Konsep Adam a.s dan Hawa
sebagai manusia paling awal yang menghuni bumi termasuk sulit untuk
dikaji. Ada beberapa persoalan terutama ketika membahas keberadaan
Adam a.s dan Hawa dalam timeline manusia prasejarah. Dengan
mempelajari dan memahami konsep evolusi manusia secara menyeluruh,
kita akan menemukan wawasan dan perspektif baru mengenai eksistensi
Adam a.s dan Hawa dalam Al-Quran.
Penemuan fosil Homo
Habilis
Homo Habilis muncul di
Afrika Timur sekitar 2,8 – 2,75 juta tahun yang lalu. Mereka
dianggap sebagai manusia-manusia
paling awal yang ada di bumi. Mereka muncul sebagai manusia yang
pertama kali menguasai teknologi alat batu. Walaupun demikian, kalau
kita berasumsi bahwa Nabi Adam dan keluarganya sebagai Homo Habilis,
maka hal ini tidak tepat. Manusia purba pada masa itu belum mengenal
atau menggunakan pakaian dalam keseharian mereka.
Homo Habilis. Image: Wikimedia |
Al-Quran menjelaskan
sebagai berikut:
Maka Kami berkata:
''Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi
isterimu. Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu
berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya
kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang.
[Surat Ta Ha ayat 117-118]
Dalam ayat yang lain:
Maka syaitan membujuk
keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya
telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya,
dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga.
Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah
melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu:
"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu
berdua?" [Surat Al-A’raf ayat 22]
Para peneliti yang
tergabung di Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology,
telah melakukan analisis genetik terhadap kutu tubuh manusia.
Hasilnya menunjukkan bahwa mereka berasal sekitar 107.000 tahun yang
lalu. Secara anatomi, manusia pada masa itu memiliki rambut tubuh
yang sangat jarang, adapun kutu tubuh membutuhkan pakaian untuk
bertahan hidup. Maka hal ini menunjukkan periode
penemuan pakaian paling sederhana. Pakaian pada awalnya untuk
melindungi tubuh manusia dari cuaca ekstrem dan fitur lingkungan
lainnya. Seiring waktu,pakaian digunakan untuk keamanan diri,
kenyamanan, dan kesopanan serta untuk mencerminkan makna
religius, budaya dan sosial.
Untuk mengetahui
keberadaan nabi Adam a.s di bumi (selain eksistensi pakaian) ada
beberapa penalaran yang dapat kita gunakan.
1.
Most recent common ancestor
Dalam
silsilah genetik, most recent common ancestor (MRCA) adalah individu
dimana semua orang yang hidup hingga hari ini dapat terhubung melalui
garis genetik. Secara umum, tidak mungkin untuk mengidentifikasi MRCA
secara spesifik, namun perkiraan waktu di mana MRCA hidup dapat
dipelajari.
Y Chromosomal Adam. Image: Wikimedia |
Perkiraan
tersebut dapat diberikan berdasarkan hasil uji DNA dan tingkat
mutasi, atau dengan mengacu pada model silsilah non-genetik. Menurut
sebuah penelitian, MRCA hidup dalam
rentang waktu antara 15.000 hingga 5.000 tahun yang lalu.
Al-Quran
menjelaskan sebagai berikut:
Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah
yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah
selalu menjaga dan mengawasi kamu. [Surat An-Nisa' Ayat 1]
Menurut
tafsir Ibnu Katsir: Allah memerintahkan makhluk-Nya agar takwa
kepada-Nya dengan menyembah Dia Sendiri tanpa sekutu. Dia juga
mengingatkan mereka akan kemampuan-Nya, karena Dia menciptakan
mereka semua dari satu pribadi, Adam, damai sejahtera
baginya.
Menurut tafsir Maududi:
Pengantar ini sesuai dengan hukum dan peraturan tentang hak asasi
manusia. Di satu sisi, orang-orang didesak untuk takut kepada Allah
agar bisa melepaskan diri dari ketidaksenangan-Nya. Di sisi lain,
mereka telah diingatkan bahwa semua manusia bermunculan dari satu
nenek moyang dan sama-sama saling terkait satu sama lain.
2. Melacak asal muasal
hewan ternak
Para peneliti
mengekstraksi DNA dari tulang-belulang ternak domestik yang digali di
situs-situs arkeologi Iran. Situs-situs ini memiliki rentang waktu
yang hampir sama dengan penemuan pertanian dan berada di wilayah
dimana ternak pertama kali dijinakkan. Mereka berkesimpulan bahwa
semua ternak bermula dari hanya 80 hewan yang dijinakkan dari
sapi liar di Timur Dekat sekitar 10.500 tahun yang lalu,
berdasarkan studi genetik.
Informasi ini penting
dalam mempelajari eksistensi Nabi Adam a.s berdasarkan ayat berikut:
Dia menciptakan kamu
dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya
dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari
binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian
demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu
adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada
Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan? [Surat
Az-Zumar Ayat 6]
Timur Dekat kuno adalah
rumah peradaban awal di wilayah yang kira-kira sama seperti Timur
Tengah saat ini. Mengacu pada temuan di atas, kita bisa mengabaikan
rentang waktu antara 15.000 hingga 10.500 tahun yang lalu. Rentang
waktu Nabi Adam a.s hidup di bumi menjadi kira-kira 10.500 – 5.000
tahun lalu.
3. Melacak asal muasal
bahasa lisan
Asal muasal bahasa lisan
sudah dikaji oleh pakar linguistik dalam kurun waktu yang sangat
lama. Kemampuan kita untuk berkomunikasi melalui perkataan membuat
manusia berbeda dari hewan. Walaupun demikian, para ilmuwan dan ahli
bahasa hanya bisa berhipotesis bagaimana, di mana dan kapan semuanya
dimulai. Secara anatomi, manusia memiliki area Broca yaitu bagian
dari otak manusia yang berperan pada proses bahasa, serta kemampuan
dan pemahaman berbicara.
Area Broca. Image: Wikimedia |
Al-Quran menjelaskan
sebagai berikut:
Dia menciptakan
manusia. Mengajarnya pandai berbicara.[Surat Ar-Rahman Ayat
3-4]
Keduanya berkata:
"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan
jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami,
niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. [Quran 7: 23]
Ahli bahasa telah lama
menduga bahwa sebagian besar bahasa Eropa dan subkontinen India
berasal dari satu bahasa kuno. Sebuah penelitian oleh Dr. Russell D.
Gray dan Quentin D. Atkinson menegaskan bahwa akar dari bahasa
Indo-Eropa, mencakup bahasa Inggris dan hampir semua bahasa yang
digunakan di Eropa dan di India, bermula sekitar 8.700 tahun yang
lalu oleh para
petani Neolitik di Anatolia, di Turki tengah. Dengan lebih dari
2,6 miliar pembicara saat ini (atau 45 persen populasi dunia),
keluarga bahasa Indo-Eropa memiliki jumlah penutur terbesar untuk
semua rumpun bahasa serta penyebaran terluas di seluruh dunia.
Penelitian yang dilakukan
oleh Dr. Russell D. Gray dan Quentin D. Atkinson sejalan dengan
analisis dari Prof. Syed Akheel Ahmed mengenai kapan Nabi
Adam a.s turun ke bumi. Dalam bukunya yang berjudul ''Islam,
Science & Renaissance: Their impact on universe & society''
diperkirakan Adam a.s berada di bumi sekitar 8.601 tahun yang lalu.
Karena itu kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Adam a.s dan Hawa
berada di bumi antara 8.700 – 8.601 tahun yang lalu.