Ketika bulan terbelah
menjadi dua pada tahun 617 AD sebagai keajaiban dari Nabi Muhammad
SAW, banyak orang dari semenanjung Arab yang menyaksikannya. Walaupun
demikian ada juga saksi mata yang berasal dari luar jazirah Arab.
Salah satunya adalah Chakrawati Farmas, raja Kerala yang berada di
India selatan. Dia melihat
keajaiban itu saat dia sedang bersantai di atap istananya yang
berada di Kodungallore di malam yang terang benderang.
Dalam sejarah disebutkan
bahwa Nabi mengirim surat ditujukan kepada para raja agar mereka
mempertimbangkan Islam sebagai petunjuk dan jalan hidup mereka.
Tampaknya aktifitas menyebarkan risalah Islam tidak hanya dilakukan
oleh Nabi, tetapi kaum Muslimin juga. Sekitar 12 tahun kemudian atau
tahun 629 AD, umat Islam di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
telah memiliki posisi yang kuat di kota Madinah dan wilayah
sekitarnya. Sekelompok orang Arab datang ke Kodungallore menghadap
raja untuk mendapatkan izin guna mengunjungi Ceylon, atau Sri Lanka
sekarang. Mereka ingin mengunjungi gunung yang memiliki jejak Adam.
Wilayah Kerala telah menjalin hubungan dagang dengan Timur Tengah
melalui jalur laut untuk waktu yang lama sehingga raja tentunya tidak
terlalu asing dengan tamu-tamunya.
Pada momen inilah
kemungkinan rombongan orang Arab tersebut menyampaikan risalah Islam
kepada Chakrawati Farmas, termasuk mukjizat Nabi yaitu membelah bulan
menjadi dua bagian. Raja teringat dengan apa yang dia lihat 12 tahun
yang lalu. Dia menjadi lebih penasaran untuk mendengar tentang Islam
secara langsung dari penduduk Madinah, pusat Islam dan ibukota
pertama pemerintah Islam.
Para tamu memberikan
jawaban yang meyakinkan atas semua pertanyaan yang diajukan oleh
raja. Chakrawati Farmas kemudian menyatakan keinginannya untuk
memeluk Islam dan melakukan perjalanan bersama mereka untuk bertemu
dengan Nabi. Kejadian ini didokumentasikan dengan baik oleh M.
Hamidullah dalam bukunya "Muhammed
Rasulullah", William Logan dalam bukunya "Malabar
Manual" dan Ahmed Zainudhin Makthum dalam karyanya
"Thufhathul Mujahideen"
dan juga dalam wawancara dengan Raja
Valiya Thampuran dari Kodungallore.
Sebelum pergi ke Makkah,
raja membagi Kerajaannya menjadi tiga bagian dan menunjuk
anak-anaknya dan keponakannya untuk memerintah setiap provinsi. Ia
juga mengunjungi banyak kerabat dan punggawa kerajaan untuk memberi
mereka instruksi. Chakrawati Farmas selanjutnya pergi ke Kalankara
untuk menemui saudara perempuannya yang bernama Sreedevi. Raja
menceritakan kepadanya mengenai keputusan untuk mengunjungi Makkah
dan memeluk Islam. Keponakannya, putra Sreedevi, ditunjuk untuk
memerintah distrik Kannur.
Masjid cheraman Juma. Image: Wikimedia |
Setelah mengunjungi
gunung Adam di Ceylon, rombongan orang Arab kembali ke Kodungallore
untuk membawa Raja Chakrawati Farmas bersama mereka dalam perjalanan
kembali ke jazirah Arab. Mereka akhirnya tiba di Shehr Muqlla.
Dikatakan bahwa raja bertemu langsung dengan Nabi dan ini disebutkan
oleh Balakrishnapillai
dalam bukunya "History of
Kerala: An introduction". Pertemuan bersejarah ini juga
disebutkan dalam Hadits sebagai berikut:
Abu Saeed Al-Khudri
mengatakan: "Seorang raja dari India memberi hadiah kepada
Rasulullah dengan sebotol acar yang memiliki jahe di dalamnya. Nabi
membagikannya kepada para Sahabat. Saya juga menerima sepotong untuk
dimakan." ([Hakim meriwayatkan dalam kitab Al Musthadrak)
Raja Chakrawati Farmas
menyatakan masuk Islam di hadapan Nabi. Raja bahkan mengganti namanya
menjadi Thajuddin. Dia kemudian melakukan haji. Sesuai dengan
perintah Nabi, sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh Malik bin Dinar
memulai perjalanan mereka bersama dengan Thajuddin untuk menyebarkan
risalah Islam di Kerala. Tapi ketika dalam perjalanan sang raja jatuh
sakit. Sebelum kematiannya, raja Thajuddin telah menulis surat
ditujukan kepada anak-anaknya untuk menerima tim yang dipimpin oleh
Malik Bin Dinar termasuk untuk memberi mereka semua bantuan yang
diperlukan. Raja Thajuddin kemudian meninggal dan dikuburkan di Zafar
(sekarang Salalah) di Kesultanan Oman. Dia dapat dikatakan sebagai
satu-satunya Sahabat Nabi dari India yang dikenal dalam sejarah.
Setelah mendarat di
Musris (Kodungallore), Malik Bin Dinar bertemu dengan penguasa daerah
tersebut dan menyerahkan surat dari raja Thajuddin kepadanya.
Penguasa saat itu kemudian membuat kebijakan yang diperlukan bagi
mereka untuk menyebarkan Islam. Malik
bin Dinar kemudian membangun masjid pertama di India dengan nama
masjid Cheraman Juma. Dia meninggal saat berada di Butkal, dan
dimakamkan di sana.
Dalam Hadits di atas, Abu
Saeed Al-Khudri tidak memberitahu siapa nama raja dari India
tersebut. Selain nama Chakrawati Farmas, nama lain yang sangat
populer adalah Cheraman Perumal. Kalau kita melihat sejarah dinasti
Kerala, ada rentang
waktu dimana raja-raja mereka tidak tercatat dalam prasasti atau
sumber sejarah lainnya. Rentang waktu tersebut adalah antara 400 AD –
800 AD. Dengan demikian sangat sulit untuk mengetahui nama asli dari
raja tersebut. Wallaahu a'lam
bishawaab.