Sebelum Nabi Adam turun
ke bumi 9.000 - 8.000 tahun lalu, di bumi sudah ada manusia dari
spesies yang berbeda seperti Homo Floresiensis, Homo Tsaichangensis,
dan Red Deer Cave people. Selain itu ada Clovis people yang tinggal
di Amerika utara. Semua spesies tersebut punah antara 12.000 –
10.000 tahun lalu tanpa diketahui penyebabnya. Bahkan hal ini juga
terjadi
di eropa 14.500 tahun lalu. Dalam rentang tahun tersebut tidak
ditemukan adanya peristiwa yang secara drastis mengurangi ukuran
populasi, atau yang dikenal sebagai leher botol populasi.
Peralatan zaman purba. Image: Wikimedia |
Al-Quran memberikan
penjelasan sebagai berikut:
Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang
yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui." [Surat Al-Baqarah ayat 30]
Ayat di atas menjelaskan
bahwa manusia – terlepas dari spesies mereka – sudah eksis di
bumi sebelum 9.000 – 8.000 tahun lalu. Mereka digambarkan oleh
malaikat sebagai makhluk yang sering berperang. Catatan arkeologi
paling kuno mengenai pembantaian prasejarah ada di situs Jebel
Sahaba, terkait dengan budaya Qadan di Sudan utara. Pemakaman
tersebut berisi sejumlah besar kerangka yang kira-kira berusia 13.000
sampai 14.000 tahun. Hampir setengahnya dengan panah menancap di
kerangka mereka, yang mengindikasikan bahwa mereka mungkin adalah
korban peperangan.
Di lokasi Nataruk, Kenya,
banyak mayat manusia, dimana peristiwa pembantaian terjadi kira-kira
10.000 tahun lalu. Di Australia Utara terdapat seni batu paling tua
yang menggambarkan tindakan brutal antara para pemburu-pengumpul
kira-kira 10.000 tahun yang lalu. Bukti paling awal mengenai perang
primitif terjadi di Eropa kira-kira 10.000 tahun yang lalu, selama
periode Mesolitik Akhir sampai Periode Neolitik Awal di Eropa.
Manusia pertama yang
diciptakan di surga
Nabi Adam a.s dan Hawa
diciptakan secara langsung di surga. Tinggi Nabi Adam ketika
diciptakan adalah 60 hasta atau 30 meter. Mereka berdua diturunkan ke bumi karena melanggar larangan memakan buah yang mereka dilarang
mendekatinya. Pada hari pembalasan, setiap manusia yang masuk surga
akan memiliki tinggi badan yang sama seperti Nabi Adam atau 30 meter.
Image: Flickr |
Diriwayatkan oleh Abu
Huraira:
Nabi Muhammad SAW
bersabda, "Allah menciptakan Adam, membuatnya setinggi 60
hasta. Ketika Dia menciptakannya, Dia berkata kepadanya,"
Pergilah dan sambutlah kelompok malaikat itu, dan dengarkanlah
mereka, karena itu akan menjadi salammu dan salam dari keturunanmu. "
Maka Adam berkata (kepada para malaikat), As-Salamu Alaikum (yaitu
Damai sejahtera bagimu). Malaikat-malaikat itu berkata,"
As-salamu Alaika wa Rahmatu-l-lahi " (Yaitu Perdamaian dan
Rahmat Allah besertamu). Dengan demikian para malaikat menambahkan
salam hormat kepada Adam, 'Wa Rahmatu-l-lahi,' Setiap orang yang akan
masuk surga akan menyerupai Adam. Orang-orang telah
berkurang tinggi badan mereka sejak penciptaan Adam. [HR.
Bukhari]
Hadits ini menjelaskan
bahwa tinggi Adam a.s adalah 60 hasta di surga dan tidak mengatakan
apapun tentang tinggi badannya setelah beliau mendarat di bumi. Salah
seorang ulama bernama Mufti Taqi Usmani mengatakan bahwa enam puluh
hasta adalah tinggi Adam a.s ketika berada di surga. Ketika
diturunkan ke bumi, Nabi Adam a.s menjadi pendek dan ini berlaku pada
seluruh manusia. Tetapi tinggi mereka akan diubah menjadi 60 hasta
saat mereka kembali ke surga.
Tinggi 60 hasta atau 30
meter sebenarnya tidak terlalu aneh kalau berada di tempat atau
planet dengan ukuran yang jauh lebih besar dari bumi. Hal ini dapat
kita lihat dalam surat Ali 'Imran Ayat 133 yang menjelaskan bahwa
surga memiliki luas setara dengan langit dan bumi. Dalam Surat
Al-Qamar Ayat 49, terdapat keterangan bahwa segala sesuatu diciptakan
menurut ukuran.
Mengapa Qabil tidak
mengerti cara mengubur jenazah?
Konsep mengubur mayat
sudah dilakukan oleh manusia purba kira-kira 92.000 tahun yang lalu
di wilayah Qafzeh, Israel. Lalu kenapa Qabil tidak mengerti cara
mengubur mayat? Barangkali ini adalah bagian tersulit ketika membahas
eksistensi Adam a.s dan Hawa di bumi. Menurut sebuah studi, sekitar
10.000 – 5.000 tahun yang lalu terjadi berbagai mutasi genetik yang
membahayakan seperti misalnya gejala penurunan
daya ingat, atau mungkin semacam demensia. Kalau kita membahas
tentang mutasi genetik maka semua itu mungkin.
Image: Wikimedia |
Kisah tentang Qabil dan
Habil terjadi ketika Adam a.s tinggal di bumi. Al-Quran menjelaskan
tentang pembunuhan yang dilakukan oleh Qabil terhadap Habil dalam
ayat berikut:
Maka
hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya,
sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang
yang merugi. Kemudian Allah menyuruh seekor burung
gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya
(Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya.
Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu
berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan
mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara
orang-orang yang menyesal. [Surat Al-Ma'idah Ayat 30-31]
Walaupun demikian ada
kemungkinan lain yang lebih relevan. Manusia purba diperkirakan sudah
mengenal cara mengubur mayat dengan konsep yang sangat sederhana.
Tetapi ada satu persamaan dari ritual mengubur mayat yang dilakukan
sebelum 10.000 BC yaitu menjadikan gua sebagai tempat peristirahatan
terakhir jenazah. Hal ini bisa kita telaah berdasarkan temuan
arkeologi meliputi gua Qafzeh di Israel 92.000 tahun lalu, gua
Shanidar 60.000 tahun lalu di Irak, gua di Perancis 50.000 tahun
lalu, gua di wilayah Inggris sekitar 33.000 tahun lalu dan gua di
wilayah Spanyol sekitar 19.000 tahun lalu.
Kita bisa berasumsi bahwa
setelah Qabil membunuh Habil, dia tidak menemukan gua di lokasi
terdekat untuk mengubur mayat saudaranya. Karena itu apa yang
dilakukan oleh Qabil merupakan sebuah terobosan mengenai bagaimana
cara mengubur mayat. Hal ini diperkuat oleh sebuah penelitian bahwa
manusia purba sebenarnya tidak
mengubur famili mereka. Penemuan kerangka yang terkubur di gua
pada zaman prasejarah disebabkan oleh proses alam seperti deposisi,
dekomposisi dan faktor lainnya.
Budaya Ubaidian
Budaya Ubaidian adalah
budaya prasejarah di Mesopotamia yang berumur dari 6.500 hingga 3.800
BC. Seperti halnya orang Sumeria, asal usul orang-orang
Ubaid tidak diketahui. Mereka tinggal di permukiman desa besar di
rumah-rumah bata lumpur. Beberapa dari desa-desa ini mulai berkembang
menjadi kota-kota, kuil, ditambah dengan bangunan monumental seperti
di Eridu, Ur dan Uruk, yang merupakan situs utama peradaban Sumeria.
Tembikar periode Ubaid. Image: Wikimedia |
Periode Ubaidian terdiri
dari enam fase meliputi: Ouelli sekitar 6.500 BC, Eridu sekitar 5.750
BC, Hajji Muhammad sekitar 5.500 BC, Tell al-Ubaid sekitar 5.300 BC,
Late Ubaid sekitar 5.200 BC dan Terminal Ubaid sekitar 4.200 BC.
Sesungguhnya Allah
telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran
melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing). (sebagai) satu
keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Surat Ali 'Imran Ayat 33-34]
Nabi Nuh a.s dan Nabi
Ibrahim a.s menurut riwayat hidup pada era peradaban Mesopotamia.
Fase awal dari Mesopotamia adalah Sumeria. Adapun Orang-orang
Ubaidian adalah kekuatan
peradaban pertama di Sumeria. Mereka mengembangkan pertanian
dengan irigasi, perdagangan dan membangun industri, termasuk menenun,
kulit, logam, batu bata, dan tembikar. Mereka juga mengembangkan
arsitektur termasuk rumah, halaman terbuka dan jalan beraspal Setelah
imigrasi Ubaidian ke Mesopotamia, berbagai bangsa Semit menyusup ke
wilayah mereka, menambahkan budaya mereka ke budaya Ubaidian dan
menciptakan peradaban Pra-Sumeria yang tinggi. Orang-orang yang
disebut Sumeria, yang bahasanya menjadi bahasa yang berlaku di
wilayah ini, kemungkinan berasal dari sekitar Anatolia.
Dalam artikel sebelumnya,
Penelitian mengenai asal mula bahasa Indo-Eropa yang dilakukan oleh
Dr. Russell D. Gray dan Quentin D. Atkinson sejalan dengan analisis
dari Prof. Syed Akheel Ahmed mengenai kapan Nabi Adam a.s
berada di bumi. Bahasa Indo-Eropa berasal dari Anatolia sekitar 8.700
tahun lalu. Adapun budaya Ubaidian berasal dari wilayah Mesopotamia
sekitar 8.500 tahun lalu (6.500 BC). Nabi Adam a.s kemungkinan sudah
tinggal di Mesopotamia sejak permulaan, atau bisa juga dari anatolia
kemudian pindah ke Mesopotamia. Wallaahu a'lam bishawaab.