Komet merupakan benda langit yang
terlihat terang saat bumi berada pada jarak terdekat dengan matahari.
Komet mudah dilihat di langit barat sesaat setelah matahari terbenam atau di
langit timur sesaat sebelum matahari terbit. Dalam hal ini, komet bisa menjadi
objek yang paling jelas di langit.
Sekitar 66 atau 65 juta tahun yang lalu,
benda langit menghantam wilayah yang sekarang dikenal sebagai kawah Chicxulub,
membunuh hampir 70 persen dari dinosaurus. Hanya sedikit hewan prasejarah yang
selamat dari bencana besar tersebut. Menurut dua peneliti Dartmouth bernama Profesor Jason Moore dan
Mukul Sharma dari Departemen Ilmu Bumi, punahnya dinosaurus disebabkan oleh komet
yang memiliki kecepatan tinggi, jadi bukan oleh asteroid. Berdasarkan
penelitian, kawah Chicxulub di Meksiko yang memiliki lebar 180 km terbentuk
akibat hantaman benda langit yang menghasilkan lapisan sedimen global,
diperkaya dengan unsur kimia iridium.
Nilai iridium yang dihitung ulang
menunjukkan bahwa benda langit yang menghantam bumi memiliki ukuran kecil.
Komet periode panjang dipilih oleh para peneliti sebagai penyebab musnahnya
hewan prasejarah. Komet periode panjang merupakan benda langit yang terdiri
dari lapisan kerak yang padat pada bagian luar dan air dalam bentuk es bercampur partikel debu pada bagian dalam. Benda
langit ini ada di lintasan sangat eksentrik di sekitar Matahari. Mereka
membutuhkan waktu ratusan, ribuan atau dalam beberapa kasus bahkan jutaan tahun
hanya untuk menyelesaikan satu orbit.
Image: Wikimedia |
Al-Qur’an menjelaskan hal ini
sebagai berikut:
… Dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari
(gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada
siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang
dikehendaki-Nya … [Surat
An-Nur Ayat 43]
Kalimat جِبَالٍ فِيهَا مِنْ بَرَدٍ atau “gunung-gunung dari
langit yang di dalamnya terdapat sesuatu yang dingin” merupakan konsep yang
kita kenal sebagai komet. Al-Qur’an dalam hal ini hanya menyebutkan
substansinya saja, berupa es. Walaupun demikian, es dan bongkahan batu sebesar
gunung merupakan satu kesatuan. Jadi, ketika suatu obyek ditimpa oleh es maka
obyek tersebut juga ditimpa oleh bongkahan batu sebesar gunung.
Saat komet mendekati bumi membuat
suhu benda langit tersebut meningkat. Hal ini menyebabkan es dipanaskan dan
menjadi gas. Komet selanjutnya melepaskan butiran-butiran debu yang terjebak di
es. Gas berdebu yang berasal dari komet ini dipanaskan oleh Matahari dan
membentuk awan
panas bercahaya di sekitar komet yang disebut coma. Meskipun komet
berukuran hanya beberapa kilometer, awan bercahaya ini bisa mencapai seratus
ribu (100.000) kilometer! Itu berarti sebuah komet sebesar marmer akan memiliki
coma sebesar gedung berlantai empat! Jadi awan besar dan bercahaya inilah yang
tampak bagi kita sebagai kepala komet.
Al-Qur’an menjelaskan hal ini
sebagai berikut:
… Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan
penglihatan. [Surat
An-Nur Ayat 43]
Kata سَنَا بَرْقِهِ atau flash merupakan cahaya terang atau kilatan
tiba-tiba dari permukaan yang memantulkan cahaya.
Selain sinar terang yang berasal
dari coma, komet memiliki ekor dengan warna putih terang disebut ekor debu.
Disebut demikian karena karena terbuat dari debu saat suhu komet memanas di
dekat Matahari. Ekor tersebut memantulkan Sinar Matahari, membuat ekor debu terlihat
sangat terang. Jejak ekor debu ini terus bergerak di sepanjang perjalanan
komet. Ekor debu komet bisa mencapai sepuluh juta kilometer (10.000.000 km).
Para ilmuwan memperkirakan bahwa energi yang
dilepaskan oleh komet yang menghantam kawah Chicxulub setara
dengan 100 juta megaton, jauh lebih besar daripada ledakan nuklir di Hiroshima,
sekitar 15 kiloton. Benda langit ini membunuh banyak spesies di bumi hanya
dalam waktu singkat, terutama dinosaurus yang hidup di darat dan air. Tabrakan
besar memicu kebakaran, gempa bumi dan tsunami besar. Debu dan gas dilemparkan
ke atmosfer mengakibatkan perubahan suhu global selama beberapa tahun. Wallaahu a’lam bishawaab.