Friday, September 23, 2016

Adam Sebagai Manusia Modern Pertama [2]

Sebelum Nabi Adam turun ke bumi 9.000 - 8.000 tahun lalu, di bumi sudah ada manusia dari spesies yang berbeda seperti Homo Floresiensis, Homo Tsaichangensis, dan Red Deer Cave people. Selain itu ada Clovis people yang tinggal di Amerika utara. Semua spesies tersebut punah antara 12.000 – 10.000 tahun lalu tanpa diketahui penyebabnya. Bahkan hal ini juga terjadi di eropa 14.500 tahun lalu. Dalam rentang tahun tersebut tidak ditemukan adanya peristiwa yang secara drastis mengurangi ukuran populasi, atau yang dikenal sebagai leher botol populasi.

Peralatan zaman purba. Image: Wikimedia
Al-Quran memberikan penjelasan sebagai berikut:

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." [Surat Al-Baqarah ayat 30]

Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia – terlepas dari spesies mereka – sudah eksis di bumi sebelum 9.000 – 8.000 tahun lalu. Mereka digambarkan oleh malaikat sebagai makhluk yang sering berperang. Catatan arkeologi paling kuno mengenai pembantaian prasejarah ada di situs Jebel Sahaba, terkait dengan budaya Qadan di Sudan utara. Pemakaman tersebut berisi sejumlah besar kerangka yang kira-kira berusia 13.000 sampai 14.000 tahun. Hampir setengahnya dengan panah menancap di kerangka mereka, yang mengindikasikan bahwa mereka mungkin adalah korban peperangan.

Di lokasi Nataruk, Kenya, banyak mayat manusia, dimana peristiwa pembantaian terjadi kira-kira 10.000 tahun lalu. Di Australia Utara terdapat seni batu paling tua yang menggambarkan tindakan brutal antara para pemburu-pengumpul kira-kira 10.000 tahun yang lalu. Bukti paling awal mengenai perang primitif terjadi di Eropa kira-kira 10.000 tahun yang lalu, selama periode Mesolitik Akhir sampai Periode Neolitik Awal di Eropa.

Manusia pertama yang diciptakan di surga

Nabi Adam a.s dan Hawa diciptakan secara langsung di surga. Tinggi Nabi Adam ketika diciptakan adalah 60 hasta atau 30 meter. Mereka berdua diturunkan ke bumi karena melanggar larangan memakan buah yang mereka dilarang mendekatinya. Pada hari pembalasan, setiap manusia yang masuk surga akan memiliki tinggi badan yang sama seperti Nabi Adam atau 30 meter.

Image: Flickr
Diriwayatkan oleh Abu Huraira:

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Allah menciptakan Adam, membuatnya setinggi 60 hasta. Ketika Dia menciptakannya, Dia berkata kepadanya," Pergilah dan sambutlah kelompok malaikat itu, dan dengarkanlah mereka, karena itu akan menjadi salammu dan salam dari keturunanmu. " Maka Adam berkata (kepada para malaikat), As-Salamu Alaikum (yaitu Damai sejahtera bagimu). Malaikat-malaikat itu berkata," As-salamu Alaika wa Rahmatu-l-lahi " (Yaitu Perdamaian dan Rahmat Allah besertamu). Dengan demikian para malaikat menambahkan salam hormat kepada Adam, 'Wa Rahmatu-l-lahi,' Setiap orang yang akan masuk surga akan menyerupai Adam. Orang-orang telah berkurang tinggi badan mereka sejak penciptaan Adam. [HR. Bukhari]

Hadits ini menjelaskan bahwa tinggi Adam a.s adalah 60 hasta di surga dan tidak mengatakan apapun tentang tinggi badannya setelah beliau mendarat di bumi. Salah seorang ulama bernama Mufti Taqi Usmani mengatakan bahwa enam puluh hasta adalah tinggi Adam a.s ketika berada di surga. Ketika diturunkan ke bumi, Nabi Adam a.s menjadi pendek dan ini berlaku pada seluruh manusia. Tetapi tinggi mereka akan diubah menjadi 60 hasta saat mereka kembali ke surga.

Tinggi 60 hasta atau 30 meter sebenarnya tidak terlalu aneh kalau berada di tempat atau planet dengan ukuran yang jauh lebih besar dari bumi. Hal ini dapat kita lihat dalam surat Ali 'Imran Ayat 133 yang menjelaskan bahwa surga memiliki luas setara dengan langit dan bumi. Dalam Surat Al-Qamar Ayat 49, terdapat keterangan bahwa segala sesuatu diciptakan menurut ukuran.

Mengapa Qabil tidak mengerti cara mengubur jenazah?

Konsep mengubur mayat sudah dilakukan oleh manusia purba kira-kira 92.000 tahun yang lalu di wilayah Qafzeh, Israel. Lalu kenapa Qabil tidak mengerti cara mengubur mayat? Barangkali ini adalah bagian tersulit ketika membahas eksistensi Adam a.s dan Hawa di bumi. Menurut sebuah studi, sekitar 10.000 – 5.000 tahun yang lalu terjadi berbagai mutasi genetik yang membahayakan seperti misalnya gejala penurunan daya ingat, atau mungkin semacam demensia. Kalau kita membahas tentang mutasi genetik maka semua itu mungkin.

Image: Wikimedia
Kisah tentang Qabil dan Habil terjadi ketika Adam a.s tinggal di bumi. Al-Quran menjelaskan tentang pembunuhan yang dilakukan oleh Qabil terhadap Habil dalam ayat berikut:

Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi. Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal. [Surat Al-Ma'idah Ayat 30-31]

Walaupun demikian ada kemungkinan lain yang lebih relevan. Manusia purba diperkirakan sudah mengenal cara mengubur mayat dengan konsep yang sangat sederhana. Tetapi ada satu persamaan dari ritual mengubur mayat yang dilakukan sebelum 10.000 BC yaitu menjadikan gua sebagai tempat peristirahatan terakhir jenazah. Hal ini bisa kita telaah berdasarkan temuan arkeologi meliputi gua Qafzeh di Israel 92.000 tahun lalu, gua Shanidar 60.000 tahun lalu di Irak, gua di Perancis 50.000 tahun lalu, gua di wilayah Inggris sekitar 33.000 tahun lalu dan gua di wilayah Spanyol sekitar 19.000 tahun lalu.

Kita bisa berasumsi bahwa setelah Qabil membunuh Habil, dia tidak menemukan gua di lokasi terdekat untuk mengubur mayat saudaranya. Karena itu apa yang dilakukan oleh Qabil merupakan sebuah terobosan mengenai bagaimana cara mengubur mayat. Hal ini diperkuat oleh sebuah penelitian bahwa manusia purba sebenarnya tidak mengubur famili mereka. Penemuan kerangka yang terkubur di gua pada zaman prasejarah disebabkan oleh proses alam seperti deposisi, dekomposisi dan faktor lainnya.

Budaya Ubaidian

Budaya Ubaidian adalah budaya prasejarah di Mesopotamia yang berumur dari 6.500 hingga 3.800 BC. Seperti halnya orang Sumeria, asal usul orang-orang Ubaid tidak diketahui. Mereka tinggal di permukiman desa besar di rumah-rumah bata lumpur. Beberapa dari desa-desa ini mulai berkembang menjadi kota-kota, kuil, ditambah dengan bangunan monumental seperti di Eridu, Ur dan Uruk, yang merupakan situs utama peradaban Sumeria.

Tembikar periode Ubaid. Image: Wikimedia
Periode Ubaidian terdiri dari enam fase meliputi: Ouelli sekitar 6.500 BC, Eridu sekitar 5.750 BC, Hajji Muhammad sekitar 5.500 BC, Tell al-Ubaid sekitar 5.300 BC, Late Ubaid sekitar 5.200 BC dan Terminal Ubaid sekitar 4.200 BC.

Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing). (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Surat Ali 'Imran Ayat 33-34]

Nabi Nuh a.s dan Nabi Ibrahim a.s menurut riwayat hidup pada era peradaban Mesopotamia. Fase awal dari Mesopotamia adalah Sumeria. Adapun Orang-orang Ubaidian adalah kekuatan peradaban pertama di Sumeria. Mereka mengembangkan pertanian dengan irigasi, perdagangan dan membangun industri, termasuk menenun, kulit, logam, batu bata, dan tembikar. Mereka juga mengembangkan arsitektur termasuk rumah, halaman terbuka dan jalan beraspal Setelah imigrasi Ubaidian ke Mesopotamia, berbagai bangsa Semit menyusup ke wilayah mereka, menambahkan budaya mereka ke budaya Ubaidian dan menciptakan peradaban Pra-Sumeria yang tinggi. Orang-orang yang disebut Sumeria, yang bahasanya menjadi bahasa yang berlaku di wilayah ini, kemungkinan berasal dari sekitar Anatolia.

Dalam artikel sebelumnya, Penelitian mengenai asal mula bahasa Indo-Eropa yang dilakukan oleh Dr. Russell D. Gray dan Quentin D. Atkinson sejalan dengan analisis dari Prof. Syed Akheel Ahmed mengenai kapan Nabi Adam a.s berada di bumi. Bahasa Indo-Eropa berasal dari Anatolia sekitar 8.700 tahun lalu. Adapun budaya Ubaidian berasal dari wilayah Mesopotamia sekitar 8.500 tahun lalu (6.500 BC). Nabi Adam a.s kemungkinan sudah tinggal di Mesopotamia sejak permulaan, atau bisa juga dari anatolia kemudian pindah ke Mesopotamia. Wallaahu a'lam bishawaab.