Friday, March 4, 2016

Cahaya Di Atas Cahaya

Kita sering mendengar pembahasan tentang keutamaan dan keistimewaan buah kurma, tetapi sebenarnya ada tanaman lain dalam Al-Quran yang jarang dibahas, yaitu zaitun. Berbeda dengan kurma, zaitun biasanya bukan untuk dimakan, tetapi sebagai minyak. Minyak zaitun memiliki keistimewaan yang dalam istilah ilmiah dikenal sebagai Fluoresensi.

Fluoresensi terjadi ketika sebuah substansi menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu kemudian memancarkan cahaya tersebut dengan panjang gelombang yang berbeda. Minyak zaitun ternyata bisa memancarkan cahaya sendiri tanpa harus tersentuh dengan api. Silahkan amati eksperimen berikut ini:


Dalam Al-Quran kita akan menemukan keterangan sebagai berikut:

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. [Quran 24: 35]

Analisis dan Penjelasan

Molekul dalam minyak zaitun menyerap beberapa foton cahaya (energi) yang lebih tinggi dari laser sebelum melepaskan foton cahaya (energi) yang lebih rendah. Laser hijau menyebabkan minyak untuk berpendar dengan warna lain, tergantung dari panjang gelombang laser tersebut. Hal ini bisa terjadi karena cahaya yang dipancarkan oleh minyak zaitun berada pada kisaran inframerah dari spektrum cahaya - cahaya yang tidak bisa dideteksi oleh mata kita.

Image: Jim Deane
Pada gambar di atas, Anda dapat melihat cahaya yang datang dari pointer sebelah kanan masih berwarna hijau, tetapi kemudian berwarna merah setelah memasuki minyak. Inilah yang dimaksud dengan cahaya di atas cahaya. Wallahu a'lam.