Pada
masa Antoninus Pius menjadi kaisar, wilayah Tingitana (Maroko)
termasuk wilayah Romawi yang memiliki letak paling barat. Wilayah
Pantai utara Afrika, dari Carthage (Tunisia) hingga wilayah sekitar
samudera Atlantik, terkenal sebagai rumah untuk bandit
atau penyamun yang
berasal dari suku Mauri. Mereka tinggal di wilayah pegunungan. Di
bawah pemerintahan Antoninus Pius mereka tampaknya semakin
merajalela. Pada masa itu, pemerintah Romawi membangun infrastruktur
berupa jalan di bukit-bukit wilayah Lambaesis. Pada saat yang sama,
pemerintah Romawi juga membuat saluran air, yang dimaksudkan untuk
pasokan di wilayah Lambaesis dengan air dari bukit-bukit. Tetapi
kemajuan pekerjaan ini terhambat oleh para penyamun.
Penyamun dari Tingitana. Image: Achrafalla (Pinterest) |
Pemerintah
Romawi segera mengambil tindakan, propinsi Numidia (Tunisia dan
Aljazair) dibebaskan dari para penyamun pada tahun 150 AD. Suku Mauri
melanjutkan aksi mereka di wilayah Tingitana (Maroko). Mereka
bersekutu dengan suku-suku nomaden dari pegunungan Atlas. Di tempat
itu, mereka mengorganisir perlawanan terhadap pasukan Romawi.
Perilaku ini memaksa kekaisaran Romawi untuk mengambil
langkah-langkah aktif dan tegas, bukan semata-mata hanya menjaga
ketertiban di wilayah tersebut. Para penyamun kemudian secara
bertahap didorong ke arah barat dan mereka akhirnya berlindung di Mauritania.
Al-Quran
menjelaskan hal ini dalam ayat berikut:
Maka diapun menempuh
suatu jalan. Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam
matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur
hitam, dan dia mendapati di situ segolongan
umat. Kami berkata: "Hai Dzulkarnain, kamu boleh
menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka. Berkata
Dzulkarnain: "Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan
mengazabnya, kemudian dia kembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan
mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya. Adapun orang-orang
yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik
sebagai balasan, dan akan kami menitahkan kepadanya (perintah) yang
mudah dari perintah-perintah kami". [Quran 18: 85-88]
Pausanias
(geografer dari Yunani) mengatakan bahwa 'Mauri
merupakan suku nomaden dan lebih suka berperang daripada Scythians
(bangsa barbar dari Asia Tengah). Antoninus Pius mengusir mereka ke
wilayah pegunungan Atlas dan pantai Atlantik'. Pernyataan
Pausanias mengkonfirmasi pendapat bahwa kawasan timur (Tunisia dan
Aljazair) pertama kali dibersihkan. Ketika suku Mauri menyamun di
Tingitana (Maroko) mereka secara bertahap didorong ke barat ke tepi
Atlantik (Mauritania). Tidak ada keraguan bahwa 152 AD adalah
perkiraan tahun operasi militer Romawi di Tingitana (Maroko).
Tetapi
apa yang dimaksud dengan laut berlumpur hitam?
Dalam
geologi ada istilah yang dikenal sebagai banjir lumpur panas atau
kubah lumpur. Istilah ini digunakan untuk merujuk formasi yang dibuat
oleh cairan dan gas di dalam bumi. Temperaturnya lebih dingin
daripada proses pembentukannya. Kubah lumpur melepaskan gas berupa
metana, dengan sedikit karbon dioksida dan nitrogen. Bahan yang
dikeluarkan sering berupa tanah yang
mengendap dalam cairan yang dapat meliputi air dan cairan
hidrokarbon. Biasanya kubah lumpur hanya ditemukan di daratan.
Penelitian baru-baru ini menemukan adanya kubah lumpur di dalam
lautan sebelah barat Maroko.
Mud Volcano. Image: onlinelibrary.wiley.com |
Para
peneliti menemukan dua kubah lumpur aktif dan tiga kubah lumpur tidak
aktif di tepi kontinen Atlantik Maroko. Dua kubah lumpur aktif
(bernama Yuma dan Ginsburg) masing-masing memiliki diameter sekitar 4 km,
memiliki ketinggian antara 150-250 meter di atas dasar laut. Tiga
kubah lumpur tidak aktif memiliki diameter sekitar 1-3 km, memiliki
ketinggian antara 50 dan 80 meter. Puncak kubah lumpur aktif
menghasilkan hidrat metana dan deposit lumpur breksi. Di permukaan
kubah lumpur aktif juga ditemukan biota laut seperti cacing
Pogonophora dan kerang Solemya. [bersambung]