Britania Romawi (sekarang
Inggris) adalah bagian dari wilayah Pulau Britania yang dikuasai oleh
Kekaisaran Romawi antara tahun 43-410 AD. Sebelum dikuasai oleh Romawi, pulau ini sudah memiliki hubungan budaya dan ekonomi
dengan daratan Eropa. Kekaisaran Romawi datang memperkenalkan
perkembangan-perkembangan baru dalam bidang pertanian, urbanisasi,
industri dan arsitektur. Mereka meninggalkan warisan yang sampai
sekarang masih bisa dilihat.
Invasi Romawi di pulau
Britania
Kontak pertama antara
pulau Britania dengan Romawi terjadi ketika Romawi melaksanakan dua
ekspedisi ke Britania pada tahun 55 dan 54 BC. Ekspedisi pertama
mendarat di pantai Kent tetapi terkena dampak badai sehingga terjadi
kerusakan pada kapal dan kekurangan pasukan kuda. Hal ini membuat
mereka tidak dapat maju lebih lanjut. Ekspedisi ini adalah sebuah
kegagalan militer, tetapi tetap dianggap sebagai sebuah keberhasilan
politik.
Dalam ekspedisi kedua,
Romawi membawa kekuatan yang lebih besar. Mereka berhasil memaksa
banyak dari suku-suku penghuni pulau Britania untuk membayar upeti.
Sebenarnya Romawi tidak menaklukkan wilayah manapun di pulau itu,
tetapi beberapa kerajaan vazal telah didirikan di Britania.
Kekaisaran Romawi
melakukan invasi yang sebenarnya pada tahun 43 AD. Mereka berlayar
dalam tiga divisi, dan kemungkinan mendarat di Richborough. Suku
Catuvellauni dan sekutu mereka berhasil dikalahkan dalam dua
pertempuran. Pertempuran pertama kemungkinan terjadi di sungai
Medway, dan yang kedua terjadi di Thames. Kekaisaran Romawi berhasil
menundukan wilayah barat daya. Mereka kemudian mengadakan perjanjian
yang ditandatangani oleh suku di luar wilayah kekuasaan Romawi.
Tembok Hadrian
Pada tahun 119-121 AD
terjadi pemberontakan besar di Britannia. Sejarah mencatat bahwa
pemerintahan Romawi tidak mampu mengendalikan pemberontakan tersebut. Pada
tahun 122 AD kaisar Hadrian mengusulkan pembangunan tembok yang
dikenal sebagai tembok Hadrian. Dinding yang dibangun menggunakan
konstruksi batu tersebut bertujuan untuk untuk memisahkan Romawi dari
bangsa barbar. Tembok membentang dari tepi Sungai Tyne di dekat Laut
Utara ke Solway Firth di Laut Irlandia. Panjang tembok Hadrian
diperkirakan mencapai 117 km. Sedangkan lebar tembok hadrian ini
mencapai 6 meter dan memiliki tinggi sekitar 3,5 meter.
Tembok Hadrian. Image: Wikimedia |
Sejarah berdirinya tembok
Hadrian tidak bisa lepas dari ekspedisi Romawi ke pulau Britania pada
55 BC. Hingga beberapa dasawarsa, tepatnya tahun 70 AD, Romawi hanya
bisa merebut Britania bagian selatan. Kekaisaran Romawi tidak bisa
merebut Britania bagian utara karena selalu dikalahkan oleh dua suku
barbar yang dikenal sebagai bangsa Pictish
(bangsa Pictish inilah yang kita kenal sebagai Yakjuj & Makjuj).
Mereka kadang disebut bangsa Kaledonia. Karena tidak bisa
menang atas dua suku barbar di Britania utara, membuat kaisar Hadrian
memerintahkan pembangunan tembok pertahanan besar yang akan
mengkonsolidasikan pertahanan romawi di wilayah Britania sekaligus
tembok tersebut sebagai simbol pemisah antara wilayah Romawi dengan
suku barbar.
Tembok Yakjuj &
Makjuj
Istilah Yakjuj &
Makjuj berasal dari bahasa Arab. Yakjuj berakar kata 'ujaaj'
(أُجَاجٌ) yang berarti mengering
kemudian mengeras, dan satu lagi dari kata 'al ajj' (الْأَجُّ)
yang artinya ketika musuh datang dengan cepat sekali. Adapun Makjuj
berasal dari kata 'maaja' (مَاجَ)
yang berarti goncang. Menurut Abu Hatim, Makjuj memiliki makna
kekacauan.
Pulau britania. Image: Darina Fero (Pinterest) |
Menurut para ulama,
Yakjuj & Makjuj memiliki arti mengering dan mengeras secara
natural. Sifat mereka
dikatakan sangat keras, kasar, biadab, senang berperang, merusak dan
menghancurkan. Yakjuj & Makjuj adalah bangsa barbar yang dikurung
menggunakan tembok terbuat dari besi dan tembaga pada masa Zul
Qarnain. Tembok ini sendiri dibuat oleh Zul Qarnain atas permintaan
suatu kaum yang hidup berdekatan dengan Yakjuj & Makjuj.
Wilayah Romawi di
Britania pada awalnya dihuni oleh bangsa Celtic (Briton & Angle).
Bangsa Romawi berhasil menguasai dan menduduki sebagian besar wilayah mereka. Dengan pembuatan tembok Hadrian, maka sebagian
kecil dari bangsa Celtic tersebut memiliki wilayah kekuasaan terletak di sebelah utara wilayah Romawi.
Bangsa Pictish. Image: Kevin Eoghan (Pinterest) |
Hal ini menjadi
petaka bagi mereka, karena di sebelah utara bangsa Celtic tersebut terdapat bangsa Pictish (dan mungkin juga bangsa Scot) yang memiliki karakteristik Yakjuj &
Makjuj. Ketika Antoninus Pius menjadi kaisar Romawi, mereka mendengar
tentang spirit keadilan dan kemurahan hati dari penguasa Romawi
tersebut. Beberapa perwakilan dari mereka kemudian menemui para
prajurit Romawi yang berada di tembok Hadrian. Walaupun kesulitan
dalam komunikasi dengan para prajurit Romawi (selain perbedaan
bahasa, peradaban bangsa Celtic pada waktu itu masih
sangat terbatas) mereka mengutarakan maksud agar imperium Romawi
berkenan membuatkan tembok yang memisahkan antara mereka dengan
bangsa Pictish. Mereka menyatakan bersedia untuk membayar
dan menyediakan segala keperluan bagi bangsa Romawi.
Al-Quran
menjelaskan hal ini dalam ayat berikut:
Kemudian dia menempuh
suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai
di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua
bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka
berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu
orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami
memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding
antara kami dan mereka?" Dzulkarnain berkata: "Apa yang
telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik,
maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku
membuatkan dinding antara kamu dan mereka. berilah aku
potongan-potongan besi".
Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung
itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)". Hingga
apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata:
"Berilah aku tembaga (yang
mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu". Maka
mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula)
melubanginya. Dzulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat
dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji
Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji
Tuhanku itu adalah benar". [Quran 18: 92-98]
Kaisar
Antoninus Pius menyanggupi permintaan dari Briton dan Angle –
gratis – tanpa dipungut biaya. Tembok atau lebih tepatnya disebut
perbatasan dikenal dengan nama Antonine Wall. Kalau kita melihat map,
lokasi Antonine Wall berada di antara dua perbukitan. Di sebelah utara terdapat perbukitan Ochil dan
Sidiaw. Di sebelah selatan terdapat perbukitan Pentland, Moorfoot,
dan Lammermuir. Antonine Wall memiliki panjang sekitar 63 kilometer, memiliki
tinggi sekitar 3 meter, dan memiliki lebar sekitar 5 meter. Sistem
pertahanan didukung oleh parit yang dalam di sisi utara.
Antonine Wall Map. Image: Wikimedia |
Konstruksi
dimulai pada tahun 142 AD dan membutuhkan waktu sekitar 12 tahun
untuk menyelesaikan bangunan. Jadi tembok perbatasan tersebut selesai dibuat pada tahun 154 AD. Antonine
Wall dilindungi oleh 16 benteng dengan fortlets kecil di antara
mereka. Gerakan pasukan difasilitasi oleh jalan yang saling
menghubungkan satu sama lain dikenal sebagai Jalan Militer.
Hanya
saja, Antonine Wall tidak dibuat dari besi dan tembaga, melainkan
berupa pondasi batu. Lalu bagaimana penjelasan ayat di atas? Ada dua
kemungkinan mengenai penjelasan ayat tersebut. Kemungkinan pertama,
besi dan tembaga dipasang sebagai fitur dan bukan bahan dasar tembok.
Pada bagian rampart atau benteng terdapat beberapa ornamen
yang terbuat dari bahan logam. Dalam ilmu metalurgi
terdapat istilah yang dikenal sebagai peleburan logam, sangat sesuai untuk menjelaskan ayat di atas. Metalurgi pada zaman Romawi identik dengan peralatan dan perlengkapan militer seperti armor dan senjata. Tidak ada dalam catatan sejarah peradaban manapun yang menggunakan metalurgi untuk membuat tembok pertahanan.
Kemungkinan
kedua, kata 'potongan-potongan besi'
tidak dimaknai secara harfiah, melainkan makna kiasan. Hal ini karena
Antonine Wall tidak dibangun oleh kuli ahli bangunan, melainkan oleh
para prajurit Romawi. Istilah 'potongan-potongan besi' dalam hal ini adalah para prajurit Romawi. Jarak yang jauh antara kota Roma menuju pulau
Britania tampaknya menjadi pertimbangan. Hal ini menunjukkan bahwa
para prajurit Romawi yang berada di pulau Britania tersebut ternyata
bukan hanya mahir berperang, mereka juga memiliki skill membuat tembok pertahanan. Mereka masih memakai armor ketika membangun
tembok. Hal itu sangat mengganggu dan merepotkan mereka dalam
bekerja. Walaupun tidak ada bukti, tetapi diperkirakan bahwa bangsa Celtic ikut membantu menyediakan material.
Perlu
diketahui bahwa Antonine Wall bukan sekedar dibuat lalu ditinggal
pergi. Antonine Wall adalah tembok pertahanan yang dijaga setiap hari
oleh para prajurit Romawi. Mereka membangun barak dan beberapa
bangunan lain untuk keperluan mereka. Jumlah pasukan yang berjaga di
benteng tersebut mencapai tujuh ribu personel. Bisa anda bayangkan
berapa biaya pemeliharaan dan biaya lain-lain yang harus dikeluarkan oleh pemerintah
Romawi tiap harinya. Antoninus Pius kemungkinan telah membuat kesepakatan bahwa tembok
tersebut akan tetap melindungi mereka (Briton & Angle) selama
ia masih hidup. Karena bersifat pribadi, Antoninus Pius
tidak memiliki wewenang untuk memaksakan kebijakan tersebut kepada
kaisar Romawi selanjutnya. Hal ini terbukti ketika kaisar Antoninus
Pius wafat tahun 161 AD, penggantinya memerintahkan agar Antonine
Wall dibongkar pada tahun 162 AD. Semua peralatan dan perlengkapan
dikubur atau dimusnahkan agar tidak digunakan oleh bangsa Pictish.
Para prajurit Romawi diminta untuk kembali ke tembok Hadrian.
Hal yang menarik disini
adalah status wilayah antara dua tembok tersebut. Apakah dalam hal
ini mereka memiliki sistem pemerintahan sendiri – semacam wilayah
otonom atau federasi. Atau mereka secara otomatis menjadi bagian dari imperium
Romawi. Tidak ada data yang bisa menjelaskan hal ini.
Sebenarnya
tidak tidak ada sejarawan yang tahu pasti mengenai alasan pembuatan
Antonine Wall di pulau Britania. Termasuk alasan kenapa tembok itu
ditinggalkan setelah kematian kaisar Antoninus Pius. Kebanyakan para
sejarawan berspekulasi bahwa proyek Antonine Wall adalah invasi militer. Tujuannya adalah untuk menaikkan prestise Antoninus Pius (David J. Breeze,
Roman Frontiers in Britain. London: Bloomsbury, 2013). Tetapi fakta sejarah
menyebutkan bahwa Antoninus Pius tidak pernah melakukan ekspansi
wilayah selama dua puluh tiga tahun berkuasa. Dan yang paling penting, jika itu bagian dari invasi militer, kenapa
Romawi hanya bertahan saja di Antonine Wall. [bersambung]