Biasanya
kalau mendengar kata kaisar Romawi maka yang ada dalam benak kita
adalah sosok yang ambisius, serakah, kejam, haus darah, menindas, dan
gambaran buruk lainnya. Antoninus Pius adalah sebuah pengecualian.
Selama dua puluh tiga tahun memerintah, ia sangat memperhatikan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Romawi. Pada masa
pemerintahannya, kekaisaran Romawi relatif tenang dan damai (Bury,
pg. 525).
Kaisar
membangun kuil, teater, dan mausoleum, mempromosikan seni dan ilmu
pengetahuan. Gelar kehormatan dan support finansial diberikan pada
guru retorika dan filsafat. Antoninus membuat beberapa perubahan awal
ketika ia menjadi kaisar, membuang banyak kebijakan yang diterapkan
oleh kaisar Hadrian. Antoninus dianggap sebagai administrator
terampil dan sebagai pembangun. Meskipun banyak melakukan pembangunan
– akses gratis untuk air minum diperluas dengan pembangunan saluran
air, tidak hanya di Roma, tetapi di seluruh Kekaisaran, serta
jembatan dan jalan, Kaisar masih berhasil meninggalkan harta yang
cukup besar bagi publik sekitar dua setengah juta sestertium (mata
uang Romawi). Dalam sejarah panjang kekaisaran Romawi, tidak ada
kaisar lain yang mampu melakukan pencapaian yang sama.
Antoninus
Pius juga terkenal menangguhkan pemungutan pajak dari wilayah yang
terkena bencana alam, seperti ketika kebakaran melanda Roma dan
Narbona, dan ketika gempa bumi mengguncang Rhodes dan Provinsi Asia.
Dia menawarkan hibah keuangan dalam jumlah besar besar untuk
membangun kembali dan pemulihan berbagai kota-kota Yunani setelah dua
gempa bumi yang serius. Gempa pertama, sekitar tahun 140 AD,
mengguncang sebagian besar Rhodes dan pulau-pulau lainnya. Gempa
kedua, sekitar tahun 152 AD, mengguncang Cyzicus, Ephesus dan Smirna.
Bantuan keuangan Antoninus membuatnya mendapatkan pujian oleh para
penulis Yunani seperti Aelius Aristides dan Pausanias (E.E. Bryant,
The Reign of Antoninus Pius. Cambridge University Press: 1895, pages
45/46 and 68).
Koin Antoninus. Image: Wikimedia |
Di
wilayah dimana ilmu pengetahuan berkembang seperti Yunani, Antoninus
lihai mendekatkan dirinya dengan kaum intelektual lokal. Filsuf, guru
sastra, retorika dan dokter secara eksplisit dibebaskan dari
tugas-tugas yang melibatkan pengeluaran pribadi untuk tujuan sipil.
Antoninus juga menyediakan sarana pendidikan untuk pengajaran
retorika di Athena.
Dalam
hal penegakan hukum, Antoninus mengambil minat besar dalam revisi dan
praktek hukum di seluruh kekaisaran. Dia meminta masyarakat setempat
menyesuaikan prosedur hukum mereka dengan norma-norma yang ada di
kota Roma. Dalam kasus mengenai tindakan represif terhadap penjahat
oleh petugas keamanan setempat ("irenarchs") di Asia
Kecil, Antoninus memerintahkan petugas tersebut tidak harus
memperlakukan tersangka secara semena-mena. Kaisar juga meminta
petugas menyimpan salinan rinci interogasi mereka, untuk digunakan
dalam kemungkinan banding ke gubernur Romawi (Clifford Ando, Imperial
Rome AD 193 to 284: The Critical Century. Edinburgh University Press,
2012). Meskipun Antoninus bukan inovator, ia tidak akan selalu
mengikuti surat mutlak hukum. Ia lebih mengutamakan prinsip
kemanusiaan dan kesetaraan; memperkenalkan banyak prinsip baru ke
dalam hukum berdasarkan gagasan ini.
Gelas Romawi berada di Kekaisaran China. Image: Wikimedia |
Bukan
hanya masyarakat sipil, Antoninus juga memfasilitasi pemberian hak
suara untuk budak. Ia akan menghukum pembunuhan terhadap budak oleh
tuannya tanpa pengadilan sebelumnya. Kaisar juga menetapkan bahwa
budak bisa dijual paksa ke majikan lain (yang memiliki perilaku baik)
dalam kasus penganiayaan yang terus menerus (Anastasia Serghidou, ed.
Fear of slaves, fear of enslavement in the ancient Mediterranean.
Presses Univ. Franche-Comté, 2007). Kaisar menjunjung tinggi
martabat wanita, melarang memperkerjakan mereka dalam prostitusi.
Penggunaan penyiksaan dalam memeriksa budak telah dikurangi dalam
batasan-batasan tertentu. Larangan untuk melakukan penyiksaan untuk
anak di bawah empat belas tahun, meskipun aturan ini memiliki
pengecualian – Hal ini karena usia dan gender kadang disalahgunakan
terkait dengan hukum.
Antoninus
Pius adalah Kaisar Romawi yang diakui hingga wilayah India. Para raja
dari India, Bactrian dan Hyrcanian semua mengirim duta besar ke Roma.
Mereka semua sudah mendengar tentang spirit keadilan dan kemurahan hati sang kaisar. Bahkan sejarah mencatat
bahwa sifat negarawan Antoninus Pius sampai ke wilayah China.
Kekaisaran China juga mengirim duta besar mereka. Mereka membawa
hadiah berupa cula badak, gading dan kulit kura-kura. Teks secara
khusus menyatakan bahwa itu adalah untuk pertama kalinya telah
terjadi kontak langsung antara dua kerajaan.
Ketika
Antoninus Pius telah berumur 70 tahun kesehatannya sudah memburuk.
Dua hari sebelum kematiannya, Antoninus menyempatkan berada di makam
leluhurnya di Lorium, wilayah Etruria, sekitar 19 km dari Roma. Dia
makan keju Alpine saat makan malam dengan lahap. Tetapi menjelang
malam ia muntah; kemudian demam hari berikutnya. Sehari setelah itu,
tanggal 7 Maret 161 AD, ia memanggil dewan kekaisaran, menyerahkan tampuk pemerintahan kepada Marcus Aurelius. Kaisar menutup
matanya di tempat tidur, dan meninggal. Jasadnya dimakamkan di
Mausoleum Hadrian. Wallahu a'lam.