Thursday, January 14, 2016

Eksistensi Black Hole Menurut Al-Qur'an

Black Hole adalah tempat di luar angkasa dimana tarikan gravitasi sangat kuat sehingga cahaya sekalipun tidak bisa lolos. Karena tidak ada cahaya yang bisa keluar, manusia tidak bisa melihat Black Hole. Mereka tidak terlihat, walaupun demikian teleskop ruang angkasa dengan alat khusus bisa membantu menemukan benda langit tersebut. Black Hole terbentuk dari bintang-bintang yang telah mati. Hanya bintang dengan massa berukuran raksasa yang bisa bertransformasi menjadi Black Hole.
 
Simulasi Black Hole. Image: Wikimedia
Ukuran mereka bisa besar atau kecil. Ilmuwan menganggap Black Hole terkecil hanya sekecil satu atom saja. Meskipun sangat sangat kecil namun mereka memiliki massa sebesar gunung. Massa adalah jumlah materi dalam sebuah objek. Black Hole menyapu atau menangkap apa saja segala sesuatu disekitar mereka - debu, meteorit, planet, bintang, bahkan cahaya. Tidak ada yang tersisa. Setelah periode pembersihan menyeluruh alam semesta, Black Hole kemungkinan akan menjadi satu-satunya komponen dan satu-satunya entitas yang tersisa.

Al-Qur’an menjelaskan hal ini dalam ayat berikut:

Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang, yang beredar dan terbenam. [Surat At-Takwir Ayat 15-16]

Terjemahan di atas sekilas mirip dengan konsep tempat peredaran bintang-bintang yang terdapat dalam surat Al-Waqi’ah ayat 75. Tetapi jika diterjemahkan kata per kata secara literal, maka kedua ayat tersebut memiliki konsep yang berbeda.

Pertama, di dalam Al-Qur’an, kata yang digunakan untuk menjelaskan bintang sebagai benda langit terang yang kita lihat pada malam hari adalah al-nujum, bentuk plural dari kata al-najm. Kata ini juga yang digunakan dalam surat Al-Waqi’ah ayat 75 yaitu al-nujum. Adapun dalam surat At-Takwir ayat 15, kata yang digunakan bukanlah al-nujum melainkan khunnas (لْخُنَّسِ - retreating celestial bodies). Kata retreat merujuk pada menarik diri ke tempat yang terpencil atau tersembunyi. Khunnas dalam hal ini adalah objek yang tersembunyi atau tidak terlihat oleh mata manusia.

Kedua, kata الْجَوَارِ atau “beredar” secara bahasa adalah “closeness” atau “nearness” bermakna di dekat atau di sekitar. Ketiga, kata الْكُنَّسِ atau “terbenam” secara bahasa adalah “sweep” bermakna menyapu.

Dengan demikian, surat At-Takwir ayat 15-16 menjelaskan mengenai benda langit yang tidak terlihat oleh mata manusia, menyapu apapun yang ada di dekat atau di sekitar mereka. Konsep yang kita kenal sebagai Black Hole. Kata الْكُنَّسِ selain bermakna “sweep” kadang-kadang juga diartikan sebagai “wipe out” yang juga sering digunakan untuk menjelaskan fenomena Black Hole.


Selain Black Hole seukuran atom, jenis black hole kedua adalah "stellar". Massanya bisa sampai 20 kali lebih banyak dari massa matahari. Mungkin ada banyak, banyak Black Hole stellar di galaksi Bima Sakti. Black Hole ketiga disebut "supermasif." Para ilmuwan telah menemukan bukti bahwa setiap galaksi besar memiliki Black Hole supermasif di pusatnya. Black Hole supermasif di pusat galaksi Bima Sakti disebut Sagitarius A. Memiliki massa yang setara dengan sekitar empat juta matahari dan mampu menampung jutaan planet seperti Bumi.

Contoh konkret dari aktifitas Black Hole adalah galaksi elips bernama NGC 4696. Letaknya sekitar 150 juta tahun cahaya jauhnya di rasi Centaurus. Berdasarkan pengamatan, di dalam inti NGC 4696 terdapat Black Hole supermasif, yang menurut para astronom bertanggung jawab atas munculnya benang gas yang aneh. Menurut hipotesis mereka, Black Hole memanaskan gas di sekitar daerah dalam NGC 4696, mengirimkan aliran panas dari gas ke arah luar. Material ini menyapu debu dan gas lainnya saat melaju. NGC 4696 adalah galaksi paling terang di cluster Centaurus. Galaksi ini dikelilingi oleh banyak galaksi dwarf berbentuk elips yang juga terletak di dalam cluster. Wallaahu a’lam bishawaab.