Wednesday, January 13, 2016

Bulan Terbelah Menjadi Dua Bagian

Keajaiban bulan terbelah menjadi dua terjadi sebelum hijrah ke Madinah atas tuntutan orang-orang musyrik dengan seizin Allah SWT. Peristiwa ini terjadi lima tahun sebelum peristiwa hijrah, diperkirakan terjadi pada tahun 617 AD. Hal ini diriwayatkan oleh banyak sahabat seperti Anas b. Malik, Ali, Huzayfa b. Yaman, Abdullah b. Mas'ud, Abdullah b. Abbas, Abdullah b. Umar, Abdullah b. Amr b. As, Jubayr b. Mut'im.

Image: Wikimedia
Dikisahkan bahwa orang-orang musyrik Quraisy, Walid b. Mughira, Abu Jahl, As b. Wail, As b. Hisyam, Aswad b. Abdi Yaghus, Aswad b. Muththalib, Zama b. Aswad, Nadr b. Harith dan yang lainnya mendatangi Nabi Muhammad SAW. Mereka meminta bukti jika Nabi benar-benar utusan Allah SWT. Mereka meminta Nabi agar membelah bulan menjadi dua. Setengah di atas gunung Abu Qubais, adapun setengah lainnya di atas bukit Quayqian.

Nabi Muhammad SAW bertanya: "Jika saya melakukannya, apakah Anda akan menjadi Muslim?" Orang-orang musyrik menjawab: "Ya, kami akan melakukannya." Pada malam ke 14, saat bulan purnama, Nabi Muhammad SAW meminta agar Allah SWT memberikan keajaiban yang dituntut oleh orang-orang musyrik darinya.

Ketika malaikat Jibril memberitahu Nabi Muhammad SAW bahwa Allah SWT telah menerima doanya, beliau mengumumkannya kepada orang-orang Mekah. Orang-orang musyrik menyaksikan bulan dipisah menjadi dua pada malam ke-14. Setengah berada di atas Gunung Abu Qubais dan setengah lainnya di atas Gunung Quayqian. Nabi Muhammad SAW kemudian meneriaki kaum Muslim: "Wahai Abu Salama b. Abdulasad! Arqam b. Abi'l Erqam! Bersaksilah!''

Dan kepada orang-orang musyrik, beliau berkata, "Saksikanlah!'' Namun, orang-orang musyrik berkata "Ini adalah salah satu mantra Putra Abu Kabsha, Anak Abu Kabsha memberi mantra kepada kalian!" Mereka berkata, "Muhammad melemparkan mantra kepada kita!"

Beberapa dari mereka juga mengatakan: "Jika Muhammad telah memberikan mantra kepada kita maka dia tidak bisa memberikan mantra pada semua orang! Mari kita bertanya kepada orang-orang musafir yang datang dari daerah sekitar sini. Kita tanya apakah mereka melihat apa yang kita lihat. "Mereka kemudian bertanya kepada orang-orang yang datang dari berbagai tempat.

"Benar! Kami juga melihat bulan dalam keadaan seperti itu! Kami melihat bulan terbelah menjadi dua!'' Di antara orang-orang yang datang dari berbagai tempat melihat bulan terbelah menjadi dua. Namun, orang-orang musyrik menolak untuk menjadi Muslim dan mengatakan: "Ini adalah sihir!", mereka mengatakan "anak yatim piatu Abu Thalib mempengaruhi langit dengan mantranya!".

Karena pengingkaran mereka maka Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:

Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus menerus". Dan mereka mendutakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya. [Surat Al-Qamar Ayat 1-3]

Ada banyak Hadits tentang peristiwa bulan terbelah menjadi dua.

Dikisahkan oleh Abdullah: Bulan terbelah (menjadi dua bagian). [HR. Bukhari]

Ibnu Abbas melaporkan bahwa bulan terbelah pada masa Rasulullah SAW. [HR. Muslim]

Dikisahkan oleh Ibn 'Umar: "Bulan terbelah pada saat Rasulullah. Maka Rasulullah berkata: 'Saksikanlah.' '' [HR. Tirmidzi]

Dikisahkan oleh Muhammad bin Jubair bin Mut'im:

Dari ayahnya yang berkata: "Bulan terbelah pada masa Rasulullah sampai menjadi dua bagian, satu di atas gunung ini dan satu di atas gunung itu. Maka mereka berkata: 'Muhammad telah memberikan mantra kepada kita.' Beberapa dari mereka berkata: 'Jika dia bisa memberikan mantra kepada kami, dia tidak bisa memberikan mantra kepada semua orang.' [HR. Tirmidzi]

Beberapa narasi mungkin berbeda, tetapi ada satu persamaan yang bisa diambil: bulan terbelah.

Alam semesta holografik

Peristiwa bulan terbelah menjadi dua termasuk salah satu misteri yang sulit untuk dijelaskan secara ilmiah. Sebuah studi telah memberikan bukti pengamatan bahwa alam semesta kita sebenarnya adalah hologram yang luas dan kompleks.

Alam semesta holografik merupakan hipotesis yang pertama kali dicetuskan pada tahun 1990an. Konsep di mana semua informasi yang membentuk realitas 3D kita (ditambah waktu) terkandung dalam permukaan 2D pada batas-batasnya. Hal ini mirip seperti menonton film 3D di bioskop. Kita melihat gambar 3D yang memiliki tinggi, lebar dan paling penting, kedalaman - padahal sebenarnya semuanya berasal dari layar datar 2D. Bedanya, di alam semesta 3D kita bisa menyentuh benda dan 'proyeksi' itu 'nyata' dari sudut pandang kita.


Dalam video Youtube di atas, terlihat objek sangat samar seperti bulan yang dipantulkan melalui cermin. Berdasarkan fakta ini, kita bisa berpendapat bahwa bulan adalah hologram. Gelombang bulan ini hanya terjadi ketika bulan mendekati posisi penuhnya. Dengan kata lain bahwa sebuah hologram diproyeksikan saat bulan penuh. Mukjizat dari Nabi dalam hal ini adalah membuat objek yang menyerupai pantulan bulan tersebut bisa terlihat oleh manusia yang ada di bumi dengan sangat jelas, tanpa menggunakan alat bantu.

Supermoon

Dalam bahasa Indonesia disebut bulan super, adalah istilah yang digunakan oleh para astrolog untuk menggambarkan keadaan bulan penuh ketika bulan berada dalam posisi terdekatnya dengan Bumi (apsis/perigee). Secara spesifik, bulan super merupakan bulan purnama, yang jaraknya dengan bumi sekitar 10 persen atau kurang dari jarak lintasannya dengan bumi. Ketika fenomena ini terjadi, bulan nampak lebih besar dan lebih terang, meskipun perubahan jaraknya hanya beberapa kilometer.

Supermoon. Image: Pixabay
Pada abad ke-11, matematikawan Arab Ibn Al-Haytham mengembangkan teori tentang bagaimana ilusi bulan bekerja. Pada dasarnya menunjukkan bahwa perbedaan ukuran berkaitan dengan bagaimana otak kita memandang jarak, dan kemudian bagaimana kita secara otomatis menyesuaikan ukuran benda yang diinginkan. Al-Haytham menjelaskan bahwa ketika bulan di atas kepala, kita merasakannya lebih dekat dan karena itu lebih kecil. Tapi saat bulan terbit di atas cakrawala yang jauh, kita merasakannya lebih jauh dan karena itu lebih besar.

Salah satu alasan mengapa cakrawala tampak lebih jauh daripada langit di atas adalah bahwa otak kita memandang bentuk "ruang" sebagai kubah yang berbentuk rata dan bukan bola bulat sempurna. Itu berarti kita menilai benda langit yang berada di atas terlihat lebih dekat daripada benda langit di cakrawala.

Sebagai penutup, peristiwa bulan terbelah menjadi dua tidak banyak diketahui oleh bangsa-bangsa lain disebabkan karena perbedaan waktu – yaitu siang dan malam. Misalnya pada saat di Mekkah jam 21.00 maka: di India jam 23.30, di Reykjavik jam 18.00, di Perth jam 02.00, di Washington D.C. Jam 14.00, di Rio de Janeiro jam 15.00, di Tokyo jam 03.00, di Beijing jam 02.00. Wallaahu a'lam bishawaab.