Saturday, March 5, 2016

Zaitun Sebagai Minyak Dan Bahan Makanan

Thursina merupakan pegunungan yang memiliki arti sangat penting dalam Al-Quran karena berhubungan dengan kisah Nabi Musa. Di gunung ini banyak tumbuh buah zaitun yang sangat terkenal karena menurut sejarah digunakan sebagai bahan masakan oleh bani Israel (kaum Nabi Musa a.s). Selain sebagai makanan, minyak ini juga berguna untuk penerangan, korban persembahan, dan mengurapi.

Pegunungan Sinai. Image: Wikimedia
Bagi bani Israel sendiri, Pohon zaitun merupakan salah satu sumber daya alam yang paling penting. Tanaman ini sangat cocok dengan iklim dan tanah dari dataran tinggi dan perbukitan. Minyak zaitun lebih serbaguna dan tahan lama dibandingkan dengan minyak dari tanaman lain, seperti wijen.

Al-Quran memberikan keterangan mengenai hal ini dalam ayat berikut:

Dan pohon kayu ke luar dari Thursina (pohon zaitun), yang menghasilkan minyak, dan menjadi kuah bagi orang-orang yang makan. [Quran 23: 20]

Tanaman ini sendiri sudah digunakan untuk menghasilkan minyak sejak zaman perunggu. Walaupun demikian, baru pada periode Romawi diperkenalkan teknik untuk menghilangkan kepahitan alami mereka dan membuat mereka dapat dimakan sebagai makanan, yaitu dengan menggunakan air garam.

Panen buah ini dilakukan pada akhir musim panas. Sebagian diproses menjadi minyak dengan melembekkan buah zaitun, memisahkan minyak dari daging. Pada periode awal zaman besi, ini dilakukan dengan menginjak zaitun di cekungan batu, atau dengan mortar atau batu pada lempengan datar. Pada periode akhir zaman besi, pengenalan balok penekan memungkinkan pengolahan zaitun dalam skala besar.

Buah Zaitun. Image: PolluxWorld
Penemuan banyak balok penekan di berbagai lokasi menunjukkan bahwa produksi minyak zaitun sangat berkembang di wilayah bani Israel. Pusat produksi minyak yang berasal dari abad ke-7 sebelum masehi ditemukan di Ekron, kota Filistin. Di kota ini terdapat lebih dari seratus balok penekan zaitun. Ekron tampaknya menjadi pusat produksi minyak zaitun paling lengkap dari zaman kuno yang pernah ditemukan. Hal ini menunjukkan bahwa bani Israel adalah produsen utama minyak zaitun bagi warganya serta untuk wilayah lain, seperti Mesir dan terutama Mesopotamia.

Pada zaman modern, kuliner yang menggunakan buah zaitun telah berkembang dengan lebih banyak pilihan sesuai selera. Buah zaitun tidak hanya menjadi menu utama, tetapi juga disajikan dalam konsep lain seperti makanan ringan, hidangan pembuka & camilan, lauk pauk, makanan pencuci mulut, kue, minuman dan koktail. Wallahu a'lam.