Thursday, October 20, 2016

Mengungkap Sosok Zul Qarnain & Tembok Yakjuj Makjuj (Part 5)

Biasanya kalau mendengar kata kaisar Romawi maka yang ada dalam benak kita adalah sosok yang ambisius, serakah, kejam, haus darah, menindas, dan gambaran buruk lainnya. Antoninus Pius adalah sebuah pengecualian. Selama dua puluh tiga tahun memerintah, ia sangat memperhatikan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Romawi. Pada masa pemerintahannya, kekaisaran Romawi relatif tenang dan damai (Bury, pg. 525).

Kuil Antoninus & Faustina. Image: Wikimedia
Kaisar membangun kuil, teater, dan mausoleum, mempromosikan seni dan ilmu pengetahuan. Gelar kehormatan dan support finansial diberikan pada guru retorika dan filsafat. Antoninus membuat beberapa perubahan awal ketika ia menjadi kaisar, membuang banyak kebijakan yang diterapkan oleh kaisar Hadrian. Antoninus dianggap sebagai administrator terampil dan sebagai pembangun. Meskipun banyak melakukan pembangunan – akses gratis untuk air minum diperluas dengan pembangunan saluran air, tidak hanya di Roma, tetapi di seluruh Kekaisaran, serta jembatan dan jalan, Kaisar masih berhasil meninggalkan harta yang cukup besar bagi publik sekitar dua setengah juta sestertium (mata uang Romawi). Dalam sejarah panjang kekaisaran Romawi, tidak ada kaisar lain yang mampu melakukan pencapaian yang sama.

Antoninus Pius juga terkenal menangguhkan pemungutan pajak dari wilayah yang terkena bencana alam, seperti ketika kebakaran melanda Roma dan Narbona, dan ketika gempa bumi mengguncang Rhodes dan Provinsi Asia. Dia menawarkan hibah keuangan dalam jumlah besar besar untuk membangun kembali dan pemulihan berbagai kota-kota Yunani setelah dua gempa bumi yang serius. Gempa pertama, sekitar tahun 140 AD, mengguncang sebagian besar Rhodes dan pulau-pulau lainnya. Gempa kedua, sekitar tahun 152 AD, mengguncang Cyzicus, Ephesus dan Smirna. Bantuan keuangan Antoninus membuatnya mendapatkan pujian oleh para penulis Yunani seperti Aelius Aristides dan Pausanias (E.E. Bryant, The Reign of Antoninus Pius. Cambridge University Press: 1895, pages 45/46 and 68).

Koin Antoninus. Image: Wikimedia
Di wilayah dimana ilmu pengetahuan berkembang seperti Yunani, Antoninus lihai mendekatkan dirinya dengan kaum intelektual lokal. Filsuf, guru sastra, retorika dan dokter secara eksplisit dibebaskan dari tugas-tugas yang melibatkan pengeluaran pribadi untuk tujuan sipil. Antoninus juga menyediakan sarana pendidikan untuk pengajaran retorika di Athena.

Dalam hal penegakan hukum, Antoninus mengambil minat besar dalam revisi dan praktek hukum di seluruh kekaisaran. Dia meminta masyarakat setempat menyesuaikan prosedur hukum mereka dengan norma-norma yang ada di kota Roma. Dalam kasus mengenai tindakan represif terhadap penjahat oleh petugas keamanan setempat ("irenarchs") di Asia Kecil, Antoninus memerintahkan petugas tersebut tidak harus memperlakukan tersangka secara semena-mena. Kaisar juga meminta petugas menyimpan salinan rinci interogasi mereka, untuk digunakan dalam kemungkinan banding ke gubernur Romawi (Clifford Ando, Imperial Rome AD 193 to 284: The Critical Century. Edinburgh University Press, 2012). Meskipun Antoninus bukan inovator, ia tidak akan selalu mengikuti surat mutlak hukum. Ia lebih mengutamakan prinsip kemanusiaan dan kesetaraan; memperkenalkan banyak prinsip baru ke dalam hukum berdasarkan gagasan ini.

Gelas Romawi berada di Kekaisaran China. Image: Wikimedia
Bukan hanya masyarakat sipil, Antoninus juga memfasilitasi pemberian hak suara untuk budak. Ia akan menghukum pembunuhan terhadap budak oleh tuannya tanpa pengadilan sebelumnya. Kaisar juga menetapkan bahwa budak bisa dijual paksa ke majikan lain (yang memiliki perilaku baik) dalam kasus penganiayaan yang terus menerus (Anastasia Serghidou, ed. Fear of slaves, fear of enslavement in the ancient Mediterranean. Presses Univ. Franche-ComtĂ©, 2007). Kaisar menjunjung tinggi martabat wanita, melarang memperkerjakan mereka dalam prostitusi. Penggunaan penyiksaan dalam memeriksa budak telah dikurangi dalam batasan-batasan tertentu. Larangan untuk melakukan penyiksaan untuk anak di bawah empat belas tahun, meskipun aturan ini memiliki pengecualian – Hal ini karena usia dan gender kadang disalahgunakan terkait dengan hukum.

Antoninus Pius adalah Kaisar Romawi yang diakui hingga wilayah India. Para raja dari India, Bactrian dan Hyrcanian semua mengirim duta besar ke Roma. Mereka semua sudah mendengar tentang spirit keadilan dan kemurahan hati sang kaisar. Bahkan sejarah mencatat bahwa sifat negarawan Antoninus Pius sampai ke wilayah China. Kekaisaran China juga mengirim duta besar mereka. Mereka membawa hadiah berupa cula badak, gading dan kulit kura-kura. Teks secara khusus menyatakan bahwa itu adalah untuk pertama kalinya telah terjadi kontak langsung antara dua kerajaan.

Mausoleum Hadrian. Image: Wikimedia
Ketika Antoninus Pius telah berumur 70 tahun kesehatannya sudah memburuk. Dua hari sebelum kematiannya, Antoninus menyempatkan berada di makam leluhurnya di Lorium, wilayah Etruria, sekitar 19 km dari Roma. Dia makan keju Alpine saat makan malam dengan lahap. Tetapi menjelang malam ia muntah; kemudian demam hari berikutnya. Sehari setelah itu, tanggal 7 Maret 161 AD, ia memanggil dewan kekaisaran, menyerahkan tampuk pemerintahan kepada Marcus Aurelius. Kaisar menutup matanya di tempat tidur, dan meninggal. Jasadnya dimakamkan di Mausoleum Hadrian. Wallahu a'lam.