Black Hole adalah tempat di luar
angkasa dimana tarikan gravitasi sangat kuat sehingga cahaya sekalipun tidak
bisa lolos. Karena tidak ada cahaya yang bisa keluar, manusia tidak bisa melihat Black Hole. Mereka tidak terlihat, walaupun demikian teleskop ruang
angkasa dengan alat khusus bisa membantu menemukan benda langit tersebut. Black
Hole terbentuk dari bintang-bintang yang telah mati. Hanya bintang dengan massa berukuran raksasa yang
bisa bertransformasi menjadi Black Hole.
Ukuran mereka bisa besar atau
kecil. Ilmuwan menganggap Black Hole terkecil hanya sekecil satu atom saja. Meskipun
sangat sangat kecil namun mereka memiliki massa
sebesar gunung. Massa
adalah jumlah materi dalam sebuah objek. Black Hole menyapu atau menangkap apa saja segala sesuatu disekitar mereka - debu, meteorit, planet, bintang, bahkan cahaya.
Tidak ada yang tersisa. Setelah periode
pembersihan menyeluruh alam semesta, Black Hole kemungkinan akan menjadi
satu-satunya komponen dan satu-satunya entitas yang tersisa.
Al-Qur’an menjelaskan hal ini
dalam ayat berikut:
Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang, yang beredar
dan terbenam.
[Surat
At-Takwir Ayat 15-16]
Terjemahan di atas sekilas mirip
dengan konsep tempat peredaran bintang-bintang yang terdapat dalam surat Al-Waqi’ah ayat 75.
Tetapi jika diterjemahkan kata per kata secara literal, maka kedua ayat
tersebut memiliki konsep yang berbeda.
Pertama, di dalam Al-Qur’an, kata
yang digunakan untuk menjelaskan bintang sebagai benda langit terang yang kita
lihat pada malam hari adalah al-nujum, bentuk plural dari kata al-najm. Kata
ini juga yang digunakan dalam surat
Al-Waqi’ah ayat 75 yaitu al-nujum. Adapun dalam surat At-Takwir ayat 15, kata yang digunakan
bukanlah al-nujum melainkan khunnas (لْخُنَّسِ
- retreating celestial bodies). Kata retreat merujuk pada menarik diri ke
tempat yang terpencil atau tersembunyi. Khunnas dalam hal ini adalah objek yang
tersembunyi atau tidak
terlihat oleh mata manusia.
Kedua, kata الْجَوَارِ atau “beredar” secara
bahasa adalah “closeness” atau “nearness” bermakna di
dekat atau di sekitar. Ketiga, kata الْكُنَّسِ atau “terbenam” secara bahasa adalah “sweep” bermakna menyapu.
Dengan demikian, surat At-Takwir ayat 15-16
menjelaskan mengenai benda langit yang tidak terlihat oleh mata manusia,
menyapu apapun yang ada di dekat atau di sekitar mereka. Konsep yang kita kenal
sebagai Black Hole. Kata الْكُنَّسِ selain bermakna “sweep” kadang-kadang juga
diartikan sebagai “wipe out” yang juga sering digunakan untuk menjelaskan fenomena Black Hole.
Selain Black Hole seukuran atom,
jenis black hole kedua adalah "stellar". Massanya bisa sampai 20 kali
lebih banyak dari massa
matahari. Mungkin ada banyak, banyak Black Hole stellar di galaksi Bima Sakti.
Black Hole ketiga disebut "supermasif." Para
ilmuwan telah menemukan bukti bahwa setiap galaksi besar memiliki Black
Hole supermasif di pusatnya. Black Hole supermasif di pusat galaksi Bima
Sakti disebut Sagitarius A. Memiliki massa
yang setara dengan sekitar empat juta matahari dan mampu menampung jutaan
planet seperti Bumi.
Contoh konkret dari aktifitas
Black Hole adalah galaksi elips bernama NGC 4696. Letaknya sekitar 150 juta
tahun cahaya jauhnya di rasi Centaurus. Berdasarkan pengamatan, di dalam inti
NGC 4696 terdapat Black Hole supermasif, yang menurut para astronom bertanggung
jawab atas munculnya benang gas yang aneh. Menurut hipotesis mereka, Black Hole
memanaskan gas di sekitar daerah dalam NGC 4696, mengirimkan aliran panas dari
gas ke arah luar. Material ini menyapu
debu dan gas lainnya saat melaju. NGC 4696 adalah galaksi paling terang di
cluster Centaurus. Galaksi ini dikelilingi oleh banyak galaksi dwarf berbentuk
elips yang juga terletak di dalam cluster. Wallaahu
a’lam bishawaab.