Thursday, October 20, 2016

Mengungkap Sosok Zul Qarnain & Tembok Yakjuj Makjuj (Part 4)

Britania Romawi (sekarang Inggris) adalah bagian dari wilayah Pulau Britania yang dikuasai oleh Kekaisaran Romawi antara tahun 43-410 AD. Sebelum dikuasai oleh Romawi, pulau ini sudah memiliki hubungan budaya dan ekonomi dengan daratan Eropa. Kekaisaran Romawi datang memperkenalkan perkembangan-perkembangan baru dalam bidang pertanian, urbanisasi, industri dan arsitektur. Mereka meninggalkan warisan yang sampai sekarang masih bisa dilihat.

Invasi Romawi di pulau Britania

Kontak pertama antara pulau Britania dengan Romawi terjadi ketika Romawi melaksanakan dua ekspedisi ke Britania pada tahun 55 dan 54 BC. Ekspedisi pertama mendarat di pantai Kent tetapi terkena dampak badai sehingga terjadi kerusakan pada kapal dan kekurangan pasukan kuda. Hal ini membuat mereka tidak dapat maju lebih lanjut. Ekspedisi ini adalah sebuah kegagalan militer, tetapi tetap dianggap sebagai sebuah keberhasilan politik.

Angkatan laut romawi. Image: radojavor.deviantart.com
Dalam ekspedisi kedua, Romawi membawa kekuatan yang lebih besar. Mereka berhasil memaksa banyak dari suku-suku penghuni pulau Britania untuk membayar upeti. Sebenarnya Romawi tidak menaklukkan wilayah manapun di pulau itu, tetapi beberapa kerajaan vazal telah didirikan di Britania.

Kekaisaran Romawi melakukan invasi yang sebenarnya pada tahun 43 AD. Mereka berlayar dalam tiga divisi, dan kemungkinan mendarat di Richborough. Suku Catuvellauni dan sekutu mereka berhasil dikalahkan dalam dua pertempuran. Pertempuran pertama kemungkinan terjadi di sungai Medway, dan yang kedua terjadi di Thames. Kekaisaran Romawi berhasil menundukan wilayah barat daya. Mereka kemudian mengadakan perjanjian yang ditandatangani oleh suku di luar wilayah kekuasaan Romawi.

Tembok Hadrian

Pada tahun 119-121 AD terjadi pemberontakan besar di Britannia. Sejarah mencatat bahwa pemerintahan Romawi tidak mampu mengendalikan pemberontakan tersebut. Pada tahun 122 AD kaisar Hadrian mengusulkan pembangunan tembok yang dikenal sebagai tembok Hadrian. Dinding yang dibangun menggunakan konstruksi batu tersebut bertujuan untuk untuk memisahkan Romawi dari bangsa barbar. Tembok membentang dari tepi Sungai Tyne di dekat Laut Utara ke Solway Firth di Laut Irlandia. Panjang tembok Hadrian diperkirakan mencapai 117 km. Sedangkan lebar tembok hadrian ini mencapai 6 meter dan memiliki tinggi sekitar 3,5 meter.

Tembok Hadrian. Image: Wikimedia
Sejarah berdirinya tembok Hadrian tidak bisa lepas dari ekspedisi Romawi ke pulau Britania pada 55 BC. Hingga beberapa dasawarsa, tepatnya tahun 70 AD, Romawi hanya bisa merebut Britania bagian selatan. Kekaisaran Romawi tidak bisa merebut Britania bagian utara karena selalu dikalahkan oleh dua suku barbar yang dikenal sebagai bangsa Pictish (bangsa Pictish inilah yang kita kenal sebagai Yakjuj & Makjuj). Mereka kadang disebut bangsa Kaledonia. Karena tidak bisa menang atas dua suku barbar di Britania utara, membuat kaisar Hadrian memerintahkan pembangunan tembok pertahanan besar yang akan mengkonsolidasikan pertahanan romawi di wilayah Britania sekaligus tembok tersebut sebagai simbol pemisah antara wilayah Romawi dengan suku barbar.

Tembok Yakjuj & Makjuj

Istilah Yakjuj & Makjuj berasal dari bahasa Arab. Yakjuj berakar kata 'ujaaj' (أُجَاجٌ) yang berarti mengering kemudian mengeras, dan satu lagi dari kata 'al ajj' (الْأَجُّ) yang artinya ketika musuh datang dengan cepat sekali. Adapun Makjuj berasal dari kata 'maaja' (مَاجَ) yang berarti goncang. Menurut Abu Hatim, Makjuj memiliki makna kekacauan.

Pulau britania. Image: Darina Fero (Pinterest)
Menurut para ulama, Yakjuj & Makjuj memiliki arti mengering dan mengeras secara natural. Sifat mereka dikatakan sangat keras, kasar, biadab, senang berperang, merusak dan menghancurkan. Yakjuj & Makjuj adalah bangsa barbar yang dikurung menggunakan tembok terbuat dari besi dan tembaga pada masa Zul Qarnain. Tembok ini sendiri dibuat oleh Zul Qarnain atas permintaan suatu kaum yang hidup berdekatan dengan Yakjuj & Makjuj.

Wilayah Romawi di Britania pada awalnya dihuni oleh bangsa Celtic (Briton & Angle). Bangsa Romawi berhasil menguasai dan menduduki sebagian besar wilayah mereka. Dengan pembuatan tembok Hadrian, maka sebagian kecil dari bangsa Celtic tersebut memiliki wilayah kekuasaan terletak di sebelah utara wilayah Romawi.

Bangsa Pictish. Image: Kevin Eoghan (Pinterest)
Hal ini menjadi petaka bagi mereka, karena di sebelah utara bangsa Celtic tersebut terdapat bangsa Pictish (dan mungkin juga bangsa Scot) yang memiliki karakteristik Yakjuj & Makjuj. Ketika Antoninus Pius menjadi kaisar Romawi, mereka mendengar tentang spirit keadilan dan kemurahan hati dari penguasa Romawi tersebut. Beberapa perwakilan dari mereka kemudian menemui para prajurit Romawi yang berada di tembok Hadrian. Walaupun kesulitan dalam komunikasi dengan para prajurit Romawi (selain perbedaan bahasa, peradaban bangsa Celtic pada waktu itu masih sangat terbatas) mereka mengutarakan maksud agar imperium Romawi berkenan membuatkan tembok yang memisahkan antara mereka dengan bangsa Pictish. Mereka menyatakan bersedia untuk membayar dan menyediakan segala keperluan bagi bangsa Romawi.

Al-Quran menjelaskan hal ini dalam ayat berikut:

Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?" Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka. berilah aku potongan-potongan besi". Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)". Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu". Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Dzulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar". [Quran 18: 92-98]

Kaisar Antoninus Pius menyanggupi permintaan dari Briton dan Angle – gratis – tanpa dipungut biaya. Tembok atau lebih tepatnya disebut perbatasan dikenal dengan nama Antonine Wall. Kalau kita melihat map, lokasi Antonine Wall berada di antara dua perbukitan. Di sebelah utara terdapat perbukitan Ochil dan Sidiaw. Di sebelah selatan terdapat perbukitan Pentland, Moorfoot, dan Lammermuir. Antonine Wall memiliki panjang sekitar 63 kilometer, memiliki tinggi sekitar 3 meter, dan memiliki lebar sekitar 5 meter. Sistem pertahanan didukung oleh parit yang dalam di sisi utara.

Antonine Wall Map. Image: Wikimedia
Konstruksi dimulai pada tahun 142 AD dan membutuhkan waktu sekitar 12 tahun untuk menyelesaikan bangunan. Jadi tembok perbatasan tersebut selesai dibuat pada tahun 154 AD. Antonine Wall dilindungi oleh 16 benteng dengan fortlets kecil di antara mereka. Gerakan pasukan difasilitasi oleh jalan yang saling menghubungkan satu sama lain dikenal sebagai Jalan Militer.

Hanya saja, Antonine Wall tidak dibuat dari besi dan tembaga, melainkan berupa pondasi batu. Lalu bagaimana penjelasan ayat di atas? Ada dua kemungkinan mengenai penjelasan ayat tersebut. Kemungkinan pertama, besi dan tembaga dipasang sebagai fitur dan bukan bahan dasar tembok. Pada bagian rampart atau benteng terdapat beberapa ornamen yang terbuat dari bahan logam. Dalam ilmu metalurgi terdapat istilah yang dikenal sebagai peleburan logam, sangat sesuai untuk menjelaskan ayat di atas. Metalurgi pada zaman Romawi identik dengan peralatan dan perlengkapan militer seperti armor dan senjata. Tidak ada dalam catatan sejarah peradaban manapun yang menggunakan metalurgi untuk membuat tembok pertahanan.

Kemungkinan kedua, kata 'potongan-potongan besi' tidak dimaknai secara harfiah, melainkan makna kiasan. Hal ini karena Antonine Wall tidak dibangun oleh kuli ahli bangunan, melainkan oleh para prajurit Romawi. Istilah 'potongan-potongan besi' dalam hal ini adalah para prajurit Romawi. Jarak yang jauh antara kota Roma menuju pulau Britania tampaknya menjadi pertimbangan. Hal ini menunjukkan bahwa para prajurit Romawi yang berada di pulau Britania tersebut ternyata bukan hanya mahir berperang, mereka juga memiliki skill membuat tembok pertahanan. Mereka masih memakai armor ketika membangun tembok. Hal itu sangat mengganggu dan merepotkan mereka dalam bekerja. Walaupun tidak ada bukti, tetapi diperkirakan bahwa bangsa Celtic ikut membantu menyediakan material.

Antonine wall. image: antoninewall.org
Perlu diketahui bahwa Antonine Wall bukan sekedar dibuat lalu ditinggal pergi. Antonine Wall adalah tembok pertahanan yang dijaga setiap hari oleh para prajurit Romawi. Mereka membangun barak dan beberapa bangunan lain untuk keperluan mereka. Jumlah pasukan yang berjaga di benteng tersebut mencapai tujuh ribu personel. Bisa anda bayangkan berapa biaya pemeliharaan dan biaya lain-lain yang harus dikeluarkan oleh pemerintah Romawi tiap harinya. Antoninus Pius kemungkinan telah membuat kesepakatan bahwa tembok tersebut akan tetap melindungi mereka (Briton & Angle) selama ia masih hidup. Karena bersifat pribadi, Antoninus Pius tidak memiliki wewenang untuk memaksakan kebijakan tersebut kepada kaisar Romawi selanjutnya. Hal ini terbukti ketika kaisar Antoninus Pius wafat tahun 161 AD, penggantinya memerintahkan agar Antonine Wall dibongkar pada tahun 162 AD. Semua peralatan dan perlengkapan dikubur atau dimusnahkan agar tidak digunakan oleh bangsa Pictish. Para prajurit Romawi diminta untuk kembali ke tembok Hadrian.

Hal yang menarik disini adalah status wilayah antara dua tembok tersebut. Apakah dalam hal ini mereka memiliki sistem pemerintahan sendiri – semacam wilayah otonom atau federasi. Atau mereka secara otomatis menjadi bagian dari imperium Romawi. Tidak ada data yang bisa menjelaskan hal ini.

Sebenarnya tidak tidak ada sejarawan yang tahu pasti mengenai alasan pembuatan Antonine Wall di pulau Britania. Termasuk alasan kenapa tembok itu ditinggalkan setelah kematian kaisar Antoninus Pius. Kebanyakan para sejarawan berspekulasi bahwa proyek Antonine Wall adalah invasi militer. Tujuannya adalah untuk menaikkan prestise Antoninus Pius (David J. Breeze, Roman Frontiers in Britain. London: Bloomsbury, 2013). Tetapi fakta sejarah menyebutkan bahwa Antoninus Pius tidak pernah melakukan ekspansi wilayah selama dua puluh tiga tahun berkuasa. Dan yang paling penting, jika itu bagian dari invasi militer, kenapa Romawi hanya bertahan saja di Antonine Wall. [bersambung]