Friday, March 4, 2016

Konsep Tujuh Langit Dalam Agama Islam

Dari seluruh ayat-ayat Al-Quran yang menerangkan sains, salah satu ayat yang paling sulit untuk dikaji secara ilmiah barangkali adalah konsep tujuh langit. Pada zaman dahulu, manusia hanya bisa memandang langit dari bumi. Benda langit yang dikenal manusia hanya matahari pada siang hari, bulan dan bintang pada malam hari. Ada juga bintang jatuh atau meteor.

Antariksa sendiri merupakan sesuatu yang sangat luas sekaligus menyisakan banyak misteri. Upaya untuk 'menyesuaikan' antariksa agar bisa menjadi 'tujuh' sering berakhir pada kebuntuan. Tulisan berikut mungkin masih belum menghasilkan definisi yang tepat mengenai konsep tujuh langit, tapi setidaknya kita sudah berusaha untuk mengkaji ayat-ayat Al-Quran.

Berdasarkan ketentuan dan batasan yang terdapat dalam Al-Quran, tujuh langit mungkin bukan hal yang asing bagi anda. Kemungkinan bahwa yang dimaksud dengan tujuh langit adalah:

TUJUH ORBIT PLANET DALAM TATA SURYA

Al-Quran memberikan beberapa clue mengenai konsep tujuh langit sebagai berikut:

1. Istilah langit dalam konsep 'tujuh langit' memiliki definisi sebagai tujuh jalan. Keterangan mengenai hal ini ada pada ayat berikut:

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit) dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami). [Quran 23: 17]

Kata 'tharaa-iqa' dalam ayat di atas memiliki makna jalan atau lintasan. Jadi, kalau selama ini kita memberi definisi langit sebagai ruang luas tanpa batas yang terbentang di atas bumi, hal ini tidak berlaku terhadap konsep 'tujuh langit' dalam Al-Quran. Konsep tujuh langit bukanlah tujuh ruang luas yang terbentang di atas bumi, melainkan tujuh jalan atau lintasan yang dilalui. Kita mengenal konsep 'jalan' atau 'lintasan' dalam antariksa sebagai orbit.

Orbit Planet. Image: Wikimedia
Tata surya secara keseluruhan memiliki delapan orbit. Tetapi orbit bumi sendiri tidak masuk dalam daftar karena Al-Quran memberikan keterangan 'langit'. Banyak ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang 'langit dan bumi'. Dalam hal ini, bumi adalah planet yang kita tempati, adapun 'langit' adalah apapun yang berada di luar atmosfer. Karena itulah Allah menggunakan istilah 'tujuh langit' dan bukan 'tujuh bumi'. Sejak kita tahu bahwa bumi itu bulat dan melakukan rotasi, maka istilah 'di atas kamu' menjadi fleksibel. Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dst tentu saja berada di atas kita.

2. Usia dari tujuh langit (tujuh orbit) tersebut sama seperti usia bumi, yaitu dua masa menurut Al-Quran. Keterangan mengenai hal ini ada pada ayat berikut:

Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. [Quran 41: 12]

Dalam artikel sebelumnya (baca: usia alam semesta & usia bumi) kita tahu bahwa bumi diciptakan dalam dua masa, dengan 'Arsy sebagai frame referensi. Menurut perhitungan ilmiah, usia bumi adalah 4,5 milyar tahun. Tujuh langit seharusnya juga memiliki usia yang sama.

Perhatikan ringkasan penelitian berikut:

Usia Tata Surya dapat didefinisikan sebagai waktu dari pembentukan butiran-butiran padat pertama kali pada disc nebula yang mengelilingi proto-Matahari. Usia tata surya dapat diperkirakan dengan meneliti inklusi pada meteorit. Setelah pengujian, hasil menunjukkan bahwa inklusi pada meteorit terbentuk sejak 4,568 juta tahun yang lalu.

Kita bisa melihat konsistensi antara usia bumi dan usia tujuh langit, dalam hal ini diciptakan dalam dua masa yang setara dengan 4,5 milyar tahun menurut perhitungan manusia. Sejauh ini, wilayah antariksa yang memiliki usia 4,5 milyar tahun (dua masa) hanya tata surya. Di luar tata surya (misalnya konstelasi bintang atau galaksi) biasanya memiliki usia yang sama dengan alam semesta (sekitar 13,7 milyar tahun). Dengan demikian, tujuh langit bukanlah alam semesta karena Al-Quran menyatakan bahwa alam semesta terbentuk dalam enam masa, adapun tujuh langit diciptakan dalam dua masa.

3. Tujuh langit atau tujuh orbit tersebut masing-masing memiliki planet sendiri, sama seperti bumi. Keterangan mengenai hal ini ada pada ayat berikut:

Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula Bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. [Quran 65: 12]

4. Tujuh langit (tujuh orbit) tersebut merupakan sebuah keteraturan. Tidak ada tumpang tindih antara satu dengan yang lain meskipun berada di antariksa. Keterangan mengenai hal ini ada pada ayat berikut:

Dan Kami bangun di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh. [Quran 78: 12]

Tujuh orbit yang membentuk lapisan merupakan hasil dari keseimbangan sempurna antara gerakan maju dari planet dalam tata surya, dan tarikan gravitasi dari matahari. Orbit adalah jalan yang dilalui obyek langit dalam antariksa dengan cara mengelilingi objek lain. Ketika planet melakukan perjalanan dalam satu arah maka akan dipengaruhi oleh gravitasi matahari.

Dalam ayat yang lain:

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? [Quran 67: 3]

Ayat di atas melengkapi penjelasan sebelumnya. Planet-planet yang ada di tata surya bergerak membentuk lapisan berupa orbit yang tidak bisa dilihat, tetapi gravitasi mereka bisa dideteksi.

Dalam ayat yang lain:

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? [Quran 71: 15]

Gravitasi matahari menyebabkan planet-planet mengambil rute melengkung yang akhirnya membawa kembali ke titik awal. Gravitasi matahari cukup untuk membuat planet tidak terlempar dari tata surya, tetapi tidak cukup kuat untuk menarik planet itu agar lebih dekat lagi pada matahari. Konsep ini disebut hukum kekekalan momentum sudut, yang merupakan salah satu prinsip dasar fisika.

5. Tujuh langit (tujuh orbit) atau orbit yang paling dekat dengan bumi dihiasi dengan alkawaakib. Fungsi dari benda langit ini digunakan sebagai sarana untuk memukul setan. Keterangan mengenai hal ini ada pada ayat berikut:

Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang. Dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat durhaka [Quran 37: 5-6]

Sabuk Asteroid. Image: Wikimedia
Kata 'alkawaakibi' memiliki makna planet atau benda langit apapun selain bintang. Penggunaan bahasa arab dalam Al-Quran untuk bintang adalah najma. Mengenai hal ini, silahkan lihat kata An-Najm (surat Al-Quran urutan ke 53).

Demi bintang ketika terbenam. [Quran 53: 1]

Dalam ayat di atas, Allah menggunakan kata alnnajmi.

Dalam ayat yang lain:

Demi langit dan yang datang pada malam hari. Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? (yaitu) bintang yang cahayanya menembus. [Quran 86: 1-3]

Dalam ayat di atas, Allah menggunakan kata alnnajmu. Kedua ayat di atas memberikan keterangan mengenai bintang yang biasa kita lihat di langit pada malam hari, terletak pada ruang antarbintang. Bintang-bintang tersebut memiliki hubungan dengan apa yang kita kenal sebagai rasi bintang atau konstelasi. Tetapi dalam surat Ash-Shaffaat ayat 5-6, Allah tidak menggunakan kata alnnajmi/alnnajmu. Sebagai gantinya, Allah menggunakan kata alkawaakib.

Al-Quran menyebutkan orbit yang terdekat dengan bumi dihiasi dengan alkawaakib. Hanya ada dua kemungkinan. Pertama adalah orbit Venus, sedangkan yang kedua adalah orbit Mars. Pengetahuan modern memberitahu kita bahwa antara orbit Mars dan orbit Jupiter, terdapat asteroid belt yang merupakan tempat ribuan asteroid. Beberapa obyek di dalam asteroid belt seperti Ceres dikategorikan sebagai planet kerdil. Wallahu a'lam.