Saturday, April 16, 2016

Dampak Komet Terhadap Kepunahan Dinosaurus

Komet merupakan benda langit yang terlihat terang saat bumi berada pada jarak terdekat dengan matahari. Komet mudah dilihat di langit barat sesaat setelah matahari terbenam atau di langit timur sesaat sebelum matahari terbit. Dalam hal ini, komet bisa menjadi objek yang paling jelas di langit.
 
Image: Wikimedia
Sekitar 66 atau 65 juta tahun yang lalu, benda langit menghantam wilayah yang sekarang dikenal sebagai kawah Chicxulub, membunuh hampir 70 persen dari dinosaurus. Hanya sedikit hewan prasejarah yang selamat dari bencana besar tersebut. Menurut dua peneliti Dartmouth bernama Profesor Jason Moore dan Mukul Sharma dari Departemen Ilmu Bumi, punahnya dinosaurus disebabkan oleh komet yang memiliki kecepatan tinggi, jadi bukan oleh asteroid. Berdasarkan penelitian, kawah Chicxulub di Meksiko yang memiliki lebar 180 km terbentuk akibat hantaman benda langit yang menghasilkan lapisan sedimen global, diperkaya dengan unsur kimia iridium.

Nilai iridium yang dihitung ulang menunjukkan bahwa benda langit yang menghantam bumi memiliki ukuran kecil. Komet periode panjang dipilih oleh para peneliti sebagai penyebab musnahnya hewan prasejarah. Komet periode panjang merupakan benda langit yang terdiri dari lapisan kerak yang padat pada bagian luar dan air dalam bentuk es bercampur partikel debu pada bagian dalam. Benda langit ini ada di lintasan sangat eksentrik di sekitar Matahari. Mereka membutuhkan waktu ratusan, ribuan atau dalam beberapa kasus bahkan jutaan tahun hanya untuk menyelesaikan satu orbit.

Image: Wikimedia
Al-Qur’an menjelaskan hal ini sebagai berikut:

… Dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya … [Surat An-Nur Ayat 43]

Kalimat جِبَالٍ فِيهَا مِنْ بَرَدٍ atau “gunung-gunung dari langit yang di dalamnya terdapat sesuatu yang dingin” merupakan konsep yang kita kenal sebagai komet. Al-Qur’an dalam hal ini hanya menyebutkan substansinya saja, berupa es. Walaupun demikian, es dan bongkahan batu sebesar gunung merupakan satu kesatuan. Jadi, ketika suatu obyek ditimpa oleh es maka obyek tersebut juga ditimpa oleh bongkahan batu sebesar gunung.


Saat komet mendekati bumi membuat suhu benda langit tersebut meningkat. Hal ini menyebabkan es dipanaskan dan menjadi gas. Komet selanjutnya melepaskan butiran-butiran debu yang terjebak di es. Gas berdebu yang berasal dari komet ini dipanaskan oleh Matahari dan membentuk awan panas bercahaya di sekitar komet yang disebut coma. Meskipun komet berukuran hanya beberapa kilometer, awan bercahaya ini bisa mencapai seratus ribu (100.000) kilometer! Itu berarti sebuah komet sebesar marmer akan memiliki coma sebesar gedung berlantai empat! Jadi awan besar dan bercahaya inilah yang tampak bagi kita sebagai kepala komet.

Al-Qur’an menjelaskan hal ini sebagai berikut:

Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. [Surat An-Nur Ayat 43]

Kata سَنَا بَرْقِهِ atau flash merupakan cahaya terang atau kilatan tiba-tiba dari permukaan yang memantulkan cahaya.
 
Image: Wikimedia
Selain sinar terang yang berasal dari coma, komet memiliki ekor dengan warna putih terang disebut ekor debu. Disebut demikian karena karena terbuat dari debu saat suhu komet memanas di dekat Matahari. Ekor tersebut memantulkan Sinar Matahari, membuat ekor debu terlihat sangat terang. Jejak ekor debu ini terus bergerak di sepanjang perjalanan komet. Ekor debu komet bisa mencapai sepuluh juta kilometer (10.000.000 km).

Para ilmuwan memperkirakan bahwa energi yang dilepaskan oleh komet yang menghantam kawah Chicxulub setara dengan 100 juta megaton, jauh lebih besar daripada ledakan nuklir di Hiroshima, sekitar 15 kiloton. Benda langit ini membunuh banyak spesies di bumi hanya dalam waktu singkat, terutama dinosaurus yang hidup di darat dan air. Tabrakan besar memicu kebakaran, gempa bumi dan tsunami besar. Debu dan gas dilemparkan ke atmosfer mengakibatkan perubahan suhu global selama beberapa tahun. Wallaahu a’lam bishawaab.