pada tahun 1911 adalah salah satu bukti tertua penggunaan besi meteorit dalam peradaban manusia. Benda tersebut ditemukan di sebuah pemakaman di Gerzeh, sekitar 70 kilometer sebelah selatan Kairo. Dari hasil penelitian, manik-manik diperkirakan berusia sekitar 3.300 SM.

Belati Tutankhamun. Image: Daniela Cornelli
Pisau belati milik fir'aun Tutankhamun juga telah dikonfirmasi terbuat dari besi meteorit. Penelitian menunjukkan bahwa senjata raja tersebut mengandung nikel dan kobalt yang biasanya terdapat pada besi meteor. Studi ini menegaskan bahwa kerajaan Mesir kuno telah menggunakan besi meteor untuk membuat benda berharga. Kualitas produksi yang tinggi dari pisau belati Tutankhamun adalah bukti penguasaan signifikan pandai besi pada masa itu.

Selain fir'aun Tutankhamun, kaisar Jahangir (1605-1624) dari dinasti Mughal ternyata juga punya pisau belati dari bahan yang sama. Menurut catatan sejarah, ada meteorit yang mendarat di wilayah kerajaan Mughal. Rasa takjub kaisar terhadap fenomena tersebut ditindaklanjuti dengan menempa meteorit tersebut menjadi pisau belati. Wallahu a'lam.

Tuesday, February 9, 2016

Matahari Juga Memiliki Orbit

Kita tahu bahwa Matahari melakukan gerakan semu dari timur ke barat. Selama ini kita hanya belajar bahwa Matahari stagnan di tempat. Fakta membuktikan bahwa matahari ternyata memiliki orbit sendiri dan melakukan pergerakan seperti planet atau satelit. Tetapi objek apa yang dikelilingi oleh Matahari?

Galaksi bima sakti. Image: Wikimedia
Kita mengenal objek itu sebagai Galaksi Bima Sakti. Pada gambar di atas, orbit Matahari ditandai dengan lingkaran warna kuning. Diameter Bima Sakti adalah sekitar 100.000 tahun cahaya. Matahari terletak sekitar 28.000 tahun cahaya dari Pusat Galaksi. Diperkirakan bahwa Matahari akan terus melakukan fusi hidrogen selama 7 miliar tahun atau lebih. Dengan kata lain, Matahari hanya dapat melakukan 31 orbit lagi sebelum kehabisan bahan bakar.

Al-Quran memberikan keterangan mengenai hal ini dalam ayat berikut:

Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. [Surat Al-anbiya ayat 33]

Durasi waktu yang dibutuhkan oleh Matahari (bersama dengan tata surya) untuk mengorbit satu kali mengelilingi pusat Galaksi Bima Sakti dikenal sebagai Tahun Galaksi, juga dikenal sebagai Tahun Kosmik. Untuk menempuh satu kali orbit, Matahari membutuhkan waktu sekitar 230 juta tahun terestrial.


Dalam ayat yang lain:

Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. [Quran 55: 5]

Matahari menempuh orbit dengan kecepatan rata-rata 828.000 km/h dalam lintasan sekitar pusat galaksi. Sekedar perbandingan, bumi melakukan orbit dengan kecepatan 108.000 km/h di sekitar Matahari. Terakhir kali Matahari berada di posisi saat ini (di ruang di sekitar Bima Sakti) adalah ketika era dinosaurus. Pada kenyataannya, orbit Matahari ini baru terjadi sebanyak 20 kali saja sejak Matahari itu sendiri terbentuk 4,6 miliar tahun yang lalu. Wallaahu a'lam bishawaab.

Wednesday, January 13, 2016

Bulan Terbelah Menjadi Dua Bagian

Keajaiban bulan terbelah menjadi dua terjadi sebelum hijrah ke Madinah atas tuntutan orang-orang musyrik dengan seizin Allah SWT. Peristiwa ini terjadi lima tahun sebelum peristiwa hijrah, diperkirakan terjadi pada tahun 617 AD. Hal ini diriwayatkan oleh banyak sahabat seperti Anas b. Malik, Ali, Huzayfa b. Yaman, Abdullah b. Mas'ud, Abdullah b. Abbas, Abdullah b. Umar, Abdullah b. Amr b. As, Jubayr b. Mut'im.

Image: Wikimedia
Dikisahkan bahwa orang-orang musyrik Quraisy, Walid b. Mughira, Abu Jahl, As b. Wail, As b. Hisyam, Aswad b. Abdi Yaghus, Aswad b. Muththalib, Zama b. Aswad, Nadr b. Harith dan yang lainnya mendatangi Nabi Muhammad SAW. Mereka meminta bukti jika Nabi benar-benar utusan Allah SWT. Mereka meminta Nabi agar membelah bulan menjadi dua. Setengah di atas gunung Abu Qubais, adapun setengah lainnya di atas bukit Quayqian.

Nabi Muhammad SAW bertanya: "Jika saya melakukannya, apakah Anda akan menjadi Muslim?" Orang-orang musyrik menjawab: "Ya, kami akan melakukannya." Pada malam ke 14, saat bulan purnama, Nabi Muhammad SAW meminta agar Allah SWT memberikan keajaiban yang dituntut oleh orang-orang musyrik darinya.

Ketika malaikat Jibril memberitahu Nabi Muhammad SAW bahwa Allah SWT telah menerima doanya, beliau mengumumkannya kepada orang-orang Mekah. Orang-orang musyrik menyaksikan bulan dipisah menjadi dua pada malam ke-14. Setengah berada di atas Gunung Abu Qubais dan setengah lainnya di atas Gunung Quayqian. Nabi Muhammad SAW kemudian meneriaki kaum Muslim: "Wahai Abu Salama b. Abdulasad! Arqam b. Abi'l Erqam! Bersaksilah!''

Dan kepada orang-orang musyrik, beliau berkata, "Saksikanlah!'' Namun, orang-orang musyrik berkata "Ini adalah salah satu mantra Putra Abu Kabsha, Anak Abu Kabsha memberi mantra kepada kalian!" Mereka berkata, "Muhammad melemparkan mantra kepada kita!"

Beberapa dari mereka juga mengatakan: "Jika Muhammad telah memberikan mantra kepada kita maka dia tidak bisa memberikan mantra pada semua orang! Mari kita bertanya kepada orang-orang musafir yang datang dari daerah sekitar sini. Kita tanya apakah mereka melihat apa yang kita lihat. "Mereka kemudian bertanya kepada orang-orang yang datang dari berbagai tempat.

"Benar! Kami juga melihat bulan dalam keadaan seperti itu! Kami melihat bulan terbelah menjadi dua!'' Di antara orang-orang yang datang dari berbagai tempat melihat bulan terbelah menjadi dua. Namun, orang-orang musyrik menolak untuk menjadi Muslim dan mengatakan: "Ini adalah sihir!", mereka mengatakan "anak yatim piatu Abu Thalib mempengaruhi langit dengan mantranya!".

Karena pengingkaran mereka maka Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:

Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus menerus". Dan mereka mendutakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya. [Surat Al-Qamar Ayat 1-3]

Ada banyak Hadits tentang peristiwa bulan terbelah menjadi dua.

Dikisahkan oleh Abdullah: Bulan terbelah (menjadi dua bagian). [HR. Bukhari]

Ibnu Abbas melaporkan bahwa bulan terbelah pada masa Rasulullah SAW. [HR. Muslim]

Dikisahkan oleh Ibn 'Umar: "Bulan terbelah pada saat Rasulullah. Maka Rasulullah berkata: 'Saksikanlah.' '' [HR. Tirmidzi]

Dikisahkan oleh Muhammad bin Jubair bin Mut'im:

Dari ayahnya yang berkata: "Bulan terbelah pada masa Rasulullah sampai menjadi dua bagian, satu di atas gunung ini dan satu di atas gunung itu. Maka mereka berkata: 'Muhammad telah memberikan mantra kepada kita.' Beberapa dari mereka berkata: 'Jika dia bisa memberikan mantra kepada kami, dia tidak bisa memberikan mantra kepada semua orang.' [HR. Tirmidzi]

Beberapa narasi mungkin berbeda, tetapi ada satu persamaan yang bisa diambil: bulan terbelah.

Alam semesta holografik

Peristiwa bulan terbelah menjadi dua termasuk salah satu misteri yang sulit untuk dijelaskan secara ilmiah. Sebuah studi telah memberikan bukti pengamatan bahwa alam semesta kita sebenarnya adalah hologram yang luas dan kompleks.

Alam semesta holografik merupakan hipotesis yang pertama kali dicetuskan pada tahun 1990an. Konsep di mana semua informasi yang membentuk realitas 3D kita (ditambah waktu) terkandung dalam permukaan 2D pada batas-batasnya. Hal ini mirip seperti menonton film 3D di bioskop. Kita melihat gambar 3D yang memiliki tinggi, lebar dan paling penting, kedalaman - padahal sebenarnya semuanya berasal dari layar datar 2D. Bedanya, di alam semesta 3D kita bisa menyentuh benda dan 'proyeksi' itu 'nyata' dari sudut pandang kita.


Dalam video Youtube di atas, terlihat objek sangat samar seperti bulan yang dipantulkan melalui cermin. Berdasarkan fakta ini, kita bisa berpendapat bahwa bulan adalah hologram. Gelombang bulan ini hanya terjadi ketika bulan mendekati posisi penuhnya. Dengan kata lain bahwa sebuah hologram diproyeksikan saat bulan penuh. Mukjizat dari Nabi dalam hal ini adalah membuat objek yang menyerupai pantulan bulan tersebut bisa terlihat oleh manusia yang ada di bumi dengan sangat jelas, tanpa menggunakan alat bantu.

Supermoon

Dalam bahasa Indonesia disebut bulan super, adalah istilah yang digunakan oleh para astrolog untuk menggambarkan keadaan bulan penuh ketika bulan berada dalam posisi terdekatnya dengan Bumi (apsis/perigee). Secara spesifik, bulan super merupakan bulan purnama, yang jaraknya dengan bumi sekitar 10 persen atau kurang dari jarak lintasannya dengan bumi. Ketika fenomena ini terjadi, bulan nampak lebih besar dan lebih terang, meskipun perubahan jaraknya hanya beberapa kilometer.

Supermoon. Image: Pixabay
Pada abad ke-11, matematikawan Arab Ibn Al-Haytham mengembangkan teori tentang bagaimana ilusi bulan bekerja. Pada dasarnya menunjukkan bahwa perbedaan ukuran berkaitan dengan bagaimana otak kita memandang jarak, dan kemudian bagaimana kita secara otomatis menyesuaikan ukuran benda yang diinginkan. Al-Haytham menjelaskan bahwa ketika bulan di atas kepala, kita merasakannya lebih dekat dan karena itu lebih kecil. Tapi saat bulan terbit di atas cakrawala yang jauh, kita merasakannya lebih jauh dan karena itu lebih besar.

Salah satu alasan mengapa cakrawala tampak lebih jauh daripada langit di atas adalah bahwa otak kita memandang bentuk "ruang" sebagai kubah yang berbentuk rata dan bukan bola bulat sempurna. Itu berarti kita menilai benda langit yang berada di atas terlihat lebih dekat daripada benda langit di cakrawala.

Sebagai penutup, peristiwa bulan terbelah menjadi dua tidak banyak diketahui oleh bangsa-bangsa lain disebabkan karena perbedaan waktu – yaitu siang dan malam. Misalnya pada saat di Mekkah jam 21.00 maka: di India jam 23.30, di Reykjavik jam 18.00, di Perth jam 02.00, di Washington D.C. Jam 14.00, di Rio de Janeiro jam 15.00, di Tokyo jam 03.00, di Beijing jam 02.00. Wallaahu a'lam bishawaab.

Saturday, January 9, 2016

Tata Surya Adalah Heliosentris

Sebelum mengenal konsep Heliosentrisme yang menjadikan matahari sebagai pusat pergerakan planet, umat manusia mengenal dan menggunakan konsep Geosentrisme atau disebut Teori Geosentrik. Model Geosentrik merupakan istilah astronomi yang menggambarkan alam semesta dengan bumi sebagai pusatnya dan pusat pergerakan semua benda-benda langit. Model ini menjadi sistem kosmologi predominan pada budaya kuno misalnya Yunani kuno, yang meliputi sistem-sistem terkenal yang dikemukakan oleh Aristoteles and Claudius Ptolemaeus.

Konsep Geosentrisme. Image: Wikimedia
Dua pengamatan umum mendukung pandangan bahwa bumi adalah pusat dari alam semesta. Pengamatan pertama adalah bintang-bintang, matahari dan bulan nampak berputar mengitari bumi setiap hari, membuat bumi adalah alam semesta. Lebih lanjut, setiap bintang berada pada suatu bulatan stelar atau selestial ('stellar sphere' atau 'celestial sphere'), di mana bumi adalah pusatnya. Bintang-bintang yang terdekat dengan khatulistiwa nampak naik dan turun paling jauh, tetapi setiap bintang kembali ke titik terbitnya setiap hari. Observasi umum kedua yang mendukung model geosentrik adalah bumi nampaknya tidak bergerak dari sudut pandang pengamat yang berada di bumi, bahwa bumi itu solid, stabil dan tetap di tempat. Dengan kata lain, bumi benar-benar dalam posisi diam.

Bagaimana penjelasan mengenai hal ini dalam Al-Quran?

Al-Quran menjelaskan kepada umat manusia bahwa bulan, bumi dan matahari melakukan pergerakan pada orbit. Hal ini dijelaskan dalam ayat berikut:

Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. [Surat Az-Zumar Ayat 5]

Bahasa Arab memiliki dua jenis kata jamak. Pertama adalah jamak ganda yaitu bermakna memiliki jumlah hanya dua. Adapun yang kedua adalah kata jamak yang bermakna memiliki jumlah tiga atau lebih. Kata jamak ganda dari كُلٌّ يَجْرِي atau ''masing-masing berjalan'' adalah ''Kulahuma Yajrii'', tetapi Al-Quran tidak menggunakan kata ini. Sebagai gantinya, Al-Quran menggunakan kata ''Kullun Yajrii'' yang berarti memiliki jumlah tiga atau lebih.


Dalam ayat di atas, kata ''masing-masing berjalan'' sebelumnya didahului oleh dua objek saja, matahari dan bulan. Hal ini terjawab ketika ilmu pengetahuan modern memperkenalkan konsep Heliosentris. Bumi ternyata bukan pusat alam semesta. Bumi tidak stagnan, melainkan bergerak mengelilingi matahari. Selain bumi, ada planet lain berjumlah tujuh. Selain bulan, ada satelit lain berjumlah 469. Semuanya melakukan pergerakan, delapan planet dan 470 satelit bergerak mengelilingi matahari. Adapun matahari sendiri dalam sistem tata surya bergerak mengelilingi galaksi bima sakti. Wallaahu a'lam bishawaab.