Friday, September 23, 2016

Mukjizat Nabi Muhammad SAW Terlihat Di Wilayah India

Ketika bulan terbelah menjadi dua pada tahun 617 AD sebagai keajaiban dari Nabi Muhammad SAW, banyak orang dari semenanjung Arab yang menyaksikannya. Walaupun demikian ada juga saksi mata yang berasal dari luar jazirah Arab. Salah satunya adalah Chakrawati Farmas, raja Kerala yang berada di India selatan. Dia melihat keajaiban itu saat dia sedang bersantai di atap istananya yang berada di Kodungallore di malam yang terang benderang.

Istana kerajaan India selatan. Image: Wikimedia
Dalam sejarah disebutkan bahwa Nabi mengirim surat ditujukan kepada para raja agar mereka mempertimbangkan Islam sebagai petunjuk dan jalan hidup mereka. Tampaknya aktifitas menyebarkan risalah Islam tidak hanya dilakukan oleh Nabi, tetapi kaum Muslimin juga. Sekitar 12 tahun kemudian atau tahun 629 AD, umat Islam di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW telah memiliki posisi yang kuat di kota Madinah dan wilayah sekitarnya. Sekelompok orang Arab datang ke Kodungallore menghadap raja untuk mendapatkan izin guna mengunjungi Ceylon, atau Sri Lanka sekarang. Mereka ingin mengunjungi gunung yang memiliki jejak Adam. Wilayah Kerala telah menjalin hubungan dagang dengan Timur Tengah melalui jalur laut untuk waktu yang lama sehingga raja tentunya tidak terlalu asing dengan tamu-tamunya.

Pada momen inilah kemungkinan rombongan orang Arab tersebut menyampaikan risalah Islam kepada Chakrawati Farmas, termasuk mukjizat Nabi yaitu membelah bulan menjadi dua bagian. Raja teringat dengan apa yang dia lihat 12 tahun yang lalu. Dia menjadi lebih penasaran untuk mendengar tentang Islam secara langsung dari penduduk Madinah, pusat Islam dan ibukota pertama pemerintah Islam.

Rute dagang kerajaan India selatan. Image: Wikimedia
Para tamu memberikan jawaban yang meyakinkan atas semua pertanyaan yang diajukan oleh raja. Chakrawati Farmas kemudian menyatakan keinginannya untuk memeluk Islam dan melakukan perjalanan bersama mereka untuk bertemu dengan Nabi. Kejadian ini didokumentasikan dengan baik oleh M. Hamidullah dalam bukunya "Muhammed Rasulullah", William Logan dalam bukunya "Malabar Manual" dan Ahmed Zainudhin Makthum dalam karyanya "Thufhathul Mujahideen" dan juga dalam wawancara dengan Raja Valiya Thampuran dari Kodungallore.

Sebelum pergi ke Makkah, raja membagi Kerajaannya menjadi tiga bagian dan menunjuk anak-anaknya dan keponakannya untuk memerintah setiap provinsi. Ia juga mengunjungi banyak kerabat dan punggawa kerajaan untuk memberi mereka instruksi. Chakrawati Farmas selanjutnya pergi ke Kalankara untuk menemui saudara perempuannya yang bernama Sreedevi. Raja menceritakan kepadanya mengenai keputusan untuk mengunjungi Makkah dan memeluk Islam. Keponakannya, putra Sreedevi, ditunjuk untuk memerintah distrik Kannur.

Masjid cheraman Juma. Image: Wikimedia
Setelah mengunjungi gunung Adam di Ceylon, rombongan orang Arab kembali ke Kodungallore untuk membawa Raja Chakrawati Farmas bersama mereka dalam perjalanan kembali ke jazirah Arab. Mereka akhirnya tiba di Shehr Muqlla. Dikatakan bahwa raja bertemu langsung dengan Nabi dan ini disebutkan oleh Balakrishnapillai dalam bukunya "History of Kerala: An introduction". Pertemuan bersejarah ini juga disebutkan dalam Hadits sebagai berikut:

Abu Saeed Al-Khudri mengatakan: "Seorang raja dari India memberi hadiah kepada Rasulullah dengan sebotol acar yang memiliki jahe di dalamnya. Nabi membagikannya kepada para Sahabat. Saya juga menerima sepotong untuk dimakan." ([Hakim meriwayatkan dalam kitab Al Musthadrak)

Raja Chakrawati Farmas menyatakan masuk Islam di hadapan Nabi. Raja bahkan mengganti namanya menjadi Thajuddin. Dia kemudian melakukan haji. Sesuai dengan perintah Nabi, sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh Malik bin Dinar memulai perjalanan mereka bersama dengan Thajuddin untuk menyebarkan risalah Islam di Kerala. Tapi ketika dalam perjalanan sang raja jatuh sakit. Sebelum kematiannya, raja Thajuddin telah menulis surat ditujukan kepada anak-anaknya untuk menerima tim yang dipimpin oleh Malik Bin Dinar termasuk untuk memberi mereka semua bantuan yang diperlukan. Raja Thajuddin kemudian meninggal dan dikuburkan di Zafar (sekarang Salalah) di Kesultanan Oman. Dia dapat dikatakan sebagai satu-satunya Sahabat Nabi dari India yang dikenal dalam sejarah.


Setelah mendarat di Musris (Kodungallore), Malik Bin Dinar bertemu dengan penguasa daerah tersebut dan menyerahkan surat dari raja Thajuddin kepadanya. Penguasa saat itu kemudian membuat kebijakan yang diperlukan bagi mereka untuk menyebarkan Islam. Malik bin Dinar kemudian membangun masjid pertama di India dengan nama masjid Cheraman Juma. Dia meninggal saat berada di Butkal, dan dimakamkan di sana.

Dalam Hadits di atas, Abu Saeed Al-Khudri tidak memberitahu siapa nama raja dari India tersebut. Selain nama Chakrawati Farmas, nama lain yang sangat populer adalah Cheraman Perumal. Kalau kita melihat sejarah dinasti Kerala, ada rentang waktu dimana raja-raja mereka tidak tercatat dalam prasasti atau sumber sejarah lainnya. Rentang waktu tersebut adalah antara 400 AD – 800 AD. Dengan demikian sangat sulit untuk mengetahui nama asli dari raja tersebut. Wallaahu a'lam bishawaab.