Monday, June 27, 2016

Sebagian Besi Diturunkan Dari Langit

Hampir sebagian besar kandungan bijih besi di bumi ditemukan di batuan yang dikenal sebagai formasi besi terikat (banded iron formations). Sekitar 3 milyar tahun yang lalu belum ada atau sangat sedikit oksigen yang terlarut dalam lautan. Hal ini karena tanaman yang menghasilkan oksigen belum berkembang. Lautan pada saat itu mengandung banyak silika terlarut, yang berasal dari pelapukan batuan. Silika ini kemudian diendapkan oleh air laut, yang perlahan-lahan mengeras menjadi batuan rijang.

Hematit. Image: Wikimedia
Selain silika terlarut, pelapukan batuan juga menghasilkan besi oksida larut. Sekitar 2,5 milyar tahun yang lalu bentuk kehidupan penghasil oksigen mulai berkembang, oksigen telah menjadi bagian dari atmosfer bumi. Pada akhirnya oksigen juga larut dalam air laut, bereaksi dengan besi oksida larut untuk membentuk besi oksida tidak larut. Proses selanjutnya adalah pengendapan ke dasar laut sebagai mineral magnetit (Fe3O4) dan hematit (Fe2O3). Selama jutaan tahun proses-proses pengendapan silika dan besi oksida diulang lagi dan lagi, mengakibatkan pengendapan lapisan rijang, hematit dan magnetit.

Jadi, substansi dari terbentuknya besi di bumi adalah proses pengulangan pengendapan silika dan besi oksida dari lautan. Walaupun demikian, ada kasus yang menarik kalau kita berbicara mengenai eksistensi besi di bumi.

Perhatikan kutipan artikel berikut:

Meteorit Hoba adalah meteorit terbesar yang diketahui memiliki kandungan besi native. Meteorit ini ditemukan pada tahun 1920 oleh petani dari pertanian Hoba Barat dekat Grootfontein di Namibia utara. Menurut cerita, petani sedang membajak sawah-nya, ketika ia mendengar suara aneh seperti gesekan antara dua logam. Setelah penyelidikan lebih dekat petani menemukan sebuah batu besar dari besi, berukuran sekitar 2.95 x 2.84 meter. Besi ini diperkirakan memiliki berat yang mencapai 60 ton. Pemerintah setempat tidak berniat untuk membuang batu, mereka juga tidak memotong besi tersebut menjadi potongan kecil. Jadi meteorit Hoba tetap di situs penemuannya sampai hari ini.

Meteorit Hoba. Image: Eugen Zibiso
Hoba memiliki komposisi kimia 82,4 persen besi, 16,4 persen nikel, 0,8 persen Cobalt dan unsur logam lainnya. Meteorit ini memiliki karakteristik yang membingungkan. Di satu sisi, Hoba termasuk kelas yang sangat langka dan didefinisikan sebagai nikel diperkaya dengan ataxite. Ataxites terdiri hampir seluruhnya komponen padat. Di sisi lain, tidak adanya bekas kawah. Hoba menghantam bumi - diperkirakan 80.000 SM lalu - pada sudut yang sangat rendah.

Sejak penemuannya meteorit Hoba kehilangan sekitar setengah ton material melalui pengambilan sampel ilmiah dan sebagai souvenir oleh wisatawan. Tanda dari gergaji besi dapat dikenali dengan mudah di permukaan meteorit. Pada tahun 1955, Hoba dinyatakan sebagai Monumen Nasional, namun, aksi pengerusakan meteorit terus terjadi. Akhirnya yayasan Rossing mendanai secara menyeluruh upaya pelestarian meteorit itu pada tahun 1988.

Perhatikan kata yang ditulis dalam warna biru dalam artikel di atas. Keterangan mengenai hal ini terdapat dalam ayat berikut:

... Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. [Quran 57:25]

Kata 'anzalna' secara literal artinya diturunkan secara fisik. Jadi, kata wa'anzalna alhadid maknanya adalah besi diturunkan dari langit. Pengetahuan modern telah mampu menjelaskan hal ini melalui eksistensi besi meteorit.

Besi meteorit adalah meteorit yang terdiri dari paduan besi-nikel, biasanya terdiri dari dua fase mineral, kamacite dan taenite. Besi meteorit dikaitkan dengan asteroid jenis-M karena keduanya memiliki karakteristik spektral yang sama dalam tampilan dan inframerah. Besi meteorit juga dianggap sebagai fragmen dari inti asteroid kuno berukuran besar yang telah hancur.

Besi meteorit secara historis sudah digunakan dalam berbagai keperluan sejak zaman kuno. Besi ditempa menjadi benda-benda budaya, alat-alat atau senjata. Manik-manik berbentuk tabung yang ditemukan para arkeolog pada tahun 1911 adalah salah satu bukti tertua penggunaan besi meteorit dalam peradaban manusia. Benda tersebut ditemukan di sebuah pemakaman di Gerzeh, sekitar 70 kilometer sebelah selatan Kairo. Dari hasil penelitian, manik-manik diperkirakan berusia sekitar 3.300 SM.

Belati Tutankhamun. Image: Daniela Cornelli
Pisau belati milik fir'aun Tutankhamun juga telah dikonfirmasi terbuat dari besi meteorit. Penelitian menunjukkan bahwa senjata raja tersebut mengandung nikel dan kobalt yang biasanya terdapat pada besi meteor. Studi ini menegaskan bahwa kerajaan Mesir kuno telah menggunakan besi meteor untuk membuat benda berharga. Kualitas produksi yang tinggi dari pisau belati Tutankhamun adalah bukti penguasaan signifikan pandai besi pada masa itu.

Selain fir'aun Tutankhamun, kaisar Jahangir (1605-1624) dari dinasti Mughal ternyata juga punya pisau belati dari bahan yang sama. Menurut catatan sejarah, ada meteorit yang mendarat di wilayah kerajaan Mughal. Rasa takjub kaisar terhadap fenomena tersebut ditindaklanjuti dengan menempa meteorit tersebut menjadi pisau belati. Wallahu a'lam.