Semut termasuk hewan yang
paling sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Semut
menguasai hampir seluruh bagian tanah di bumi. Hanya di beberapa
tempat seperti di Islandia, Greenland, dan Hawaii, mereka tidak
menguasai daerah tesebut. Beberapa jenis semut sangat dikenal oleh
manusia karena hidup bersama-sama dengan manusia. Misalnya seperti
seperti semut hitam, semut besar, semut merah, dan semut rangrang.
Hewan ini memiliki lebih dari 12.000 jenis (spesies), sebagian besar
hidup di kawasan tropika. Sebagian besar semut dikenal sebagai
serangga sosial, dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur
beranggotakan ribuan semut per koloni.
Semut Myrmica. Image: Wikimedia |
Para ilmuwan selama ini
hanya tahu bahwa semut menggunakan berbagai bahan kimia kecil yang
dikenal sebagai feromon untuk berkomunikasi. Mungkin contoh yang
paling klasik adalah jejak feromon saat mereka berjalan. Mereka
berbaris rapi mengikuti jejak ini. Semut juga menggunakan feromon
untuk mengidentifikasi sarang mereka. Karena komunikasi kimiawi ini
begitu umum dan kompleks, para peneliti percaya bahwa ini adalah
satu-satunya cara semut berbagi informasi.
Sekarang, para peneliti
mengamati bahwa beberapa genus semut, seperti Myrmica, yang terdiri
dari lebih 200 spesies yang beragam ditemukan di seluruh Eropa dan
Asia, mampu membuat suara. Jenis semut ini memiliki tonjolan khusus di
sepanjang perut mereka. Untuk menghasilkan suara, semut menggosok
tonjolan tersebut dengan salah satu kaki belakang mereka, mirip
dengan menyeret sisir rambut sepanjang tepi meja. Penelitian
menunjukkan bahwa suara ini
berfungsi terutama sebagai alarm darurat,
yang memungkinkan semut untuk berteriak minta tolong ketika sedang
terancam oleh predator (bahaya).
Dalam Al-Quran kita akan
menemukan keterangan mengenai hal ini dalam ayat berikut:
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. [Quran 27: 18]
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. [Quran 27: 18]
Nabi Sulaiman a.s diberi
keistimewaan oleh Allah yaitu dapat mendengar dan memahami bahasa
binatang. Jadi, dalam ayat di atas, semut tersebut tidak
berbicara dengan bahasa manusia. Semut memiliki suara khas, seperti
dalam video berikut:
Semut bukanlah makhluk
tanpa kecerdasan sama sekali seperti anggapan kebanyakan manusia.
Sama seperti manusia, semut ternyata adalah makhluk
yang rasional. Sebuah penelitian bahkan menunjukkan bahwa
mereka dapat menyelesaikan tugas secara rasional, sama seperti manusia. Mereka memiliki
sejumlah referensi dalam mencari makanan, pasangan, dan sarang tempat
tinggal. Semut memiliki logika mereka sendiri dalam berkomunikasi di
antara mereka namun manusia tidak mengerti bahasa mereka. Wallahu
a'lam.